Share

Bab 7

Ansen sangat senang sekali bertemu sosok yang sudah lama tidak Dia lihat. Fenghui adalah Paman Ketiga. Fenghui adalah salah satu adik ayahnya, jadi mereka semua 4 bersaudara. yang paling besar adalah Fengchai yakni ayah Ansen, lalu yang kedua yakni paman pertama adalah Fengsou, lalu yang ketiga yakni paman kedua adalah Fengbin dan yang terakhir yakni paman ketiga yang sekarang duduk dihadapan Ansen adalah Fenghui.

Ansen sangat senang lalu segera memeluk pamannya, dari semua pamannya Ansen memang paling dekat dengan Fenghui. Bagi Ansen Fenghui adalah ayah keduanya.

Ansen lalu ingin bertanya dengan keheranan.

Fenghui langsung berkata cepat, "Ansen, Tadi Wujin menghubungi kami dan telah menjelaskan semuanya. Kebetulan paman berada dekat dari sini, Makanya paman segera kemari! Oh iyah, Kamu kenapa tidak bilang-bilang kalau sudah menikah?"

"Ayah dan ibumu sangat senang sekali mendengarkan berita itu, Minggu depan mereka akan datang kemari. Jadi mereka mengutus paman terlebih dahulu untuk segera menemuimu!" Fenghui menyambung ucapannya dengan penuh semangat.

"Aduh paman ketiga, Tolong beritahu ayah dan ibu untuk menunda dulu kedatangan mereka. Aku masih ingin mengenal lebih jauh keluarga besar istriku." Ansen berkata cepat meminta tolong kepada pamannya.

"Ansen, apa maksud ucapanmu!" Fenghui berkata dengan sangat heran.

"Paman Ketiga, boleh hubungi ayah dan ibu! Aku ingin berbicara langsung kepada mereka!" Ansen berkata dengan penuh harap.

"Baiklah Ansen!" Sehabis berkata lalu Fenghui mengambil handphonenya dan segera menghubungi abangnya.

Setelah berbicara terlebih dahulu lalu Fenghui memberikan handphonenya kepada Ansen. Ansen lalu berbicara panjang lebar kepada ayah dan ibunya, Ansen memohon waktu 2 bulan lagi agar Dia lebih mengenal keluarga besar istrinya.

Pada awalnya ayah dan ibunya segera menolaknya, apalagi ibu Ansen yang sudah sangat ingin bertemu dengan menantunya.

Namun karena Ansen bersikeras akhirnya mereka mengalah dan menyetujuinya, tapi mereka akan langsung datang 2 bulan lagi kesitu dan segera menemui istri Ansen beserta seluruh keluarga besarnya.

Ayahnya segera menyuruh Fenghui membuka kantor cabang di kota itu, Jadi nantinya apabila Ansen membutuhkan sesuatu maka Ansen bisa segera datang ke kantor itu.

Setelah itu mereka berdua lalu bercerita dengan sangat gembira melepaskan rindu yang sudah lama tertahan. Tak terasa hari sudah larut malam, Ansen meminta izin untuk pulang.

Fenghui segera menyuruh seorang anak buahnya mengantarkan Ansen, namun Ansen menolaknya dan memilih pulang dengan naik taxi. Ansen juga berpesan kepada paman Fenghui agar merahasiakan hal ini dan bersikap biasa saja jika mereka bertemu lagi nanti.

Ansen telah sampai dirumah, setelah masuk kedalam tampak Anaya tertidur dikursi ruang tamu, sepertinya Anaya sedang menunggu kepulangan Ansen. Ansen segera mengangkat Anaya dan membawanya ke kamar tidur.

Saat Ansen melewati ruang makan, ternyata disitu Wiradi dan Marina masih bercakap-cakap dengan serius. Ansen menatap mereka dengan terkejut, seketika Wiradi dan Marina tersenyum lebar membalas Ansen.

Ansen menjadi sangat heran, kenapa sikap kedua mertuanya tiba-tiba berubah. Biasanya mereka pasti akan marah-marah dan memaki Ansen namun tadi mereka berdua justru tersenyum lebar.

Sampai didalam kamar, Ansen lalu meletakkan Anaya ditempat tidur. Tiba-tiba Anaya langsung memeluknya dengan sangat erat sekali, wajah Anaya tersenyum dengan sangat manis. Jantung Ansen segera berdegup dengan sangat kencang, Ansen lalu membatin dalam hatinya, "Wah, Cantik sekali!"

Tanpa sadar Ansen segera mencium kening Anaya, lalu membalas pelukan Anaya. Ansen merasakan ada sesuatu yang tumbuh dalam hatinya, Ansen tersenyum dengan sangat bahagia.

Wujin baru saja sampai dirumah, Wujin sangat senang sekali. Rencananya berhasil dengan baik, saat ini dia telah berhasil membuat namanya menjadi sangat harum. Bahkan Fengchai sampai sangat berterimakasih kepadanya, tentu kedepannya Wujin akan semakin diperhatikan.

Tiba-tiba handphonenya berbunyi dan disitu muncul nama Big Boss, Wujin cepat-cepat mengangkatnya dan kemudian setelah mereka berbicara beberapa menit lalu Wujin menutup handphonenya.

Ternyata Fengchai memberi Wujin tugas khusus untuk melindungi dan memastikan keselamatan Ansen. Fengchai meminta Wujin agar jangan sampai ketahuan Ansen, Wujin harus melindungi Ansen secara diam-diam.

Wujin segera memanggil Erlan, dan memberinya perintah khusus. Erlan manggut-manggut mendengarkan lalu segera pergi melaksanakan perintah Wujin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status