Share

ANGEL (4)

Tidak lama kemudian, May datang dengan membawa dua mangkuk berisi sop ayam.

"Ini makanlah. Aku mau mengambil nasi dulu." Ujarnya.

"Aku akan menunggumu, kita makan bersama."

"Baiklah kalau itu maumu."

May kembali ke dapur untuk mengambil nasi dan aku menunggunya di ruang makan.

"Ini nasinya. Ayo makan." Ajaknya.

"Ayooo, aku sudah lapar." Ujarku terkekeh.

Aku mulai menyuapkan sesendok sop ayam ke dalam mulutku dan rasanya luar biasa lezat. Aku sangat menyukainya.

"May, ini lezat sekali. Aku suka." Ucapku girang.

"Kalau kau suka, habiskan." May tersenyum ke arahku.

"Pasti."

Aku menyantap sop ayam itu dengan lahap sampai habis tak tersisa. Setelah selesai makan sop ayam, aku melihat May kembali ke dapur lagi dan membawa sesuatu dari kulkas.

"Apa itu, May?" Tanyaku begitu May duduk kembali.

"Dessert."

"Dessert? Makanan?"

"Iya, rasanya manis. Aku punya es krim. Ini, makanlah." May memberiku makanan yang katanya manis itu.

Aku menerimanya dan mulai memakannya, rasanya manis dan dingin. Enak sekali. Aku lebih menyukainya daripada sop ayam dan obat pahit tadi.

"Manis. Enak sekali. Ini rasa apa?" Aku sangat antusias.

"Itu rasa vanila, aku senang kau menyukainya." Ujarnya tersenyum.

"Apapun yang kau berikan pasti aku menyukainya."

"Kau ini, kau mengingatkanku pada Kak Tan."

"Aku tidak bermaksud membuatmu sedih, May." Ucapku lesu.

"Tidak apa-apa, aku tidak sedih. Aku hanya teringat Kak Tan."

"May?" Panggilku.

"Apa?"

"Aku minta maaf karena tidak bisa membantumu untuk bertemu Tan lagi."

"Kau tidak perlu meminta maaf, lagian itu juga bukan tugasmu. Tadi kau sudah membantuku dari dua orang lelaki brengsek itu."

"Terimakasih."

"Aku yang harusnya berterima kasih padamu, Ares."

"Hm baiklah, sama-sama."

Begitulah, hari demi hari kulewati untuk menemani May menjalani hidupnya setelah kepergian Tan. Sampai saat ini tepat 2 bulan dan aku tidak bisa mendatangkan Tan untuk May.

Sekarang aku berada di kamar Tan, setelah makan malam dan mengobrol seperti biasa tadi aku merasa lelah. Aku kasihan melihat May seperti itu. Setiap hari, aku selalu berdoa untuk May. Semoga saja Tuhan mendengarku, aku ingin Tan bertemu May walaupun tidak dengan wujud seperti dulu.

"Tuhan, bantulah hambamu ini. Pertemukan Tan dengan May lagi. Aku tahu itu tidak mungkin. Aku tidak meminta Tan hidup kembali, aku ingin Tan mendatangi May walaupun tidak dengan wujud seperti dulu. Tuhan, utuslah malaikatmu untuk membantu May. Aamiin."

Setelah selesai dengan doaku setiap malam, aku pun memutuskan untuk tidur. Namun, tiba-tiba ada sesuatu mengejutkanku. Aku sangat terkejut melihatnya. Aku melihat malaikat di depanku.

"Lama tidak bertemu, Ares." Sapanya.

"Kau? Michael?"

"Iya, aku Michael."

"Sedang apa kau di sini?" Tanyaku bingung.

"Aku sedang membantumu." Jawabnya.

"Membantuku? Membantu apa?"

"Menjawab doamu setiap malam untuk May."

"APA?! Bagaimana bisa?!" Aku terkejut.

"Tentu saja, kau lupa siapa aku?"

"Tentu saja tidak, malaikat tidak pernah lupa."

"Itu kau tahu."

"Lalu, kenapa kau mendatangiku?" Tanyaku.

"Aku akan membantumu kembali ke surga."

"Untuk saat ini sepertinya aku belum ingin kembali, Aku masih ingin tetap di sini menemani May."

"Jika kau terlalu lama di sini, kau akan menjadi manusia nanti."

"Beri aku waktu, Michael."

"Baiklah, terserah kau saja."

"Oh iya, kau tidak ingin ke kamar May?" Tanyanya padaku.

"Untuk apa aku ke sa-" Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, aku sudah teringat sesuatu.

Aku berlari ke kamar May, meninggalkan Michael sendirian di kamar Tan.

"Ares, Kau meninggalkanku!" Teriak Michael yang berhasil mengejarku.

"Aku minta maaf." Kataku dan terus berjalan ke arah kamar May.

Sampai di depan pintu kamar May, aku mengetuk pintunya, dan tidak mendapatkan jawaban sama sekali.

"May?" Panggilku.

"Mungkin dia sedang terkejut." Celetuk Michael.

"Ini semua karenamu, tentu saja dia pasti terkejut."

"Aku hanya menjalankan perintah dan menjawab doamu."

Aku tidak mempedulikan Michael aku terus mengetuk pintu kamar May dan memanggil namanya. Masih tidak ada jawaban, aku pun membuka pintu ternyata pintunya tidak dikunci. Aku melihat May berdiri diam ditempatnya, tidak bergeming sekali pun. Aku masuk diikuti Michael di belakangku, aku berdiri di samping May, dan betapa terkejutnya aku melihat apa yang ada di depanku saat ini.

"Sudah kuduga dia pasti terkejut. Ini kan yang kamu inginkan, Ares?" Tanya Michael memecah keheningan.

"Bagaimana bisa?" Aku masih tidak percaya.

"Aku juga malaikat, Ares. Kau juga tahu apa tugasku. Sekarang, tugasmu hanya berterima kasih pada Tuhan."

"Terimakasih Tuhan."

Aku masih tidak percaya apa yang kulihat. Michael benar-benar melakukannya, Tuhan telah mengabulkan doaku dengan mengirim Michael.

"Ares?" Akhirnya May bersuara.

"May?" Sahutku.

"Apa kau melihatnya?" Tanyanya, matanya tidak berkedip sama sekali.

"Aku melihatnya, May."

Aku dan May masih tidak percaya dan tanpa ku sadari Michael sudah pergi. Dia pergi tanpa pamit denganku terlebih dahulu.

"Hai Ares, aku senang melihatmu secara langsung. Apa kau juga senang melihatku?"

.

.

.

To Be Continue...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status