Share

Bab 51

***

"Ati-ati, Rai. Kabar kabar ke kita kalo ada apa-apa." Saka berkata pelan. Menatap mata Raina yang berkaca meski dengan sekuat tenaga dia menyembunyikannya. 

"Jangan lupa sama gue. Apalagi seblak jeletot buatan gue. Kalo lo kangen, bilang aja. Nanti gue kesana." Ecan ikutan berkomentar.

"Halah, kayak punya duit aja lo." Saka mengejek. Sedang Raina malah terkekeh kecil.

"Jual ginjal dulu nanti." Kelakarnya. 

"Ngaco, lo." Raina memukul ringan bahu Ecan. "Cuma sampe selesai kuliah. Nanti gue langsung pulang." 

"Lebaran pulang, dong. Nanti gue bawain nastar dari Bandung." 

"Bedanya nastar Bandung sama Jakarta apa?" Lia bertanya.

"Sama kayaknya. Kalo yang di Bandung sih buatan nyokap." 

Raina tersenyum. Iya, dia akan rindu. 

Jam keberangkatan pesawat Raina masih satu jam lagi. Dia masih harus menunggu hingga waktu itu tiba. Dan waktu menunggu yang orang orang lakukan menjadi beda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status