Share

Bab 6

Penulis: Prince Janssent
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-02 14:45:47

Kejadian ini memang sangatlah aneh, kenapa Wujin tiba-tiba bersikap aneh? Padahal tadi Wujin sudah sangat bersemangat ingin menangkap Anaya. Belum lagi tindakan Wujin yang segera mengoyakkan surat-surat hutang Ansen dan bersikap seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi.

"Tuan Wujin, Ada apa denganmu? Mengapa engkau bertindak sangat aneh, Kenapa tiba-tiba engkau berubah?" Wiradi bertanya dengan sangat penasaran. Wiradi benar-benar kebingungan, dalam hatinya kemudian Dia bertanya-tanya, "Ada apa ini? Siapa sebenarnya Ansen?"

"Hahahahahaha, Tuan Wiradi! Aku tadi sudah mengakui bahwa kami telah silap, Dan itulah memang yang telah terjadi tadi! Sekali lagi aku benar-benar mohon maaf yah! Sekarang kami pamit pulang dulu yah, Besok pagi anak buahku akan mengantar uang kemenangan Tuan Ansen! Maaf sudah mengganggu kalian, Terimakasih!" Wujin berkata dengan hormat kepada mereka seraya pamit pulang.

Ansen berjalan mendekati Anaya, Ansen berkata dengan sedih seraya mengusap air mata Anaya, "Maafkan aku istriku, Maafkan aku yah! Mulai saat ini, Aku berjanji engkau akan selalu berbahagia bersamaku!" Setelah itu Ansen pergi keluar meninggalkan rumah, sekilas terlihat beberapa tetes air mata jatuh dari pipinya.

Setelah mereka semua pergi, masing-masing anggota keluarga Anaya tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Mereka semua masih sangat penasaran, Apa yang telah dilakukan Ansen tadi?

Tiba-tiba Wiradi berkata kepada Anaya, "Putriku, Sekarang katakanlah dengan jujur! Siapakah sebenarnya Ansen!"

"Ayah, Aku sungguh tidak tahu apa-apa! Yang aku tahu dulu Kakek Bongin menyakinkan aku untuk mau menikahi Ansen." Anaya menjawab dengan lembut.

"Kakak, Tolong jangan berpura-pura! Apa kakak tidak melihat tadi, Tuan Wujin tiba-tiba saja menjadi sangat ketakutan! Kakak jangan bohong lagi sama kita!" Rico berkata menatap Anaya sinis.

"Yah ampun, Aku memang tidak tahu siapa Dia!" Anaya menjawab menyakinkan mereka semua.

"Tunggu dulu, Kakek Bongin pernah menitipkan sebuah surat padaku. Kakek berpesan kepadaku, Saat aku sudah putus asa dan akan menyerah. Kakek menyuruhku agar segera membaca surat itu!" Anaya berteriak tiba-tiba mengingat sesuatu. Setelah itu Anaya segera pergi ke kamar tidurnya.

Sontak mereka semua berlari mengikuti Anaya, sesampai di kamar tidurnya Anaya segera mengambil sebuah koper dari dalam lemari baju lalu membuka koper itu dan mulai memeriksanya dengan teliti.

"Loh, Kenapa tidak kelihatan! Aku yakin surat dari Kakek Bongin aku letakkan disini! Aduh, Kemana yah! Kenapa tidak kelihatan yah, Aduh dimana yah!" Anaya berkata dengan sangat gusar.

"Coba sambil diingat-ingat dulu Anaya. Ayo, Kita bongkar saja semuanya! Surat dari kakek Bongin itu adalah jawaban dari semua kejadian tadi!" Marina berkata dengan sangat semangat. Dalam pikirannya sekarang sudah terbayang bahwa Ansen adalah anak orang kaya. Marina kemudian tersenyum dengan sangat riang.

Mereka semua menjadi bersemangat dan kemudian segera membongkar lemari baju itu. Mereka mengeluarkan beberapa koper kain lalu membuka dan memeriksanya. Mereka juga mengeluarkan semua barang-barang serta pakaian-pakaian yang ada dalam lemari baju itu.

Tapi sayang, mereka tidak akan menemukan apapun. Surat itu sudah terlebih dahulu ditemukan oleh Ansen, dan Ansen segera mengamankan surat itu. Surat itu isinya menerangkan latar belakang Ansen. Ansen tentu tidak mau ada seorangpun yang tahu latar belakangnya.

Ansen sekarang duduk di kursi sebuah kafe, Ansen memesan kopi dan beberapa cemilan. Ansen menatap dengan muram ke jalan, Ansen masih sangat kesal dengan kejadian tadi.

Pikiran Ansen lalu melayang kepada sebuah kejadian, yaitu hari dimana Ansen diselamatkan oleh Kakek Bongin. Itu adalah pertama kalinya Ansen menginjakkan kakinya di kota Danzou. Saat itu Ansen dituduh telah mencuri, Badannya sudah babak belur tapi orang-orang yang menangkapnya belum puas dan masih ingin membakarnya hidup-hidup.

Beruntung Kakek Bongin datang dan mengakui Dia adalah menantunya. Begitu mendengar hal itu semua orang lalu pergi dan Ansenpun selamat.

Kakek Bongin lalu membawa Ansen ke rumahnya, merawat Ansen seperti anaknya sendiri sampai Ansen pulih.

Begitu senangnya hati Ansen lalu Ansen memberikan satu permintaan yang akan dipenuhinya kepada Kakek Bongin. Kakek Bongin segera membawa Ansen ke rumah Wiradi dan memintanya menikahi cucunya Anaya.

Lalu Kakek Bongin tiba-tiba sakit keras dan meninggal dunia, sebelum meninggal Kakek Bongin meminta Ansen menepati janjinya. Akhirnya Kakek Bongin pergi dengan senyum bahagia, Dia menyaksikan sendiri Ansen menikahi Anaya.

"Ansen!" Tiba-tiba seseorang datang mendekat dan duduk di depan Ansen.

Ansen terkejut dan wajahnya berubah sangat cerah. Ansen berkata dengan sangat senang, "Paman Ketiga!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 59

    Ansen memeriksa Tingkat Kultivasi Nenek Biru, Pada akhirnya Dia mendapati kultivasinya di Tingkat Abadi. Jelas Ansen bukan tandingan dari Nenek Biru itu. Tiba-tiba Fengbin berkomunikasi dengan Ansen, Dia mengatakan bahwa Nenek Biru adalah seorang penjahat. Dia adalah salah satu kultivator hitam, Dia sangat jahat. Karena itu Fengbin berniat keluar dan akan melawan Nenek Biru. Namun Ansen melarang Fengbin untuk melakukannya, Dia bersikeras akan melawan Nenek Biru. "Nenek Biru! Kau adalah Kultivator Hitam; Karena iu kau pantas untuk mati! Hari ini aku akan membunuhmu!" Ansen berkata dengan mantap. "Heheheh,...........! Bukankah harusnya kau ketakutan. Kau berani melawanku! Apakah kau sudah siap untuk mati; Baiklah aku akan mengabulkannya!" "Bukan aku yang akan mati! Tetapi engkau!" Setelah berkata seperti itu, Ansen langsung menyerang Nenek Biru. Nenek Biru terkejut bukan main, Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan tiba-tiba. Namun Dia hanya tersenyum den

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 58

    Ansen terdiam sesaat begitu mendengar kata-kata Sebeli tadi, Dia sekarang menjadi Dilema. Dia tahu semua orang-orang ini pantas untuk mati. "Hihihihihi,........! Kau tidak bisa menjawabkan! Kau bahkan diam saja, Karena apa yang kukatakan benar kan!" Sebeli berkata dengan sangat kesal. "Sekarang pergilah; Mereka pantas untuk mati! Sekarang biarkan aku membunuh mereka semua; Maka akan berkurang beberapa orang jahat didunia ini!" Sebeli sekarang langsung berkata dengan kasar. Dia sekarang mengeluarkan kehebatannya, Dia bersiap-siap untuk menyerang Ansen. Ansen masih bingung, Di satu sisi Dia ingin menyelamatkan orang-orang ini. Tetapi mereka memang benar-benar orang jahat; Mereka juga pasti telah melakukan banyak kejahatan. Menghukum mereka tentu bukanlah satu kesalahan. "Tuan, Kumohon tolonglah kami! Kami terpaksa melakukan semua ini. Saat ini istri dan anak-anak kami ditangkap oleh Gerombolan Rubah Merah. Mereka memaksa kami untuk memberikan gadis-gadis muda yang cantik; Ji

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 57

    Ansen berjalan masuk ke mobilnya, Dia berencana untuk sekedar berkeliling di Kota Danzou. Sebenarnya Ansen berencana mengajak Anaya, Dia segera menghubungi dan mengajak Anaya. Namun Anaya baru saja mengabari bahwa saat ini sudah banyak Keluarga Besarnya yang datang. Dia tidak mungkin meninggalkan mereka, Anaya hanya berpesan agar Ansen berhati-hati. Tiba-tiba Wujin berlari kecil mengejarnya, " Tuan Ansen! Biarkan aku menemanimu; Aku bisa menjadi penunjuk jalan buat Tuan!" Ansen berpikir sebentar, Lalu Dia segera menganggukkan kepalanya. Wujin pasti sangat mengetahui seluk beluk Kota Danzou. Wujin segera ikut masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang membelah jalanan di Kota Danzou. Wujin lalu bertanya kepada Ansen, "Tuan Ansen! Katakan Tuan ingin kemana?" "Aku ingin meminum minuman hangat; Bawa aku ke tempat terbaik dipinggir jalan yang kau tahu!" Ansen menjawab dengan cepat sekali. "Baiklah! Siap Tuan Ansen!" Wujin langsung menjawab dengan penuh sema

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 56

    Fengchai lalu berkata kepada Fengbin, "Nanti setelah Pesta Pernikahan Ansen dan Anaya selesai. Kau pergilah ke Pulau Jekulo, Bawalah Hadil kesana dan mintalah agar Tuan Strauss menggunakan tehnik penyegel jiwanya kepada Hadil!" "Abang Fengchai, Bukan aku ingin menolak perintahmu! Aku berencana membawa Ansen ke Pulau Oenyu untuk menemui Tuan Dong'er. Dia kemarin menyuruh Ansen kesitu, Ada sesuatu yang ingin diberikannya. Aku bertaruh itu pasti sesuatu yang sangat berharga!" Fengbin menjawab Fengchai. Fengsou langsung menanggapi dengan penuh harap, "Abang Fengchai! Bagaimana kalau aku saja yang pergi ke Pulau Jekulo! Aku sekaligus ingin melihat keadaan istri dan anakku!" "Tidak! Kau tidak boleh kesitu; Nanti takutnya terjadi lagi sesuatu! Fenghui; Kalo begitu nanti kau saja yang melaksanakan tugas ini!" Fengchai dengan cepat menolak permintaan Fengsou. Dia kemudian bertanya kepada Fenghui. "Siap Abang Fengchai! Aku akan melaksanakan tugas ini dengan baik!" Fenghui menjawab d

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 55

    Fengchai, Fenghui, Fengshou, Fengbin dan Ansen kini berada didalam sebuah ruangan tertutup. Mereka sedang membahas bagaimana mencari tahu informasi dari Hadil. Mereka tentu tidak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka jarang sekali mendapatkan seorang angggota Istana Ungu yang dalam keadaan sehat. Biasanya mereka gagal mencegah usaha bunuh diri mereka. Ansen dari tadi hanya menjadi penonton saja, Dia hanya mendengarkan dengan serius perbincangan mereka. Fenghui lalu menyarankan agar mereka pergi membawa Hadil Pulau Jekulo. Mereka ingin Tuan Strauss menggunakan Tehnik Penyegel Jiwa kepada Hadil. Dengan begitu maka mereka akan segera mengetahui dimana Markas Utama Istana Ungu. Ansen yang dari tadi hanya diam saja, Tiba-tiba langsung bertanya mengenai Tehnik itu. Dia sangat penasaran sekali. Fenghui lalu menjelaskan mengenai Tehnik Penyegel Jiwa kepada Ansen. Itu adalah Tehnik dari Keluarga Strauss yang di gunakan untuk menyegel jiwa seseorang. Begitu jiwa target tersebut tela

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 54

    Fengchai sudah bersiap-siap untuk menangkap mereka salah satu dari mereka. Fengchai ingin mengintrogasi mereka. Fengchai ingin mengetahui di mana markas Istana Ungu, Dia kemudian segera berlari mendekat. Fengchai ingin menyerang dan menghancurkan Istana Ungu untuk selamanya. Keluarga Langit begitu membenci Istana Ungu, Karena mereka selalu melakukan serangan diam-diam dan tidak berani berhadapan langsung. Sudah banyak korban dari Keluarga Langit yang berjatuhan, Kebanyakan dari mereka akibat diracun oleh Istana Ungu. Ada sebagian lagi karena mendapat serangan diam-diam. Anggota Istana Ungu sangat pintar menyamar, Mereka bisa menjadi siapa saja. Lalu ketika korban lengah, Maka mereka akan langsung membunuhnya. Pasukan Langit juga langsung bergerak, Mereka ingin menangkap mereka semua. Istana Ungu adalah musuh besar yang sangat licik. Mereka selalu memakai cara-cara yang kotor. Hadil tahu niat dari Fengchai, Kini mereka akan melakukan usaha bunuh diri. Setelah Hadil berbicara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status