Share

Bab 5

Penulis: Prince Janssent
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-02 13:16:56

Keluarga besar Anaya sempat berharap ketika mendengar teriakan itu, namun ketika mereka menyadari itu adalah teriakan Ansen maka mereka semua kembali ketakutan.

Mereka hanya bisa menangis dan pasrah melihat keadaan Anaya, Mereka tidak tahu harus melakukan apalagi. Mereka lalu menatap Ansen dengan sangat murka dan mengutuki Ansen didalam hatinya.

Erlan dan anak buahnya juga tidak mempedulikan teriakan Ansen. Mereka tetap mendekati Anaya dengan perlahan, suasana menjadi sangat mencekam sekali. Nasib Anaya saat ini sudah berada di ujung tanduk.

Ansen menatap Wujin dengan sangat marah, Ansen tidak menyangka Wujin akan menipunya. Ansen menjadi sangat murka.

"Hehehehehe, Apa yang ingin kau lakukan!" Wujin tertawa terkekeh-kekeh. Wujin sangat senang rencananya berhasil, Wujin memang sudah lama menginginkan Anaya. Wujin sudah membayangkan keindahan tubuh Anaya, tanpa sadar Wujin menelan ludahnya sendiri.

Ansen lalu segera berdiri, senyumnya mengembang dengan sinis. Ansen menyeringai seraya menatap Wujin, Dia berjalan perlahan mendekati Wujin.

Ansen berkata dengan lembut, seraya melepaskan beberapa kancing bajunya dan membuka bajunya, "Wah, Tampaknya disini sangat panas yah!"

Wujin memicingkan matanya dan melihat dengan seksama kepada Ansen. Tiba-tiba wajahnya menjadi sangat pucat, Wujin menelan ludahnya berkali-kali seraya berkata dengan terbata-bata, "Naga Merah, Naga Merah!"

Setelah itu Wujin segera menguasai dirinya, lalu dengan cepat dia berteriak ketakutan, "Erlan, Berhenti! Bawa segera anak buahmu kemari, Cepat kemari! Cepattt!"

Semua orang menjadi sangat terkejut, kepala mereka semua dipenuhi dengan kebingungan. Kenapa Wujin tiba-tiba berubah? Kenapa Wujin melepaskan Anaya?

Erlan segera berbalik dan membawa anak buahnya, Anaya terduduk lemas penuh syukur dengan nafas masih memburu. Semua keluarga besar Anaya cepat-cepat mendekati Anaya, lalu mereka semua berpelukan dengan sangat bahagia.

Erlan lalu kembali dan berdiri disebelah Wujin, Wujin segera berteriak keras memanggil seseorang, "Zueye, Cepat kemari! Coba perhatikan baik-baik, Aku yakin engkau salah melihat orang. Tidak mungkin Tuan Ansen yang berutang, pasti engkau silap!"

Zueye cepat-cepat mendekat dengan masih kebingungan, Zueye menatap Ansen dan Wujin bergantian. Wujin tampaknya seperti mengatakan sesuatu kepada Zueye, Zueye segera mengerti dan memahaminya lalu berkata, "Tuan Wujin, Sepertinya kita memang telah salah! Kelihatannya orang itu memang mirip dengan Tuan Ansen, Tapi setelah kuperhatikan dengan cermat ternyata bukan Tuan Ansen! Kita memang telah salah mengenali orang Tuan Wujin!"

"Hahahahahahaha, Sudah kuduga kita memang telah salah! Tuan Ansen, Maafkan anak buahku yang tidak bisa melihat dengan baik. Kami memang telah melakukan kesilapan besar, Kami mohon maaf yah!" Wujin berjalan mendekati Ansen dan ingin membungkuk kepada Ansen.

Ansen segera memberi tanda menggelengkan kepala kepada Wujin, lalu Ansen kembali memakai bajunya. Ansen segera meletakkan jarinya dimulutnya dan mengedipkan sebelah matanya kepada Wujin.

Wujin seolah mengerti tanda yang diberikan oleh Ansen, Wujin kemudian bersikap seperti biasa saja. Wujin segera mendekati keluarga besar Anaya, lalu membungkuk kepada mereka dan berkata, "Aku sangat meminta maaf, Telah terjadi kesilapan dan kami telah menimbulkan kegaduhan. Ternyata tadi anggotaku telah salah mengenali orang, Tuan Ansen tidak pernah berhutang kepada kami!"

"Apaaa! Wujin, Ada apa dengan dirimu! Lalu bagaimana engkau bisa menjelaskan surat-surat ini!" Wiradi berkata dengan penuh keheranan.

"Kriett, Kriettt!" Wujin dengan cepat mengambil surat-surat itu lalu mengoyakkkannya didepan mereka semua.

"Surat! Surat yang mana yah! Tuan Wiradi, Anda suka mengada-ada yah!" Wujin berkata sambil berpura-pura mencari-cari sesuatu.

"Tuan Wiradi justru hari ini aku membawa kabar baik, Tuan Ansen semalam menang undian berhadiah di tempatku! Tuan Ansen mendapatkan hadiah sebanyak 500 juta hep, Besok pagi anggotaku akan mengantarkannya kemari!" Wujin menyambung ucapannya dengan yakin.

Mendengar perkataan Wujin sontak mereka semua bertambah heran, mereka lalu menatap Ansen dengan penuh kebingungan.

Dalam sekejap Wujin berubah, dan seolah-olah Wujin sangat menghormati Ansen. Bahkan Wujin memanggilnya dengan sebutan Tuan. Tentu hal ini semakin memperbesar tanda tanya di kepala mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 59

    Ansen memeriksa Tingkat Kultivasi Nenek Biru, Pada akhirnya Dia mendapati kultivasinya di Tingkat Abadi. Jelas Ansen bukan tandingan dari Nenek Biru itu. Tiba-tiba Fengbin berkomunikasi dengan Ansen, Dia mengatakan bahwa Nenek Biru adalah seorang penjahat. Dia adalah salah satu kultivator hitam, Dia sangat jahat. Karena itu Fengbin berniat keluar dan akan melawan Nenek Biru. Namun Ansen melarang Fengbin untuk melakukannya, Dia bersikeras akan melawan Nenek Biru. "Nenek Biru! Kau adalah Kultivator Hitam; Karena iu kau pantas untuk mati! Hari ini aku akan membunuhmu!" Ansen berkata dengan mantap. "Heheheh,...........! Bukankah harusnya kau ketakutan. Kau berani melawanku! Apakah kau sudah siap untuk mati; Baiklah aku akan mengabulkannya!" "Bukan aku yang akan mati! Tetapi engkau!" Setelah berkata seperti itu, Ansen langsung menyerang Nenek Biru. Nenek Biru terkejut bukan main, Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan tiba-tiba. Namun Dia hanya tersenyum den

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 58

    Ansen terdiam sesaat begitu mendengar kata-kata Sebeli tadi, Dia sekarang menjadi Dilema. Dia tahu semua orang-orang ini pantas untuk mati. "Hihihihihi,........! Kau tidak bisa menjawabkan! Kau bahkan diam saja, Karena apa yang kukatakan benar kan!" Sebeli berkata dengan sangat kesal. "Sekarang pergilah; Mereka pantas untuk mati! Sekarang biarkan aku membunuh mereka semua; Maka akan berkurang beberapa orang jahat didunia ini!" Sebeli sekarang langsung berkata dengan kasar. Dia sekarang mengeluarkan kehebatannya, Dia bersiap-siap untuk menyerang Ansen. Ansen masih bingung, Di satu sisi Dia ingin menyelamatkan orang-orang ini. Tetapi mereka memang benar-benar orang jahat; Mereka juga pasti telah melakukan banyak kejahatan. Menghukum mereka tentu bukanlah satu kesalahan. "Tuan, Kumohon tolonglah kami! Kami terpaksa melakukan semua ini. Saat ini istri dan anak-anak kami ditangkap oleh Gerombolan Rubah Merah. Mereka memaksa kami untuk memberikan gadis-gadis muda yang cantik; Ji

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 57

    Ansen berjalan masuk ke mobilnya, Dia berencana untuk sekedar berkeliling di Kota Danzou. Sebenarnya Ansen berencana mengajak Anaya, Dia segera menghubungi dan mengajak Anaya. Namun Anaya baru saja mengabari bahwa saat ini sudah banyak Keluarga Besarnya yang datang. Dia tidak mungkin meninggalkan mereka, Anaya hanya berpesan agar Ansen berhati-hati. Tiba-tiba Wujin berlari kecil mengejarnya, " Tuan Ansen! Biarkan aku menemanimu; Aku bisa menjadi penunjuk jalan buat Tuan!" Ansen berpikir sebentar, Lalu Dia segera menganggukkan kepalanya. Wujin pasti sangat mengetahui seluk beluk Kota Danzou. Wujin segera ikut masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang membelah jalanan di Kota Danzou. Wujin lalu bertanya kepada Ansen, "Tuan Ansen! Katakan Tuan ingin kemana?" "Aku ingin meminum minuman hangat; Bawa aku ke tempat terbaik dipinggir jalan yang kau tahu!" Ansen menjawab dengan cepat sekali. "Baiklah! Siap Tuan Ansen!" Wujin langsung menjawab dengan penuh sema

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 56

    Fengchai lalu berkata kepada Fengbin, "Nanti setelah Pesta Pernikahan Ansen dan Anaya selesai. Kau pergilah ke Pulau Jekulo, Bawalah Hadil kesana dan mintalah agar Tuan Strauss menggunakan tehnik penyegel jiwanya kepada Hadil!" "Abang Fengchai, Bukan aku ingin menolak perintahmu! Aku berencana membawa Ansen ke Pulau Oenyu untuk menemui Tuan Dong'er. Dia kemarin menyuruh Ansen kesitu, Ada sesuatu yang ingin diberikannya. Aku bertaruh itu pasti sesuatu yang sangat berharga!" Fengbin menjawab Fengchai. Fengsou langsung menanggapi dengan penuh harap, "Abang Fengchai! Bagaimana kalau aku saja yang pergi ke Pulau Jekulo! Aku sekaligus ingin melihat keadaan istri dan anakku!" "Tidak! Kau tidak boleh kesitu; Nanti takutnya terjadi lagi sesuatu! Fenghui; Kalo begitu nanti kau saja yang melaksanakan tugas ini!" Fengchai dengan cepat menolak permintaan Fengsou. Dia kemudian bertanya kepada Fenghui. "Siap Abang Fengchai! Aku akan melaksanakan tugas ini dengan baik!" Fenghui menjawab d

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 55

    Fengchai, Fenghui, Fengshou, Fengbin dan Ansen kini berada didalam sebuah ruangan tertutup. Mereka sedang membahas bagaimana mencari tahu informasi dari Hadil. Mereka tentu tidak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka jarang sekali mendapatkan seorang angggota Istana Ungu yang dalam keadaan sehat. Biasanya mereka gagal mencegah usaha bunuh diri mereka. Ansen dari tadi hanya menjadi penonton saja, Dia hanya mendengarkan dengan serius perbincangan mereka. Fenghui lalu menyarankan agar mereka pergi membawa Hadil Pulau Jekulo. Mereka ingin Tuan Strauss menggunakan Tehnik Penyegel Jiwa kepada Hadil. Dengan begitu maka mereka akan segera mengetahui dimana Markas Utama Istana Ungu. Ansen yang dari tadi hanya diam saja, Tiba-tiba langsung bertanya mengenai Tehnik itu. Dia sangat penasaran sekali. Fenghui lalu menjelaskan mengenai Tehnik Penyegel Jiwa kepada Ansen. Itu adalah Tehnik dari Keluarga Strauss yang di gunakan untuk menyegel jiwa seseorang. Begitu jiwa target tersebut tela

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 54

    Fengchai sudah bersiap-siap untuk menangkap mereka salah satu dari mereka. Fengchai ingin mengintrogasi mereka. Fengchai ingin mengetahui di mana markas Istana Ungu, Dia kemudian segera berlari mendekat. Fengchai ingin menyerang dan menghancurkan Istana Ungu untuk selamanya. Keluarga Langit begitu membenci Istana Ungu, Karena mereka selalu melakukan serangan diam-diam dan tidak berani berhadapan langsung. Sudah banyak korban dari Keluarga Langit yang berjatuhan, Kebanyakan dari mereka akibat diracun oleh Istana Ungu. Ada sebagian lagi karena mendapat serangan diam-diam. Anggota Istana Ungu sangat pintar menyamar, Mereka bisa menjadi siapa saja. Lalu ketika korban lengah, Maka mereka akan langsung membunuhnya. Pasukan Langit juga langsung bergerak, Mereka ingin menangkap mereka semua. Istana Ungu adalah musuh besar yang sangat licik. Mereka selalu memakai cara-cara yang kotor. Hadil tahu niat dari Fengchai, Kini mereka akan melakukan usaha bunuh diri. Setelah Hadil berbicara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status