Beranda / Rumah Tangga / AMBISI IBU MERTUA / Bab 24: Isi hati yang mulai terbongkar.

Share

Bab 24: Isi hati yang mulai terbongkar.

Penulis: Putrisyamsu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-10 23:39:01

Bab 24 : Isi hati yang mulai terbongkar.

“Kenalkan, Pak Yudi, ini suami saya, Bang Wanda,” ujar Nadya mengenalkan suaminya pada Pak Yudi.

“Bang Wanda yang membuat kusen pintu di tempat Pak Asnawi, bukan?” tanya Pak Yudi saat mereka hendak bersalaman. Mendengar ucapan Pak Yudi Wanda memandangi wajah pria di depannya.

“Beberapa bulan yang lalu saya memesan kusen dari tempat Pak Asnawi, dan yang mengantarkan ke rumah saya abang sendiri,” terang Pak Yudi ketika ia melihat Wanda mengerutkan kening.

“Yang di jalan Pelita itu, ya?. Kalau tidak salah, kemarin yang menerima kusen itu perempuan, bukan laki-laki,” ujar Wanda merasa bingung.

“Itu istri saya. Saat itu saya melihat abang dari balik jendela, saya tidak bisa keluar karena sedang mengaduk roti,” terangnya.

“Ooo…” Wanda mengangguk-angguk, saat itu pula matanya melihat dua amplop berwarna coklat diatas meja, membuat ia menjadi sangat penasaran dengan maksud kedatangan pria ini. N
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 39: Mak Onah berhasil menguasai Wanda.

    Bab 39: Mak Onah berhasil menguasai Wanda. Wajah Mak Onah pucat pasi seperti orang melihat hantu. Ia sangat terkejut melihat benda itu telah ditemukan oleh Wanda. Wanita tua itu menggigil rasa takut seketika menyeruak dihatinya. Ia takut jika Wanda curiga padanya. “Mati aku. Apa Wanda sedang mencurigai aku?” gumam Mak Onah dalam hati. Baru saja tadi hatinya bersorak penuh kemenangan karena merasa usahanya berhasil, namun kali ini ia kembali merasa ragu dengan kemampuan Pak Rusdi. Sedangkan Wanda menganggap keterkejutan dan ketakutan ibunya itu karena melihat benda didepannya. “Aku menemukannya di bawah tempat tidur. Mamak tahu ini apa?” Tanya Wanda. Meskipun Paman Soleh sudah menerangkan dengan sangat jelas, tapi lelaki itu tetap tidak percaya. Bahkan kali ini ia berharap Mak Onah sepemikiran dengannya. Mak Onah tidak menjawab pertanyaan Wanda. Ia bingung harus berbuat apa. Ia juga takut jika ia salah bicara. Bisa-bisa Wanda akan

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 38: Kemenangan Mak Onah.

    Bab 38 : Kemenangan Mak Onah. “Baik, saya bersedia untuk dirukiyah. Semoga ini bisa membuktikan jika saya benar-benar sudah terpengaruh oleh guna-guna yang dibuat oleh istri saya.” Dengan mantap Wanda menerima tantangan dari mereka. Wanda duduk bersila membelakangi paman Soleh. Sementara dua saudara dan kakak iparnya menatapnya dengan perasaan tegang. Paman Soleh mulai membaca ayat Al quran. Entah surat apa yang dibacanya tidak satupun diantara mereka yang tahu. Mereka hanya mematung mendengar dan menyaksikan. Sudah lebih sepuluh menit orang tua itu membaca Ayat alquran Wanda malah tertidur bahkan mendengkur. Bukan seperti orang yang mereka lihat saat datang tadi. “Eh, Danur, kenapa Wanda malah tertidur sampai mendengkur seperti itu?” bisik Feri heran. “Iya, Danur. Aku penasaran, dia memang di guna-guna atau tidak, sih?” tanya Rina pula dengan berbisik “Entahlah, Kak. Aku tidak tahu. Kenapa dia bisa tert

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 37: Wanda tidak percaya dengan yang dikatakan Paman Soleh.

    Bab 37 : Wanda tidak percaya dengan yang dikatakan Paman Soleh. Tidak sampai memakan waktu tiga puluh menit dengan menggunakan mobil milik Danur mereka tiba di rumah paman soleh. Rumah besar itu tidak begitu terlihat jelas oleh temaramnya cahaya lampu. Saat menginjakkan kaki di depan pintu, dari dalam terdengar suara jeritan seseorang diiringi suara lelaki tua membaca ayat-ayat Alquran. Karena penasaran Feri dan Rina menjulurkan kepala dipintu untuk melihat apa yang terjadi di dalam. Seorang lelaki tua berjenggot duduk menghadapi lelaki muda yang terbaring sambil meronta-ronta dan berteriak. Juga tiga orang lelaki lainnya duduk bersandar di dinding. “Ayo masuk,” ajak Danur. Mereka mngucapkan salam hampir bersamaan. Hanya beberapa orang yang menjawab salam mereka, sedang lelaki tua berjenggot yang berada di tengah ruangan terus saja melantunkan ayat-ayat al-quran. Sementara tangannya masih memegangi kening lelaki muda yang terbari

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 36: Isi jimat itu membuat Wanda hilang kendali.

    Bab 36 ; Isi jimat itu membuat Wanda hilang kendali. “Jimat,” Gumam Wanda. Matanya terbelalak menatap benda itu. “Apa mungkin selama ini yang dituduhkan mamak ada hubungannya dengan benda ini?” Melihat benda itu hati Wanda langsung berpikir yang tidak-tidak. Dirinya yang sudah tidak peduli dengan tuduhan Mak Onah pada istrinya kini berubah “Iya. Aku yakin ini pasti kerjaan Nadya. Kalau bukan dia siapa lagi? Tidak ada orang luar yang berani masuk ke kamar ini.” Dengan perasaan tidak menentu Wanda memasukan jimat yang kemarin diletakkan Mak Onah di bawah tempat tidurnya ke dalam plastik. Tanpa berpikir panjang ia kembali ke rumah Feri. Berharap saudaranya itu memberi jalan keluar. “Bang, benar dugaan mamak selama ini. Ternyata Nadya memang mengguna-gunai aku, agar aku tunduk dengan semua keinginannya.” ucap Wanda yang tidak tahan menahan beban di hatinya, begitu tiba di rumah Feri. “Jangan asal bicara kamu, Wanda,” Ujar

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 35: Berita dari kampung.

    Bab 35: Berita dari kampung. Wanda melirik kearah Mak Onah yang berdiri di teras. Tatapannya begitu tajam. Membuat Mak Onah salah tingkah. Merasa dicurigai oleh Wanda wanita tua itu berusaha menghindar. Perlahan seolah tidak terjadi apa-apa Mak Onah melangkah kearah pintu. Tunggu, Mak!” seru Wanda. Ia berjalan kearah Mak Onah yang tiba-tiba mematung. Sementara jantungnya berdegup dengan kencang. Hening. Tak ada yang bersuara. Wanda tidak langsung bertanya pada ibunya. Ia malah menatap tajam wanita tua di hadapannya. Berusaha mendapatkan keterangan dari mimik wajahnya maupun bahasa tubuh perempuan tua itu. “Sejak kapan Mak Cik Nasrul datang kesini?” tanya Wanda. Tapi bagi Mak Onah pertanyaan itu tak ubahnya bagai peluru senapan yang memberondong kearahnya. Karena telah memberikan surat tanah warisan suaminya pada Pak Nasrul tanpa lebih dulu berunding dengan anak-anaknya tiba-tiba membuat hatinya didera rasa takut. “Dia han

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 34: Rayuan maut Pak Nasrul.

    Bab 34 : Rayuan maut Pak Nasrul. “Apa maksudmu bicara seperti itu, Nasrul?” tanya Mak Onah. Mak Onah sengaja tidak menatap wajah adiknya secara langsung, tapi sudut mata dan telinganya terus mengawasi gerak-gerik lelaki itu. “Kamu kan tahu anak-anakmu tidak suka padaku. Aku tidak mau saja mereka berpikir yang tidak-tidak dengan kedatanganku ini.” Sambil berbicara Pak Nasrul berkali-kali melirik ke arah rumah Wanda dari kaca jendela. “Salah kamu sendiri,” ucap Mak Onah sinis. Sementara matanya terus mengawasi gerak-gerik lelaki di hadapannya, hati perempuan itu pun bertanya-tanya. Apa sebenarnya maksud dan tujuan Pak Nasrul datang menemuinya. Karena sudah hampir lima tahun dia tidak pernah mendengar kabar lelaki itu. “Itu dulu, Kak. Sekarang aku sudah tobat. Malahan sekarang aku bekerja di perusahaan Travel Umroh dan naik haji,” ujar Pak Nasrul dengan mimik serius. “Betul itu, Nasrul?” tanya Mak Onah. Meski adiknya memperliha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status