Part 3
"Jangan lupa ya dik untuk sekolah di universitas kota." Kata kakak cewek cantik yang berpakaian rapih yang berlogo universitas kota medan. menawarkannya pada Ari. Ari hanya menanggapinya dengan senyuman saja. Lalu Ari melanjutkan jalan untuk pulang ke rumah.
Di perjalanan Ari melihat temen-temennya yang sedang pada nongkrong di warung. Lalu Ari hanya melewatinya saja. Tiba-tiba saja ada yang memanggilnya dari belakang. Iya dia temen SD nya Ari yang bernama Roy. Lalu Ari berhenti.
"Hay Ari, apa kabar?" Roy menyapanya dan menanyakan kabarnya setelah jarang bertemu dan berpisah kelas.
"Aku baik baik saja Roy, sendirinya gimana kabarnya." Ari kembali lagi bertanya kabarnya.
"Aku baik juga, ngomong-ngomong nanti kamu mau lanjut pendidikan nggak?" Roy menanyakan kepada Ari tentang lanjut pendidikan atau tidak.
"A..ku.. aku.. aku nggak tau Roy, aku binggung. Kan harus memiliki biaya besar juga." Dia jawab dengan terbata-bata.
"Oh.. kalau aku nanti mau lanjut lagi." Roy menjawab dengan gembira.
"Oh ya, kalau begitu selamat ya kamu bisa melanjutkannya." Ari mengucapkan selamat padanya."
"Iya terimakasih, kamu harus tetep semangat ya kawan ku. Aku ngerti kok keadaan kamu. Aku doain semoga suatu saat nanti kamu sukses."
"Iya, terimakasih Atas doanya, kamu aku doain juga. semoga kamu juga sukses." Ari dan Roy sama-sama saling mendoakannya, dia bersyukur memiliki temen yang mulai dari SD sampai sekarang Roy tidaklah melupakan dirinya.
"Ya sudah, Roy aku nggak bisa lama lama ya disini aku harus pulang, nanti siangkan aku kembali lagi ngebantu Ibu."
"Oh, ya sudah. Hati-hati ya di jalan.. harus tetep semangat kawan."
"Siap kawan ku, terimakasih sudah memberiku semangat." Roy dan Ari saling memberi suport.
"Sama-sama. Hati hati bye.." dan meraka disini akan berpisah setelah nanti kelulusan.
"Bye juga.." Ari dan Roy saling melambaikan tangan, sebagai tanda perpisahan. dengan suasana yang nantinya akan beda di suatu saat nanti.
Ketika Ari sudah berada di kampung lagi bukannya di kota, dia di tawarkan kembali di Medan untuk kursus disana karena memiliki nilai yang bagus. Tetapi Ari tidak mengambilnya lagi. seperti ini terus Ari selalu menolak dan menolak selalu memikirkan biaya, ntah lah pastinya akan ada beasiswa jika diambil olehnya. Ari selalu memikirkan biaya jika setiap ada penawaran sekolahan dan selalu takut membebani orang tuanya. Hingga akhirnya dia nggak melanjutkan kuliahnya. Kesehariannya sekarang dia bekerja lagi diladang orang lain.
Suatu hari Ari berniat akan memberanikan diri, berniat untuk pergi merantau dan ingin mengubah nasib keluarganya. Karna Ijazahanya belum turun jadi Ari harus menunggu dulu dan bersabar dalam beberapa minggu ini. Karna Ijazahnya keluar 2 minggu lagi.
Setelah beberapa hari lagi Ijazahnya akan tiba, Ari akan bersiap-siap untuk pergi merantau. Dan pada saat telah tiba waktunya Ijazah turun, dia lalu segera bersiap-siap akan pergi ke sekolahnya dengan ibunya untuk mengambil Ijazahnya.
"Bu, mau pergi bareng nggak bersama Ari ngambil Ijazahnya?" Ari bertanya pada Ibunya soal berangkat bareng atau tidak.
"Ya sudah, kamu duluan aja sana, nanti Ibu menyusul ini pekerjaan Ibu belum selesai semua.
"Oh, ya sudah kalau begitu Bu, Ari Pamit ya."
"Iya, hati-hati dijalan ya."
"Iya bu."
setelah berpamitan lalu bergegaslah Ari pergi ke kota untuk mengambil Ijazahnya. Setelah Ari sudah pergi lalu Ibunya menyusul untuk menjadi walinya mengambil Ijazah.
Setelah sampai di sekolahnya dia bertemu dengan Roy temen SD nya, dan Rio yang usil padanya waktu SD dan sekarang mereka berdua akrab dan sedang duduk di bangku luar yang telah di sediakan di sekolah. Setelah itu Ari menghampirinya.
"Hay.. Rio, Hay Roy." Ari menyapa mereka berdua.
"Hay juga." Rio dan Roy berdua menjawabnya bersama. Mereka berdua sekarang sudah akrab dan menjadi sahabatnya Ari. sehingga bisa akrab dengan Roy dan Ari. Jadi Rio menyambutnya. Setelah sapa dan menyapa mereka bertiga sedang menunggu orang tuanya masing-masing lalu mereka bertiga bercerita apa saja untuk menghiburnya bersama.
"Oh iya, Ari aku mau nanya nih apa bedanya kamu sama tutup botol." Itulah guyonan pertanyaan Rio pada Ari.
"Hmmm.. apa ya? Nggak tau deh."
"Hmmm.. masa nggak tau! Ya sudah aku jawab deh kalau kamu itu orangnnya baik dan tertutup kalau tutup botol itu setelah di buka malah kotor. Ari dan Roy hanya tertawa saja setelah mendengarkan jawabannya Rio walaupun jawabannya sendiri garing.
"Sekarang Aku, apa bedanya Rio dengan air?" Roy lah yang ngasih pertanyaan pada Rio.
"Hmmm.. pasti aku jernih kan aku kaya kertas." Jawabnya Rio sekenannya.
"Bukan jawabannya salah."
"Terus kalau bukan itu apa dong?" Rio bertanya.
"Kalau kamu Rio plinplan sedangkan air selalu saja mengikuti angin." Rio dan Ari berkerut dengan jawabannya Rio
"Maksudnya." Mereka berdua bertanya dengan bersamaan.
"Maksudnya gini loh, kalau Rio itu plinplannya karena dia bisa terpengaruh kemana saja, kata orang gini kamu percaya, kata orang gitu kamu percaya juga jadi.. jangan plinplan ya kalau air si ngikutin angin dia akan mengalir kemana saja sampai ke kita dan bisa mandi dan berguna bagi semuanya, lah.. kalau kamu pasti selalu saja percaya dan mengikuti omongan orang, jadi banyak deh kamu ketipu orang-orang." Itu lah jawaban Roy yang panjang lebar. Lalu Roy berucap lagi dan menasehati Rio.
"Rio bukannya maksud aku ngejelekin kamu. Hanya saja aku hanya ingin menyadarkan kamu biar kamu tetep harus waspada, sebenernya aku peduli sama kamu dan sayang. Apalagi kita bertiga akan berpisah. jangan lagi sampai kaya gitu ya Rio, kawan ku yang ganteng dan ngegemesin..." itulah nasehat Roy kepada Rio agar dia tidaklah menjadi orang yang selalu tertipu.
"Iya Rio, sabar ya emang si Roy mah kalau bicara sering blak-blakkan." Iya memang Rio dulu selalu dimanfaatkan oleh teman-temannya. Karna dia yang paling besar di kasih uang jajan diantara teman-temennya. Karna dengan itu setiap hari teman-temennya selalu memintanya untuk meteraktirnya. Temen-temennya hanya bermain disaat dirinya lagi dikasih bekal banyak seperti Rp. 10.000 atau 15.000 dengan selalu dimanfaatin trs dan di marah-marahin dan diancam tidak akan memiliki teman, barulah Ari dan Roy membelanya. Mulai dari situlah mereka menjadi akrab. Rio telah salah bermain dengan genk Birduda jika di singkat Birdun Dudung dan dadang itulah nama gengnya mereka dan sekaligus nama mereka. Memang genknya itu selalu membuat keributan jika setelah di luar sekolah, dan selalu melakukan bolos terus-terusan. seperti itulah kehidupan mereka dan ntah lah sekarang mereka sekolah dimana, kami berpisah pada saat lulus SD dan tak menerima kabar lagi setelah lulus.
"Iya nggak apa-apa, terimakasih ya udah menyadarkan aku dan sayang padaku. Dan aku minta maaf padamu Ri, dulu aku pernah ngejahilin kamu dan jahat sama kamu." Rio menundukkan kepala sambil meminta maaf pada Ari yang dulunya sering dia jahilin. Lalu mereka berpelukan dan dilihatin oleh banyak orang yang lalu lalang. Setelah waktu telah menunjukkan jam 9, orang tuannya dan orang tua para murid sudah datang semua ada yang datang dari jam delapan, ada juga yang datang dari jam setengah sembilan. Banyak yang berdatangan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu untuk mengambilkan Ijazah dan Raportnya, karna disini suasananya yang berisik membuat suasana sekolah seperti pasar. Karna yang terlalu banyak yang menunggu dan lama untuk pembagiannya banyak yang pada protes dan masuk pergi keruangan para guru.
tiba-tiba saja ada pengumuman dari pengeras suara dari arah yang bersumber Bapak Kepala Sekolah.
"Baik Anak-Anak, Wali Murid, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu. Maaf terlalu lama menunggu. Setelah ini akan ada pembagian Ijazah karna waktunya yang sudah siang yang menunjukkan jam 9:50 menit, tolong untuk segera memasuki kelasnya masing-masing nanti akan ada Wali kelas masing-masing kelas datang untuk bagikanya. dan jangan ada keributan dan tolong harus tertib dan sabar untuk menunggu pembagian Ijazah serta Raportnya." Setelah Bapak Kepala Sekolah mengucapkan itu di pengeras suara, barulah Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak memasuki ke kelas masing-masing dengan tertib dan menunggu kembali dengan sabar.
Ketika semuanya sudah pada masuk ke kelasnya masing-masing. Baru tibalah...
Part 58 Ari begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga keringat yang ada di pelipis keningnya keluar secara perlahan-lahan karna itu dirinya ada yang belum dia mengerti, di setiap yang dia lakukan dia selalu berusaha apa yang dia kerjakan, dan dia berusaha akan bisa tetapi kenyataan nya yang dia lakukan masih belum mampu untuk mengerjakannya. " Ari." Panggil senior " Iya kak." "Jika nanti kamu bener-bener bisa dan di tinggal suatu saat nanti, apa kamu bisa mengerjakannya kerja DDI bagian ini dengan sendirian?" Tanya senior padanya sambil menatap Ari. " Ah iya kak, aku pasti bisa." Jawab Ari yang masih binggung. " Bener kamu bisa? Itu cara gerak badan kamu seakan ada yang ingin kamu sampaikan." Ucap Senior yang masih memperhatikan gerakan Ari. " Hmmm.. ntah lah kak." Jujur Ari yang binggung dan ketauan gerak gerik darsi badan nya sendiri yang tak tau akan bisa atau tidak. " Ok baik lah, nanti jika belum terlalu bisa dan m
Part 57Lalu Ari langsung saja mengerjakan apa yang sudah di tunjukkan, setelah itu Ari begitu dengan hati-hati melakukannya." Aku harus bisa, aku harus bisa, aku harus bisa." Ucapan demi ucapan yang Ari ucap di dalam hatinya agar bisa melakukan pekerjaan ini walaupun pekerjaan ini agak sulit untuk dirinya karna beelum memiliki pengalaman dalam di bidang hal apapun membuat dirinya sekarang merasa tertekan walaupun dia tidak memberikan ekspresi apapun di wajah nya terhadap seniornya." Ari bagaimana dengan kerjanya?" Tanya senior." Oh.. iya kak pasti Ari bisa."" Ok, jika nanti 1 persatu sudah bisa nanti kamu langsung mengerjakan yang lain nya ya dan bantu bantu kakak."" Ok siap kak."Ari langsung berpindah posisi ke arah tempat yang di arah kan tadi dari seornag senior yang sudah bekerja lebih lama di banding kan dirinya yang baru masuk belum 1 Minggu ini." Aku yakin Tuhan tidak akan membebani kemampuan seseorang termasuk a
Part 56Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam lagi untuk melanjutkan kembali bekerja, lalu Ari belok ke arah kiri sedangkan Rizki belok ke arah ke kanan, mereka saling melambaikan tangan sebagai pertanda masuk segera dan bekerja dengan penuh semangat, lalu mereka setelah itu masuk di tempat masing-masing, dan setelah itu Ari lalu melanjutkan kembali untuk bekerja dan bertemu dengan senior yang ada di sini." Hai kamu kemana tadi pas istirahat?" Tanya seniornya." Aku tadi diluar kak setelah makan." Sambil tersenyum Ari pada senior itu." Aku kira kamu aula."" Nggak kak aku bersama temen tadi di luar pas istirahat."" Oh.. iya iya." Hanya mangut"saja." Iya kak."" Ya sudah ayo kitaa bekerja kembali, semangat ya."" Sip kak."Lalu mereka kembali bekerja dengan semangat, Ari begitu semangatnya mendenger arahan dari senior nya,. Lalu Ari memulai belajar dengan hal hal lainnya, mulai dari menghafal kode untuk meng
Part 55Lalu Ari langsung mengerjakan nya dengan pelan-pelan sambil mengamati nya dengan baik-baik dan teliti, mulai dia mengukur dari Reng nya, panjang total nya, diameter, semuanya sampai detail harus di ukur.Ari begitu sangat teliti sekali sampai dia bener-bener memahaminya.Seterus nya Ari melakukanya secara berulang ulang lagi sampai bener-bener bisa dan paham. Ari sekarang memiliki kegiatan nya dengan bekerja dia bisa memberikannya suatu saat nanti kepada orangtuanya yang berada di sebrang. Ari begitu semangat sekali melakukannya sehingga tak terasa dia menyelesaikan dengan baik dan Bel pun berbunyi yang menandakan bel istirahat." Ari.. ayo kita istirahat dulu." Ajak senior nyapada Ari." Oh, iya kak."" Ayo.""Ari." Panggil Rizki ketika melihat Ari keluar dari line." Oh.. iya Rizki."" Gimana tadi kerjanya bisa?" Tanyanya." Iya." Aku tersenyum." Syukurlah."" Kalau kamu gimana?" Tanya Ari
Part 54Lalu Ari begitu dengan teliti setiap gerak gerkkan senior tersebut membuat dia menjadi tahu tentang ini. Ini sangat berharga sekali buat diri Ari yang masih lulus dan bisa mengenal dengan dunia industri." Ok Ari Sekarang kamu coba sendiri ya, aku mau kejar pekerjaan yang lain belum aku selesaikan." Ucapnya sambil berlalu dari hadapan Ari.Ari meencoba mempraktekkannya dengan sendirinya walaupun masih menyoba semua nya dari yang pertama sampai yang finishing nya." Ternyata tidak lah segampang yang aku pikirkan." Bathin Ari yang masih sibuk berkutat di tempat nya." Ari gimana apa yang belum di pahami " tanyanya yang langsung tau di benak Ari." Oh.. iya kak, kalau ini gimana ya cara membedakannya." Tanya Ari." Ini bedanya hanya 1 saja."" Satu gimana kak?"" Jika di No itu tidak masuk berati harus di kecilkan dari pemotongan mesinnya, terus kalau buat Go jika ke besaran berarti harus di kecil''an juga sama dari
Part 53Lalu langkah kami semua mengikuti arah seorang perekrut itu, Ari begitu senang sekali menjadi tau tentang perusahaan, dan setiap langkah kakinya melihat orang-orang yang bekerja dengan begitu semangat demi sesuap nasi dan demi mengubah nasib, perjuangannya begitu bikin Ari salut, dan dia merasa masih belum bisa seperti mereka karna dia merasa masih harus belajar dari mereka, setiap langkah demi langkah Ari melihat tengak tengok kanan dan kiri begitu semangat para pekerja disini. Ari kini merasa berbeda dengan yang lainnya dengan melihat semua orang yang begitu bekerja dengan baik dan dia akan berusaha belajar dari mereka semua.hidup itu penuh perjuangan dan harus bisa ini dan itu walaupun kita hanya bisa memiliki skill tapi skill itu tidak di pergunakan sama saja bohong, Bathin Ari.Ketika semuanya sudah mengelilingi semua perusahaan ini dan acara memperkenalkan perusahaan ini pada kami semua, kini Ari akan menjadi lebih berpengetahuan yang tadi n
Part 52 " Ok perhatiannya sini lihat ke depan " ucapnya. lalu semuanya langsung menghadap kedepan dan fokus melihat seorang perekrut pegang barang. " Kalian semua sudah selesai menulis kan?" Tanya nya kembali. " Sudah Pak." Ucap kami kompak. " Ok ini saya akan menunjukkan barang yang akan kalian kerjakan nanti di lapangan ya." Ucapnya menjeda. " Nah.. ini barang yang panjang namanya calioer dan ini satunya lagi diameter, nanti kalian satu persatu akan maju ya ke depan untuk kita langsung praktekkan." Ucapnya sambil memegang barang tersebut. " Ok.. mulai dari pojok kanan ya, silahkan berdiri dan duduk di depan barang ini ya." " Sekarang kamu pegang barang ini dan piston ini." Ucapnya. " Sekarang kamu lihat dulu ya contoh yang saya berikan." Lalu seorang perekrut itu memberikan contoh kepada yang pertama duduk di depan barang itu. " Sini pinjem dulu calipernya, jadi begini caranya, kamu lihat saya cara mengukur, i
Part 51 Kami semua tertiba mengikuti arahannya, aku selalu ingat perkataan Abang ku itu, dia bilang harus mengikuti saja setiap arahan yang dia berikan begitu lah ucapan Abang ku. Hanya beberapa menit saja, seorang perekrut itu balik lagi dan duduk di tempat nya kembali. " Hmm.. bagiamana bagian ini apakah sudah di tulis semua?" Tanyanya yang menunjuk ke papan board ini. Lalu ada yang menjawab. " Belum semua Pak, ini aku sebentar lagi akan selesai di bagian itu." Ucapnya. " Ok lanjutkan saja ya, bagi kalau sudah selesai bilang ya. " Ucapnya. Semuanya bener-bener tertib dan mengikuti semua arahan yang beliau katakan, bener kata Abang aku harus mengikutinya, karna ini menurut ku ilmu yang harus aku ambil banyak juga pelajaran yang harus kita gali. Rizki yang berada di samping ku hanya terdiam saja dari tadi tanpa ada ekspresi apapun dari nya. " Rizki kamu sudah selesai menulis?" Tanya A*i pada Rizki. " sudah." Ucapnya sin
Part 50Lalu kami semua yang mengikuti tes mengambil pulpen dan buku masing-masing di dalam tas yang sudah kami siapkan, setelah itu kami semua baru mencatat tulisan dari papan board di pindahkan ke dalam buku kami masing-masing." Baik kalian semua setelah menulis jangan lupa nanti lihat ke kami, karna kami akan memberikan penjelasan serta memberikan cara dan metode untuk kalian kerjakan." Ucap seseorang yang akan merekrut kami.Hening beberapa aat karena semua nya masih fokus menulis di papan board nya itu. Setelah selesai menulis nya lalu seorang perekrut itu membawa alat-alat nya dari bawah ke ruangan tempat dimana anak-anak calon karyawan akan di berikan contoh." Baik, perhatiannya saya minta kemaluan, apakah kalian semuanya sudah menulis?" Tanya nya." Sudah Pak." Ucap kami serentak." Baik.. boleh saya ingin mengetahui nama-nama kalian nanti maju ya satu persatu mulai dari pojok kanan." Ucapnya." Silahkan di mulai dari sekara