Beranda / Romansa / ASI Untuk Bosku / Bab 18 Kamu Kenal Elina?

Share

Bab 18 Kamu Kenal Elina?

Penulis: Manila Z
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-13 19:31:18

Elina menghela napas panjang. Matanya masih terpaku pada kejadian barusan—Radit, lelaki yang selama ini mengisi hatinya, tampak begitu hangat tertawa bersama Bela. Tatapan mereka, kedekatan mereka, semuanya membuat dada Elina terasa sesak.

"Menyebalkan sekali!" umpat Elina, suaranya pelan namun tegas, menggigit udara sore yang mulai dingin.

Tanpa pikir panjang, Elina berbalik dan melangkah keluar. Dia tak sanggup melihat lebih lama. Hatinya terlalu rapuh untuk menyaksikan kebersamaan yang menyakitkan itu. Kepalanya penuh dengan bayangan—Bela yang selalu tampil sempurna, Radit yang akhir-akhir ini berubah dingin. Apa aku hanya pelarian? batinnya resah.

Duk.

Langkahnya yang terburu membuatnya menabrak seseorang.

“Oh maaf—” Elina langsung mendongak dan terkejut saat melihat sosok di depannya.

“Kamu melamun, Elina?” tanya pria itu dengan senyum hangat. Dokter Rian.

“Dokter Rian? Tumben sekali datang ke sini,” ucap Elina, mencoba menyembunyikan kegelisahannya di balik senyum canggung.

Rian
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ASI Untuk Bosku   Bab 99 Pernikahan Dani dan Bela

    Pernikahan antara Bela dan Dani digelar dengan nuansa sederhana namun hangat. Meski tak megah, suasana terasa penuh cinta, kebersamaan, dan tawa riang dari para tamu yang datang untuk merayakan kebahagiaan mereka.Di tengah keramaian, Radit dan Elina melangkah mendekati pengantin. Elina tampak anggun dalam balutan dress pastel, sementara Radit berdiri gagah di sampingnya, tangannya menggenggam erat tangan Elina."Selamat yah, atas pernikahan kalian," ucap Elina hangat sambil memeluk Bela."Terima kasih banyak, Elina. Kalian sudah menyempatkan datang, aku senang banget," balas Bela dengan mata berbinar.Radit menghampiri Dani dan menepuk pundaknya dengan semangat, "Selamat, bro. Semoga jadi ayah yang keren dan suami yang tangguh."Dani tertawa kecil. "Amin, mudah-mudahan. Kamu juga harus nyusul dong!"Radit hanya menanggapinya dengan senyum simpul, melirik Elina sekilas, seolah memberi isyarat bahwa ia sedang mempertimbangkan hal itu."Astaga, kamu bawa Jio juga ke sini!" seru Bela ket

  • ASI Untuk Bosku   Bab 98 Rencana Jahat Dina dan Gita

    Radit akhirnya memutuskan untuk mengantar Elina pulang ke rumahnya. Langit malam menggantung dengan tenang, dihiasi bintang-bintang kecil yang bersinar lembut, seolah ikut menyaksikan momen kebersamaan mereka. Di dalam mobil yang melaju pelan, suasana terasa hangat meski tak banyak kata terucap.Radit melirik sekilas ke arah Elina yang duduk di sampingnya. Gadis itu tampak tenang, menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil menatap keluar jendela. Namun dari raut wajahnya, Radit bisa melihat ada kilau bahagia di matanya."Kamu senang melihat Rian tadi?" tanya Radit tiba-tiba, memecah keheningan.Elina menoleh sedikit, menatap Radit dengan senyum tipis. "Iya, aku senang ketika melihat Rian punya keberanian."Jawaban itu terdengar datar, namun cukup untuk membuat dada Radit sedikit sesak. Ada rasa yang mengusik, meski dia sendiri tak ingin mengakuinya."Apa menurut kamu, aku juga tidak punya keberanian?" tanyanya pelan, nyaris seperti gumaman.Elina terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia meno

  • ASI Untuk Bosku   Bab 97 Rian Melamar Kina

    Elina sudah berada di dalam mobil Radit sekarang. Katanya pria itu akan mengantar dirinya pulang, tetapi sekarang Elina tidak akan pulang dulu."Kita mau langsung pulang?" tanya Radit ketika dia sudah masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman.Elina menggeleng kepalanya, dia memang tidak akan pulang dulu sekarang. Masih ada sesuatu yang harus dia selesaikan dengan baik sekarang. Tentu saja dia tidak akan membuat semuanya jadi buruk."Tunggu dulu, Radit. Kita jangan pulang sekarang.""Maksudnya bagaimana?" tanya Radit heran."Aku berencana akan datang ke sebuah restoran, kamu ikut denganku yah," pinta Elina."Mau ngapain?" tanya Radit menaikkan sebelah alisnya heran.Dia tidak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Elina sekarang."Ada deh, kalau kamu gak mau ikut juga gak papa, nanti kamu berhentikan aku di restoran mawar yah," pinta Elina.Radit menatap Elina dengan curiga. Jangan bilang kalau wanita itu akan bertemu dengan seorang pria. Radit tidak akan membiarkan hal itu terja

  • ASI Untuk Bosku   Bab 96 Memilih Gaun Untuk Bela

    Kina masih kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Elina kemarin, dia mengatakan kalau harus menerima itu. Sebenernya Kina juga menyukai Rian, hanya saja dia memang yang suka berhalu dan nonton Drakor, membuat dia jadi sulit dipercaya."Ah, sulit sekali."Dia bahkan tidak tahu harus berbuat apa lagi setelah ini. Pikirannya penuh sesak oleh bayangan Rian, hingga dia hampir tak menyadari dering ponselnya yang membuyarkan lamunan."Halo, Bela," ucap Kina, mencoba terdengar normal."Ah, Kina. Kamu sibuk?" suara Bela terdengar agak cemas."Enggak juga, kenapa?""Bisa temanin aku ke butik? Dani nyuruh aku pilih gaun pengantin, tapi dia nggak bisa nganterin. Katanya lagi ada urusan kantor."Kina terdiam sejenak. Kalau dia terus di rumah, pikirannya pasti kembali ke Rian. Mungkin ini bisa jadi pengalih perhatian yang baik."Oke. Tunggu aku ya, aku ke sana sekarang," jawab Kina akhirnya."Makasih banget, Kina. Aku tunggu ya!"Senyum tipis muncul di wajah Kina. Ini bisa jadi jeda yang dia butu

  • ASI Untuk Bosku   Bab 95 Menyatukan Bela dan Dani

    Dani terpaku saat melihat Bela berdiri tak jauh darinya. Hatinya seperti ditarik kembali ke masa lalu yang penuh luka dan penyesalan. Tanpa berpikir panjang, dia melangkah mendekat dan langsung memeluk wanita itu erat, seolah tak ingin kehilangannya lagi."Bela… maafkan aku," bisiknya lirih, nyaris putus asa.Bela diam. Dadanya sesak. Kata-kata menggantung di tenggorokannya, tak sanggup ia keluarkan. Pelukan Dani terasa hangat, tapi juga menakutkan—karena ia tahu, hatinya belum sembuh sepenuhnya."Jangan pergi lagi..." ucap Dani pelan, melepaskan pelukan itu untuk menatap wajah Bela. "Aku nggak akan sanggup kalau kehilangan kamu untuk kedua kalinya."Kina dan Rian yang berdiri tak jauh hanya bisa saling pandang, lalu melirik ke arah keduanya. Ada haru dalam keheningan itu, namun mereka memilih membisu.Bela membuka mulut, ingin bicara… namun Dani memotong lebih dulu."Aku tahu semua yang kamu alami. Dan aku nggak akan lari dari tanggung jawab. Kita akan menikah, Bela. Aku ingin kamu j

  • ASI Untuk Bosku   Bab 94 Dani Mencari Bela

    Di dalam kantor yang mulai lengang menjelang siang, Elina terduduk di meja kerjanya dengan wajah masam. Tangannya sibuk menumpuk berkas-berkas yang seharusnya bukan tanggung jawabnya. Wajahnya jelas menunjukkan kekesalan yang ditahan-tahan.“Kenapa dia gak masuk juga hari ini?” gerutunya dengan nada tajam. “Apa dia pikir semua ini bisa selesai sendiri?”Dani, rekan kerjanya, sudah dua hari tak menunjukkan batang hidungnya di kantor. Dan karena itu, semua pekerjaan penting otomatis dialihkan padanya. Beban bertambah, sementara kepala terasa mau pecah.Tiba-tiba, aroma kopi hitam menyeruak. Radit datang menghampiri dengan senyum tipis dan secangkir kopi hangat di tangan. Dia tahu betul ekspresi seperti itu artinya Elina sedang berada di ambang ledakan.“Ini... buat meredakan sedikit amarah,” katanya sambil menyodorkan cangkir.Elina menerima dengan helaan napas panjang. “Makasih,” gumamnya, berusaha menenangkan diri.Radit duduk di pinggir meja, menatap Elina dengan pandangan penuh perh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status