Beranda / Romansa / ASI Untuk Bosku / Bab 119 Penyelidikan Rian

Share

Bab 119 Penyelidikan Rian

Penulis: Manila Z
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 20:55:45

Rian yang tengah mengerjakan semua pekerjaan di rumah sakit pun menaikan sebelah alisnya heran. Masih ada masalah lagi, dia kira semuanya sudah selesai.

Beruntung Rian bekerja sebagai dokter umum, dia bisa mengatur jadwal sendiri karena dia sepupu dari pemilik rumah sakit ini.

"Tidak ada pasien untuk hari ini?" tanya Rian.

"Tidak dok."

"Kalau ada keadaan darurat, kasihkan sama sama Risa yah. Aku ada urusan."

"Baik Dokter."

Rian akhirnya melepaskan jubah putih dokternya dan memakai baju kemeja saja. Dia akan datang ke hotel tempat di mana Radit bersama dengan Elina.

Terlebih dia ingin memastikan semuanya.

"Okeh kalau begitu aku pergi dulu."

Akhirnya Rian memutuskan untuk pergi dari sini. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sampai tak lama kemudian, dia sudah berada di tempat tujuannya, yaitu sebuah hotel tempat di mana Radit dan Elina memutuskan untuk berbulan madu.

"Permisi," kata Rian.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin memecak CCTV di hotel ini," kata
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ASI Untuk Bosku   Bab 119 Penyelidikan Rian

    Rian yang tengah mengerjakan semua pekerjaan di rumah sakit pun menaikan sebelah alisnya heran. Masih ada masalah lagi, dia kira semuanya sudah selesai. Beruntung Rian bekerja sebagai dokter umum, dia bisa mengatur jadwal sendiri karena dia sepupu dari pemilik rumah sakit ini. "Tidak ada pasien untuk hari ini?" tanya Rian. "Tidak dok.""Kalau ada keadaan darurat, kasihkan sama sama Risa yah. Aku ada urusan.""Baik Dokter."Rian akhirnya melepaskan jubah putih dokternya dan memakai baju kemeja saja. Dia akan datang ke hotel tempat di mana Radit bersama dengan Elina. Terlebih dia ingin memastikan semuanya. "Okeh kalau begitu aku pergi dulu."Akhirnya Rian memutuskan untuk pergi dari sini. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Sampai tak lama kemudian, dia sudah berada di tempat tujuannya, yaitu sebuah hotel tempat di mana Radit dan Elina memutuskan untuk berbulan madu."Permisi," kata Rian. "Iya, ada yang bisa saya bantu?" "Saya ingin memecak CCTV di hotel ini," kata

  • ASI Untuk Bosku   Bab 118 Siapa Yang Teror?

    Elina bangun dari tidurnya dan melihat kearah Radit yang memang masih terlelap. Dia tidak membayangkan kalau wajah laki-laki itu akan terlihat tampan ketika masih tidur. Elina mengusap wajah Radit dengan pelan sambil menatap kearah laki-laki tersebut. "Kamu masih ingin lagi?" goda Radit yang tiba-tiba membuka matanya. Elina langsung terperanjat kaget. Apalagi rupanya Radit sudah bangun. "Ih menyebalkan sekali, aku kira kamu belum bangun," dengus Elina yang membenarkan selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang memang tanpa sehelai benang pun. "Habisnya kamu sangat lucu.""Sudah yah jangan dibalas lagi," kata Elina yang hendak akan bangun. Tetapi tiba-tiba Radit sudah lebih dulu menarik tangan Elina agar mereka dekat. "Radit," protes Elina. Radit tidak berkata apapun, dia malah langsung menarik tangan Elina. Agar dia terlihat sangat dekat. Apalagi memang dia sudah merencanakan semuanya dengan baik. "Sepertinya olah-raga di pagi hari juga ada baiknya," godanya. "Hei, kamu belum pu

  • ASI Untuk Bosku   Bab 117 Malam Bersama Radit

    Elina menoleh ke arah Radit karena penasaran dengan suara ketukan pintu yang sempat mengganggu kebersamaan mereka."Siapa tadi?" tanyanya pelan, masih dalam dekapan Radit.Radit tersenyum tenang, tangannya dengan lembut menyentuh rambut Elina yang tergerai. "Hanya seorang pelayan hotel saja, tidak penting."Elina mengangguk, lalu tersenyum lega. Ketegangan di wajahnya perlahan mengendur, berganti dengan ketenangan yang jarang ia rasakan selama ini."Terus itu apa?" tanya Elina pada sebuah kain yang ada di tangan Radit."Dia hanya memberikan kain, tak tahu. Mungkin kado pernikahan kita," jawab Radit santai. Elina hanya mengangguk saja, tidak terlalu peduli dengan kado tersebut. Apalagi dia melihat kado dari yang lain juga belum terbuka. "Yaudah kamu taruh saja di sana.""Baiklah," kata Radit yang akhirnya menaruh sembarang itu dengan sembarang, lalu dia berjalan menghampiri tempat di mana Kina Elina berada. Malam itu langit Jakarta terlihat bersih. Dari jendela kamar hotel yang terb

  • ASI Untuk Bosku   Bab 116 Pernikahan Radit dan Elina

    Pernikahan yang awalnya direncanakan dengan penuh tekanan, kini berubah menjadi pesta penuh harapan. Bukan karena megahnya dekorasi atau jumlah tamu, melainkan karena cinta yang akhirnya menemukan tempat pulang.“Selamat, kalian sudah resmi menjadi suami istri,” ucap Kina dengan senyum hangat, memeluk Elina erat.Elina mengangguk, matanya berkilat karena haru. “Terima kasih karena sudah datang, Kina.”Kina menyerahkan sebuah kotak kecil berlapis kain ungu tua, indah dan terlihat sangat personal. “Ini kado dariku. Tapi... lebih dari sekadar hadiah.”Elina hendak membukanya, namun Kina menahan tangannya, lalu mendekat dan berbisik di telinganya.“Buka nanti malam. Dan saat kamu membacanya… ingat, tidak semua luka harus dibenci. Beberapa justru mengantar kita pada orang yang tepat.”Elina terdiam, menatap Kina dalam-dalam. Ada sesuatu yang belum dikatakannya, dan itu membuat hatinya bergetar.Tak lama, Rian datang menghampiri Kina, dan mereka berbicara sebentar agak terpisah dari keramai

  • ASI Untuk Bosku   Bab 115 Membongkar Identitas Palsu

    Di depan altar yang dihiasi bunga-bunga putih dan cahaya lampu gantung yang lembut, Elina melangkah perlahan. Suara musik mengalun tenang, dan seluruh tamu undangan berdiri, menyambut kehadirannya dengan tepuk tangan yang meriah.Adrik, pria di ujung altar, tampak tersenyum lebar. Matanya tak lepas dari sosok Elina yang anggun dalam balutan gaun pengantin. Senyumnya menyiratkan kemenangan, seolah dia telah berhasil mendapatkan segalanya—cinta, kekuasaan, dan wanita yang diincarnya.Begitu Elina tiba di hadapannya, Adrik membisikkan kata-kata di telinganya."Kamu terlihat cantik sekali, Elina... Seperti yang selalu kubayangkan."Elina tidak langsung merespons. Senyumnya kecil, sekilas... hampir seperti senyum palsu. Tapi tak ada yang menyadari itu kecuali dirinya sendiri.Suasana hening sesaat saat keduanya berdiri berdampingan. Sang penghulu kini berdiri di antara mereka, siap memulai prosesi suci itu."Apakah kalian sudah siap untuk menikah?" tanyanya dengan suara mantap.Adrik menja

  • ASI Untuk Bosku   Bab 114 Acara Pernikahan

    Hari yang ditunggu, yaitu pernikahan Vian dan ElinaLangit pagi itu cerah, tapi hati Elina terasa berkabut. Di depan cermin rias besar berbingkai emas, dia menatap bayangan dirinya dalam balutan gaun putih yang menjuntai anggun. Senyumnya samar, matanya menyimpan lebih dari sekadar harapan ada ragu, ada beban."Aku akan menampilkan yang terbaik."Hari ini adalah hari pernikahannya. Tapi bukan pernikahan biasa, ini adalah awal dari rencana besar yang telah dia susun diam-diam. Elina sudah mempersiapkan ini dari awal bersama dengan Radit. Apalagi demi membuka topeng dari Vian yang sangat licik. Seseorang membuka pintu ruang rias, langkahnya tenang."Kamu sangat cantik, Elina," ucap Kina, sahabatnya, yang melangkah masuk sambil membawa buket bunga mawar putih. Ada binar khawatir yang berusaha ia sembunyikan di balik senyumnya.Elina menoleh, menatap Kina lewat cermin. "Kamu juga datang, Kina."Elina senang karena Kina mau datang ke acara pernikahan dirinya. wanita itu juga sama seperti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status