Share

GHOST

Kecelakaan yang tak di sengaja menimpaku beberapa saat lalu, aku tidak menyangka akan mengalami kecelakaan dan harus meninggalkan adik kesayanganku sendirian. Tapi, tidak lama setelah aku pergi. Aku senang dan merasa aman, setelah seseorang datang menemani May. Aku Tan, kakak May. Aku senang ketika Ares tak sengaja bertemu May. Dia malaikat yang baik, baik sekali. Aku tidak menduga, sekarang aku berwujud seperti ini. Michael, malaikat maut itu membantuku kembali bertemu May. Ternyata, setelah aku kembali aku membuat May dan Ares sangat terkejut.

"Apa kau merindukanku?" Tanyaku pada May begitu May masuk kamarnya. Michael sengaja membawaku ke kamar May.

May sangat terkejut begitu melihatku, dia tidak bergeming dan tidak menjawab pertanyaanku.

"May?" Panggilku, aku mengibas-ngibaskan tanganku di depan mukanya.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Pasti kau merindukanku, kan?"

Masih belum ada jawaban dari May dan aku paham kenapa dia seperti ini. Saat usahaku sia-sia untuk menyadarkan May dari lamunannya, aku memilih diam. Tidak lama aku diam, aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamar May dan memanggil namanya. Itu Ares. Aku hafal suaranya, walaupun aku belum pernah bertemu secara langsung dengannya.

Tidak lama kemudian, Ares datang bersama Michael. Ekspresinya sama terkejut seperti May. Aku ingin menyapanya lebih awal, tetapi Ares sedang berbicara dengan Michael dan juga May. Setelah beberapa menit, Ares pun diam. Kita semua berada dalam keheningan. Keheningan yang sesungguhnya. Michael sepertinya memilih untuk pergi. Aku pun memberanikan diri untuk menyapa Ares.

"Hai Ares, aku senang melihatmu secara langsung. Apa kau juga senang melihatku?"

Ares tidak menjawabnya. Namun, aku mendengar seseorang memanggilku dengan lirih. Itu May. Akhirnya May memanggilku.

"Kak Tan?" Panggilnya lirih.

"Iya May, Kakak di sini." Sahutku.

"Kakak kembali? Aku tidak sedang bermimpi kan?" May mulai memberanikan diri mendekatiku.

"Kakak kembali, May. Ini Kakak."

May berlari ke arahku dan memelukku erat. Tidak membuang waktu, aku pun membalas pelukannya tidak kalah erat. Aku tidak bisa berbohong, aku sangat merindukannya.

"Kak, aku merindukanmu." Bisiknya.

"Kakak juga merindukanmu, sangat merindukanmu."

"Aku senang kakak kembali."

"Begitukah? Berterima kasihlah pada Ares."

"Untuk?" Tanya May bingung.

"Untuk semuanya. Ares selalu membantumu bukan?"

"Selalu, Ares selalu membantuku."

"Kalau begitu kau harus berterima kasih kepadanya."

"Baik."

Aku tersenyum melihat May mengikuti keinginanku untuk berterima kasih pada Ares. Ares masih berdiri di tempatnya yang tadi.

"Ares, terimakasih untuk semuanya."

"Terimakasih kembali, May."

"Ares, terimakasih telah menjaga May untukku dan juga telah membuatku kembali." Ujarku.

"Sama-sama, Tan. Aku bahagia melihat kalian bahagia."

"Kau memang malaikat baik, Ares." Aku tersenyum ke arah Ares dan dibalas olehnya.

"Tunggu sebentar, katanya kau tidak bisa mendatangkan Kak Tan. Bagaimana caranya Kak Tan datang karenamu?" Tanya May pada Ares.

"Aku memang tidak bisa mendatangkannya." Jawab Ares.

"Ares selalu berdoa setiap malam untukmu dan doa malaikat selalu di dengar oleh Tuhan. Ares bahkan tidak tahu, kakak di bawa malaikat maut kembali ke sini dalam wujud hantu begini." Timpalku.

"Kakak kenapa dalam wujud hantu? Kenapa tidak kembali seperti semula? Seperti Kak Tan yang dulu."

"Itu semua juga karena Ares. Tapi, kakak setuju. Karena orang mati tidak mungkin hidup kembali kan? Ares berdoa supaya kakak datang dalam wujud seperti ini."

"Aku mengerti. Lalu, kemana malaikat maut itu? Sedari tadi aku tidak melihatnya." May celingukan mencari keberadaan malaikat maut itu.

"Michael sudah pergi saat kita terkejut tadi." Jawab Ares.

"Benar sekali. Kenapa kalian begitu terkejut saat melihatku?" Tanyaku.

"Karena orang mati tidak bisa hidup kembali dan sudah pasti aku terkejut melihat hantu kakakku sendiri." Ucap May.

"Benar juga, ya sudah sekarang tidurlah. Ini sudah larut malam. Kita lanjutkan besok ngobrolnya." Tuturku.

"Siap, kalian keluarlah dari kamarku." Suruh May.

Aku dan Ares pun keluar dari kamar May. Sampai di dekat pintu kamarku, Ares berhenti dan sepertinya enggan untuk membuka pintu.

"Tan, kembalilah ke kamarmu. Aku akan tidur di ruang tengah." Ujar Ares.

Ares berjalan akan pergi, namun aku mencegahnya. Aku tidak akan membiarkan Ares tidur di ruang tengah. Aku akan sangat merasa bersalah dan aku juga tidak mau menjadi orang yang tidak tahu terimakasih.

"Pakailah kamarku. Aku akan tidur di mana pun yang aku mau nanti. Aku belum mengantuk, jadi tidurlah."

"Baiklah, jika itu maumu. Terimakasih."

"Sama-sama, masuklah. Aku ingin berkeliling, aku sangat merindukan tempat ini."

Setelah aku mengatakan itu, Ares pun masuk ke dalam kamar dan Aku memutuskan untuk berkeliling apartemen tempat tinggalku dan May.

Aku melihat foto-foto masih sama seperti dulu, tertata rapi. Aku mengambil satu foto di situ ada kami dan orang tua kami. Ayah dan Ibu meninggal ketika aku dan May masih remaja. Sejak saat itu kami tidak memiliki siapa-siapa, bahkan teman pun tidak punya.

"Ayah, Ibu. Tan minta maaf tidak bisa menjaga May lebih lama. Tapi, ada malaikat yang selalu menjaga kami." Lirihku.

.

.

.

To Be Continue...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status