Home / Romansa / ASI Untuk Bosku / Bab 17 Hasil Penyelidikan Rian

Share

Bab 17 Hasil Penyelidikan Rian

Author: Manila Z
last update Last Updated: 2025-04-11 15:34:27

Aroma asap dari ayam bakar yang sedang dipanggang menusuk hidung Rian saat ia berdiri di depan restoran Ayam Taliwang itu. Sederhana, tapi ramai. Letaknya tidak jauh dari kantor tempat Elina dan Radit bekerja. Dan ya, inilah restoran yang disebut Elina—tempat dia memesan makanan untuk Ramon beberapa waktu lalu.

Rian tak datang untuk makan siang. Ia datang untuk mencari tahu—siapa yang mencoba mencelakai Radit lewat makanan.

Ia melangkah masuk. Pelanggan terlihat sibuk menyantap makanan, tertawa ringan. Tak ada yang terlihat mencurigakan. Tapi Rian tahu, sesuatu terjadi di balik dapur yang tertutup itu.

“Selamat siang, Kak. Mau makan di sini atau bungkus?” sapa seorang pelayan perempuan.

“Bukan. Saya ingin bertemu manajernya. Tentang pesanan makanan beberapa hari lalu,” jawab Rian, suaranya datar tapi tegas.

Tak lama, seorang wanita keluar. Wajahnya kaku, matanya tajam. “Saya manajernya. Ada apa?”

“Saya hanya ingin tahu, adakah yang aneh dengan pesanan atas nama Elina beberapa hari lal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • ASI Untuk Bosku   Bab 18 Kamu Kenal Elina?

    Elina menghela napas panjang. Matanya masih terpaku pada kejadian barusan—Radit, lelaki yang selama ini mengisi hatinya, tampak begitu hangat tertawa bersama Bela. Tatapan mereka, kedekatan mereka, semuanya membuat dada Elina terasa sesak."Menyebalkan sekali!" umpat Elina, suaranya pelan namun tegas, menggigit udara sore yang mulai dingin.Tanpa pikir panjang, Elina berbalik dan melangkah keluar. Dia tak sanggup melihat lebih lama. Hatinya terlalu rapuh untuk menyaksikan kebersamaan yang menyakitkan itu. Kepalanya penuh dengan bayangan—Bela yang selalu tampil sempurna, Radit yang akhir-akhir ini berubah dingin. Apa aku hanya pelarian? batinnya resah.Duk.Langkahnya yang terburu membuatnya menabrak seseorang.“Oh maaf—” Elina langsung mendongak dan terkejut saat melihat sosok di depannya.“Kamu melamun, Elina?” tanya pria itu dengan senyum hangat. Dokter Rian.“Dokter Rian? Tumben sekali datang ke sini,” ucap Elina, mencoba menyembunyikan kegelisahannya di balik senyum canggung.Rian

    Last Updated : 2025-04-13
  • ASI Untuk Bosku   Bab 19 Kamu Beneran Suka Elina?

    “Kamu kenal, Elina?”Suara Rian tenang, tapi sorot matanya menusuk seperti pisau tajam yang menembus lapisan luar Radit.Radit menoleh, dan tanpa perlu berkata apa-apa, ia tahu Elina akan membenarkannya.Elina berdiri di dekat pintu, tubuhnya tegak, tapi jemarinya mengepal di samping tubuh. Ada sesuatu di sorot matanya—entah luka, entah kecewa, atau mungkin… keduanya.“Dia Kina. Dari divisi yang sama dengan Bela,” katanya pelan, tapi tegas.Radit mengangguk sekali, rahangnya mengeras.“Panggil dia ke sini.”“Baik, Pak Radit.”Elina berbalik, langkahnya cepat, nyaris seperti ingin segera menjauh dari ruangan itu. Tapi setiap langkahnya terasa berat, seolah ada yang menahannya untuk tetap tinggal.Begitu pintu tertutup, suasana di dalam ruangan berubah drastis. Sunyi. Tegang. Seolah udara ikut menahan napas.Rian menyilangkan kaki, menatap Radit dari balik meja.“Kamu beneran tertarik sama Elina?”Radit tak langsung menjawab. Ia menatap meja, lalu jendela, lalu kembali pada sahabatnya.

    Last Updated : 2025-04-13
  • ASI Untuk Bosku   Bab 20 Interogasi Rian

    Kina sudah tersenyum dengan bahagia ketika dirinya dipanggil ke ruangan bosnya. Dia sudah bersiap dengan merapikan penampilan dirinya.Sampai di atas sebelum masuk ke dalam, dia melihat ke arah Elina yang tidak jauh dari sana."Kamu gak masuk Elina?" tanya Kina dengan nada sedikit menyindir. Biasanya wanita itu tidak bersikap seperti itu dengan dirinya."Nanti aku menyusul," jawab Elina dengan santai.Kina lalu menatap kembali kepada Elina dengan pandangan penuh arti. "Sepertinya sebentar lagi kamu akan ditendang oleh Radit. Dia menginginkan aku sekarang bukan kamu," sindir Kina.Elina yang tahu alasan Kina dipanggil pun langsung tersenyum dengan penuh arti. Dia tahu kalau hal ini pasti akan terjadi dengan dirinya. Setidaknya semuanya sudah dia atur dengan baik."Oh iya, aku gak percaya tuh. Semoga berhasil," jawab Elina dengan santai.Kina tidak suka dengan jawaban yang dilontarkan oleh Elina barusan. Terlebih itu sangat tidak menguntungkan untuk dirinya."Jika aku berhasil, kamu ada

    Last Updated : 2025-04-15
  • ASI Untuk Bosku   Bab 21 Elina Habis Berantem

    Radit sudah menunggu Elina di parkiran, tetapi wanita itu tidak kunjung muncul juga. Padahal dia sudah bilang kalau akan pulang bersama. Apa wanita itu menghindar dari dirinya? jangan sampai Elina malah pulang bersama dengan Dani. "Ke mana Elina sebenarnya?" tanya Radit dalam hati.Kenapa wanita itu sulit sekali untuk dia atur. Jangan bilang kalau wanita itu masih marah dengan dirinya hanya karena tadi. Padahal Bela yang menggoda dirinya duluan dan dia juga tidak tertarik dengan Bela. "Apa Elina cemburu?" gumam Radit. Sampai di depan lobi, Radit mengerem mendadak. Matanya membulat melihat sosok Elina yang berjalan tertatih ke arahnya. Rambut wanita itu sudah acak-acakan seperti habis diterjang badai, sebagian menjuntai menutupi wajahnya yang kusam. Lengan bajunya sobek, memperlihatkan luka gores memanjang dengan darah yang mulai mengering.Radit langsung keluar dari mobil, jantungnya seketika berdetak lebih cepat. Ada rasa tidak enak menggelayuti dadanya saat melihat Elina seperti

    Last Updated : 2025-04-16
  • ASI Untuk Bosku   Bab 22 Rasa Asi-Nya Asin.

    Elina berusaha untuk membuat Jio merasa tenang. Terlebih dia sudah memikirkan semuanya dengan baik sekarang. Dia tidak ingin membiarkan bayi tersebut menangis."Jio diam yah."Radit memperhatikan Elina yang berhasil menenangkan Jio. Ia tidak menyangka bahwa Elina bisa membuat anak itu langsung terdiam dalam pelukannya.Sementara itu, Lisa yang melihat kejadian itu dari kejauhan menghentakkan kakinya dengan kesal, lalu memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Lagi-lagi rencananya gagal total.Jio malah tenang di pelukan Elina, padahal dia sudah memasukkan garam ke dalam hasil pompa ASI itu agar Elina disalahkan dan tidak dibutuhkan lagi. Tapi semuanya gagal—Elina bahkan bisa menidurkan Jio dengan mudah.“Elina, kamu mau ngapain?!” seru Radit kaget, saat melihat Elina menyikap bajunya.Elina melotot kaget, tidak menyangka kalau Radit masih berdiri di sana. Dia pikir pria itu sudah masuk ke dalam.“Pak Radit ngapain masih di situ? Saya mau kasih ASI ke Jio.”“Kamu nggak lihat sendiri? A

    Last Updated : 2025-04-16
  • ASI Untuk Bosku   Bab 23 Hampir Kebablasan

    Elina diam-diam memperhatikan Radit yang tengah mengobati lukanya dengan lembut. Tanpa disadari, jarak antara mereka semakin dekat.Deg.Elina merasa terpesona oleh tatapan mata Radit yang penuh perhatian, sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya.“Pak Radit…”Elina merasa gugup, namun Radit sudah lebih dulu menarik tubuhnya sedikit lebih dekat, membuat jarak antara mereka semakin tipis.Tanpa sadar, wajah Radit semakin mendekat. Kedekatan itu membuat Elina merasa sedikit canggung.Cup.Elina merasakan sentuhan lembut dari bibir Radit. Ia hendak mundur, namun tubuhnya seakan tak bisa bergerak. Radit menahan dengan lembut tengkuknya, membiarkan ciuman itu berlangsung lebih lama.Radit merasa kehilangan kendali. Tanpa disadari, ia sudah berada di atas Elina, tubuhnya sedikit menindih, namun ia berusaha tetap menjaga batas.Elina berusaha untuk melepaskan diri dari Radit ketika menyadari kalau Radit sudah bersemayam pada leher jenjangnya dan kini bahkan laki-laki itu sudah berani seka

    Last Updated : 2025-04-16
  • ASI Untuk Bosku   Bab 24 Tentang Ibu Kandungnya Jio

    Elina masih penasaran dengan ibu kandungnya Jio seperti apa. Walaupun wanita itu sudah meninggal, tetapi rasa ingin tahunya tetap membayangi."Apa dia cantik?" tanya Elina dengan penuh rasa penasaran."Iya, dia cantik," jawab Bi Yeti singkat."Lalu mengapa Radit tidak memasang foto dia?" tanya Elina pelan. Ia tidak menyangka bahwa semua ini akan terjadi padanya.Bi Yeti menyuruh Elina duduk bersamanya. Elina menurut dan mereka pun duduk berdua di dekat dapur."Hubungan mereka walaupun dulu suami istri, tapi Tuan Radit seperti tidak menyukai istrinya. Terlebih istrinya juga tukang selingkuh. Mereka menikah karena perjanjian saja," bisik Yeti.Elina sedikit terkejut saat mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Radit memiliki sisi gelap seperti itu."Jadi Tuan Radit tidak punya perasaan sama wanita itu, lalu bagaimana bisa ada Jio?" tanyanya penasaran.Tak mungkin Jio lahir jika mereka hanya menikah karena kontrak. Elina yakin ada sesuatu yang disembunyikan."Ibu mantan istrinya Tuan Rad

    Last Updated : 2025-04-18
  • ASI Untuk Bosku   Bab 25 Penyelidikan Anak Buah Radit

    Radit menatap pintu kamar yang baru saja ditutup oleh Elina. Nafasnya pelan, tetapi penuh beban. Di balik ketenangan wajahnya, pikirannya penuh kegelisahan."Syukurlah... dia belum curiga," gumamnya lirih.Sebuah senyuman samar terukir di wajahnya. Namun, senyum itu belum sempat mengembang sempurna ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Nada panggilan yang terdengar serius membuat alis Radit langsung mengernyit.Tanpa menunda, ia mengangkatnya."Halo.""Selamat pagi, Pak Radit. Maaf mengganggu. Saya hanya ingin melaporkan kejadian kemarin di kantor…"Nada suara dari seberang sana terdengar berat. Radit langsung berdiri tegak, tubuhnya menegang."Kejadian apa maksudmu?""Terjadi perkelahian kecil antara Bu Elina dan Bu Kina, Pak. Tapi yang membuat masalah semakin rumit… semua karyawan di lantai itu justru membela Kina dan membuli Bu Elina."Radit mengepalkan tangannya."Buli? Jelaskan lebih jelas. Apa yang sebenarnya terjadi di sana?""Mereka menuduh Bu Elina sedang mencoba menggoda Bap

    Last Updated : 2025-04-18

Latest chapter

  • ASI Untuk Bosku   Bab 72 Radit Di Tahan Kepolisian

    Suasana pagi itu terlalu hening untuk sebuah kompleks elit. Langit sedikit mendung, seolah ikut menahan napas menanti sesuatu pecah. Dan benar saja—suara sepatu berat memecah keheningan.Dua pria berpakaian sipil, dengan lencana hukum tergantung di dada mereka, berdiri di depan pintu rumah Radit. Tatapan mereka tajam, tak mengenal basa-basi.Radit membuka pintu. Jas rumah masih melekat di tubuhnya, rambutnya sedikit acak. Tapi matanya—matanya tajam, penuh tanya dan kewaspadaan."Ada apa ini?" suaranya datar, tapi otot rahangnya menegang.Salah satu petugas maju selangkah. “Pak Radit, Anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap saudara Dimas.” Ia menyodorkan surat penangkapan.Darah Radit seperti berhenti mengalir. Tangannya mengepal, kuku-kukunya menancap di telapak. “Apa?” gumamnya. “Saya tidak bersalah. Saya punya bukti…”“Kami tidak bisa debat di sini, Pak. Anda bisa jelaskan di kantor. Ikuti kami dengan tenang.”Radit menatap surat itu sekilas, lalu mata polisi itu. Jantungnya

  • ASI Untuk Bosku   Bab 71 Siapa Yang Meneror?

    Radit mengantar Elina pulang ke rumah kontrakannya. Sepanjang perjalanan, suasana di antara mereka terasa sunyi namun nyaman. Hanya suara angin dari jendela mobil yang terbuka sedikit, mengisi ruang di antara kata-kata yang tak terucap.Sebelum Elina turun, Radit sempat melirik ke arah wanita itu—matanya masih terlihat sedikit sembap setelah berziarah ke makam suami dan anaknya."Kamu nggak mau mampir dulu ke rumahku?" tawar Radit, suaranya pelan tapi penuh harap.Elina menggeleng halus. "Tidak, Radit."Radit menghela napas pendek, lalu berkata dengan nada tenang tapi sedikit penasaran, "Memangnya kamu nggak rindu dengan Jio?"Pertanyaan itu seperti paku kecil yang mengetuk hatinya. Elina tak langsung menjawab. Ia hanya menatap keluar jendela mobil, memperhatikan angin yang menggoyangkan ranting pohon. Diamnya bukan karena tidak ingin menjawab, tapi karena emosinya masih terlalu campur aduk."Lain kali, aku akan datang ke sana," jawabnya akhirnya."Baiklah. Aku tunggu kamu datang ke s

  • ASI Untuk Bosku   Bab 70 Rasa Bersalah Radit

    Elina bersama dengan Radit kini sudah berada di pekarangan rumah yang sedikit agak mewah namun terlihat sederhana.Elina menggenggam tangan Radit untuk memberikan kekuatan agar bisa masuk ke dalam rumah tersebut."Ayo kita masuk ke dalam."Radit hanya mengangguk saja, dia berjalan bersama dengan Elina menuju ke arah rumah mantan ibu mertuanya."Permisi," ujar Elina dengan sopan.Sampai muncul Sari membuka pintu rumah ini. Dia yang memang sudah tahu tentang Elina pun langsung tersenyum tipis dan menyambutnya."Iya, Nona Elina.""Apa Bunda ada dalam?" tanya Elina dengan sopan."Ada non," jawab Bi Sari sambil mempersilakan Elina untuk masuk ke dalam rumah mewah itu.Elina tersenyum tipis sambil melirik ke arah Radit yang ada di sampingnya. "Ayo kita masuk."Radit hanya mengangguk dan mereka berdua akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah tersebut.Baru juga di ambang pintu, Winda sudah menatap tajam ke arah Elina dan Radit."Kamu sudah berani membawa pembunuh ini ke rumahku, Elina?

  • ASI Untuk Bosku   Bab 69 Setelah Acara Selesai

    Acara pesta penyambutan untuk Lisa baru saja usai. Malam itu terasa panjang dan melelahkan, tapi juga penuh kelegaan. Radit kini duduk di balik kemudi, mengantar Elina kembali ke kontrakan lamanya. Sepanjang perjalanan, keduanya terdiam. Hanya suara mesin dan gemuruh hujan tipis di kaca mobil yang menemani.Padahal, Radit sudah beberapa kali memintanya tinggal bersama. Tapi Elina masih belum bisa sepenuhnya membuka hatinya, luka masa lalu masih membekas—dan malam ini, segalanya belum benar-benar selesai.“Aku nggak nyangka akhirnya Lisa ditangkap juga,” ucap Radit, memecah keheningan, suaranya terdengar hati-hati. “Kamu senang sekarang?”Elina hanya mengangguk. Tatapannya tertuju pada jalanan gelap di luar jendela.“Aku senang,” jawabnya pelan. “Jangan bilang kamu nggak senang? Bukannya selama ini kamu selalu ada di pihak dia?”Nada suaranya terdengar getir. Radit menoleh sejenak, dan tersenyum tipis ketika menyadari—itu bukan kemarahan. Itu cemburu. Hal yang jarang sekali Elina tunju

  • ASI Untuk Bosku   Bab 68 Lisa Ditangkap Polisi

    Pak Bambang berdiri mematung di tengah ruangan, wajahnya pias. Seluruh tubuhnya bergetar menahan amarah yang nyaris meledak."Aku kecewa denganmu, Lisa…" suaranya berat, teredam luka dan rasa malu yang menghantam harga dirinya di depan para tamu penting.Lisa mencoba melangkah mendekat. "Ayah… dengar dulu penjelasanku—""Cukup!" bentak Pak Bambang dengan suara lantang yang memotong seluruh kegaduhan. "Aku sudah cukup malu hari ini. Sudahi saja pestanya!"Tanpa menunggu reaksi siapa pun, ia membalikkan badan dan pergi, meninggalkan bayangan kebesaran nama keluarga yang kini ternoda oleh darah dan dusta.Lisa berdiri di tengah ruangan. Seluruh mata tertuju padanya, bukan lagi dengan rasa kagum, tapi penuh cemoohan dan bisik-bisik sinis.Matanya menatap dua sosok yang berdiri tak jauh—Radit dan Elina. Sorotnya membara."Kalian… Ini pasti ulah kalian berdua!" pekik Lisa, telunjuknya menuding tajam.Elina menatapnya datar, satu alis terangkat. "Aku bahkan nggak tahu soal video itu. Jangan

  • ASI Untuk Bosku   Bab 67 Mempermalukan Lisa Di Pesta

    Elina menoleh tajam ke arah Radit yang kini berjalan mendekatinya, terlihat santai seolah tidak terjadi apa-apa. Ia menyilangkan tangan di depan dada, ekspresi wajahnya jelas menunjukkan kekesalan."Habis dari mana? Lama sekali," sindir Elina, nada suaranya dingin tapi tajam.Radit hanya menanggapi dengan senyuman kecil. Ia sudah cukup mengenal Elina untuk tahu bahwa wanita itu sedang menahan amarah."Aku tadi ngobrol sebentar sama Rian. Hanya bahas hal kecil," jawab Radit ringan, seolah ingin meredam suasana.Elina menaikkan alis, pandangannya tajam menelisik. "Hal kecil? Sepertinya bukan gaya kamu bicara seperti itu. Kamu merencanakan sesuatu, kan?"Radit menatapnya sejenak, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Elina. "Rahasia," bisiknya pelan, membuat bulu kuduk Elina meremang, entah karena kesal atau karena detak jantung yang tiba-tiba melonjak.Elina menghela napas pelan sambil tersenyum miring. Tunggu saja, Kina pasti bakal bocorin semuanya nanti malam, batinnya.Baru saja ia he

  • ASI Untuk Bosku   Bab 66 Persiapan Datang Ke Pesta

    Elina berdiri di depan cermin, memperhatikan refleksi dirinya yang tampak sempurna malam itu. Gaun elegan berwarna merah marun membalut tubuhnya dengan anggun, rambutnya disanggul rapi, dan sentuhan makeup di wajahnya menambah kesan menawan. Setelah memastikan semuanya terlihat sempurna, ia mengambil tas branded favoritnya dan melangkah keluar dari kamar.Di luar, mobil hitam milik Radit sudah terparkir di halaman. Elina hanya melirik sekilas, namun jantungnya berdetak sedikit lebih cepat—ia tahu, malam ini akan menjadi malam yang panjang.Tak lama, pintu mobil terbuka dan Radit keluar dengan penampilan rapi mengenakan jas hitam. Dia menatap Elina seolah melihat sesuatu yang langka.“Cantik,” ucapnya dalam hati, nyaris terucap di bibir.Elina menyadari tatapan Radit yang tak biasa. Ia menautkan alis, merasa aneh dengan cara lelaki itu memandangnya.“Heh, Radit,” tegurnya sambil tersenyum kecil, sedikit menggoda.Radit tersentak dari lamunannya. “Ah, maaf… ayo, kita berangkat,” ucapnya

  • ASI Untuk Bosku   Bab 65 Elina Pulang Ke Kontrakan

    Elina kini tinggal sendiri di kontrakan barunya. Rumah sederhana yang ia pilih bukan karena nyaman, tapi karena jauh dari Radit—seseorang yang dulu pernah begitu dekat, tapi kini justru menjadi alasan utama ia menghindar dari masa lalu.Angin sore berembus pelan, menerpa tirai jendela yang setengah terbuka. Hening, sampai sebuah ketukan pintu tiba-tiba memecah keheningan.Tok… tok… tok…"Sebentar!" serunya.Langkah Elina cepat tapi hati-hati. Ia membuka pintu dan mendapati seorang kurir berdiri dengan sebuah paket berbungkus rapi di tangan."Maaf Bu. Mohon terima ini, dan jangan lupa tandatangani."Elina mengernyit. "Paket dari siapa? Saya tidak merasa pesan apa-apa."Kurir itu hanya mengangkat bahu. "Dari seseorang. Saya tidak tahu, maaf. Saya harus lanjut, permisi."Tanpa sempat menolak, Elina menerima paket itu. Pintu ditutup kembali, tapi pikirannya justru terbuka lebar oleh rasa penasaran yang mengganggu."Siapa yang kirim ini?" gumamnya, menatap bungkusan itu seakan bisa menjawa

  • ASI Untuk Bosku   Bab 64 Rencana Baru Elina

    Elina sudah mulai bekerja kembali dan kebetulan sekarang dia duduk di ruangan terpisah dengan Radit. Elina sengaja melakukan itu karena dia masih memprotes sikap Radit."Ini kopi buat kamu," kata Dani.Elina menatap Dani dengan tajam, seolah tatapannya mampu menembus hati. Ia menurunkan cangkir kopi yang baru saja disodorkan Dani, belum menyentuh setetes pun.“Tumben banget kamu bikin kopi,” ujarnya dingin, tak menyentuh nada ramah sedikit pun.Dani menyunggingkan senyum tipis, tapi ada kegugupan yang tak bisa disembunyikan dari matanya. “Memangnya kenapa? Nggak boleh aku berbuat baik?”Elina menyipitkan mata. “Kamu nggak masukin sesuatu ke minuman ini, kan?”Senyum Dani langsung menghilang. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskan dengan berat. “Elina... apa aku sebegitu rendahnya di matamu sekarang?”Elina tidak menjawab. Tapi diamnya sudah cukup menjadi konfirmasi.Dani melanjutkan, lebih tenang. “Aku sadar, aku banyak salah. Aku pernah bodoh dan jahat. Tapi sekarang... aku seda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status