"Siapa Langit sebenarnya? Kenapa selama ini kita tidak tahu apa-apa tentang dia!?" ujar Farell terperangah. "Dia adalah orang biasa yang selalu teraniaya, dan sekarang Tuhan Yang Maha Kuasa membukakan mata kalian, bahwa Langit adalah orang yang terpilih untuk menolong kita semua yang ada di sini!" Cahyo berkomentar. Sudut matanya mengembang. Dia sudah melihat kejutan-kejutan yang di berikan oleh Langit sejak tadi. Dia benar-benar merasa kagum, bangga dan terharu dengan sahabatnya ini! Langit adalah sosok hebat yang selama ini nyaris tidak pernah diperhitungkan dan dianggap oleh siapapun juga! "Luar biasa! Aku tidak menduganya sama sekali! Tapi aku tidak pernah mengejeknya, aku bahkan tidak mengenalnya! Tapi mulai saat ini dan kedepannya, dia akan selalu jadi temanku! Untuk selamanya!" ujar Farell ikut merasa bangga. Sementara yang lain hanya bisa terdiam. Mereka yang pernah berhubungan dengan Langit, membully Langit, menyakiti Langit, menganggap Langit adalah Badut dan sampah, semua
"Untuk itu hamba bersedia membantu, tapi saat ini waktu sudah menjelang subuh! Cahaya di ufuk timur akan segera keluar, dan itu tandanya hamba harus segera pamit, undur diri dari sini! Karena siang hari adalah waktu yang kurang baik buat hamba berada di sini! Tapi hamba hanya bisa menolong Yang Mulia, setelah Yang Mulia bertemu dengan Ratu Kumala Suci, karena mereka semua disekap dan berada di bawah kekuasaan dan pengawasannya! Yang Mulia bisa menemui beliau ketika Matahari sudah sampai pada Puncaknya! Yakni saat waktu Dhuhur!" "Hmm, baiklah! Dimana aku harus menemui Ratu Kumala Suci?" "Beliau ada di Puncak Teratas Gunung Mulia, yakni di tepian Kaldera Kawah Putih di atas sana! Beliau hanya bisa di temui pada waktu itu!" "Aku tidak bisa menemuinya sekarang? Aku khawatir dengan keselamatan teman-temanku!" "Tidak bisa Yang Mulia, beliau hanya bisa di temui di waktu-waktu tersebut, yakni ketika tengah hari dan tengah malam! Mereka yang disekap, Yang Mulia tidak perlu khawatir, mereka
Langit, Cahyo dan Audrey merasakan suatu sensasi yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Berbagai macam perasaan bercampur aduk menjadi satu dalam benak dan hati mereka masing-masing. Rasa takut, khawatir, kagum, dan tidak percaya dengan apa yang terjadi, apa yang dilihat dalam pandangan mereka, menjadikan semuanya adalah sebuah pengalaman nyata yang luar biasa. Tidak bisa dilukiskan dengan kanvas apapun dan tidak dapat di jabarkan dengan kata-kata sepanjang apapun! Di hadapan mereka, di tengah Balairung Istana nampak berdiri tegak beberapa puluh orang dengan pakaian kebesaran yang indah, dan terlihat sangat mahal. Pakaian dengan jubah kebesaran yang berwarna-warni, berhiaskan batu-batu perhiasan mewah dari mulai Berlian dan Mutiara Mutu Manikam yang memancar di setiap jubah mereka, seolah mereka adalah para Pembesar dan Kaum Bangsawan besar yang tengah berkumpul dan sedang mengadakan sebuah Perhelatan Pesta yang sangat Akbar dan fenomenal! Di depannya, di sebuah singgasana
Langit, Cahyo dan Audrey merasakan sakit luar biasa ketika tubuh ketiganya terhempas dengan keras ke lantai! Setelah sebelumnya mereka terangkat oleh sebuah kekuatan hebat yang tidak terlihat, yang dimiliki oleh Ratu Kumala Suci! "Audrey, kamu tidak kenapa-kenapa?" tanya Cahyo sambil tertatih. Berusaha berdiri walau terpincang-pincang. "Ka..kakiku sepertinya patah, ..." keluh Audrey. Dia merasakan sakit di pergelangan kakinya yang bengkak. "Maaf, kalian berdua jadi ikut terkena masalahnya, Cahyo tolong bawa Audrey agak jauh dari sini! Sebaiknya kalian agak mundur ke belakang!" Langit memberi instruksi. Dia merasakan kakinya sedikit bermasalah. Namun dia berusaha untuk berdiri dengan tegak. Dia tidak akan menyerah begitu saja! "Kamu bukanlah tandinganku! Kamu akan mati disini sebagai tumbal kekuasaanku! Naik!" Sang Ratu kembali mengangkat tangannya. Dan Langit kembali terangkat ke udara. Kekuatan Telekinesis yang dimiliknya sungguh luar biasa! Dan sekejap kemudian Langit dilempar
"Kakimu kuat untuk jalan, Audrey?" "Emmh, sepertinya kuat, tapi ..." "Ya sudah, kamu tidak keberatan aku gendong?" tanya Langit terus terang. Wajah cantik Audrey bersemu merah. Tentu saja dia tidak keberatan! "Ayolah, kamu bisa naik di punggungku atau Cahyo, terserah kamu saja!" "Baiklah, semoga aku tidak merepotkan mu!" Audrey dengan segan dan malu-malu naik ke punggung Langit. Menaruh kedua tangannya di pundak Langit dengan ragu-ragu. Cahyo hanya bisa tersenyum masam sambil menghela napasnya. Dia memang tidak akan pernah bisa menang melawan Langit, dalam hal apapun! "Kita akan tiba di bawah dalam satu jam kurang! Cahyo, kamu bisa jalan duluan dan memberi tahu mereka tentang posisi seluruh kawan-kawan kita!" instruksi Langit. Cahyo mengerti. Dia langsung dengan sigap berlari sambil mengacungkan jempolnya. Pertama dia memang ingin segera menolong teman-teman mereka, dan kedua, dia tentu saja tidak mau mengganggu kesenangan Langit dan Audrey yang tengah asyik berdua. "Kamu jan
Satu Minggu berlalu setelah acara Camp Gathering. Kampus sengaja meliburkan mereka yang terlibat dalam kegiatan tesebut, dikarenakan berbagai macam pertimbangan, untuk pemulihan fisik serta mental para Mahasiswa, terutama mereka yang sudah mengalami kejadian-kejadian aneh dan menegangkan, yang susah di nalar oleh logika dan hampir merenggut nyawa dan keselamatan mereka! Dan Cahyo adalah Pahlawan yang tiba-tiba namanya meroket dan terkenal di Kampus. Aksi pemberani dan luar biasanya karena telah berhasil menemukan seratus orang lebih peserta yang tersesat, yang ternyata di sekap di sebuah gua oleh Pengikut Ratu Kumala Suci! Menurut pengakuan sebagian besar dari mereka, hampi semua kelompok tersebut menemukan berbagai macam kejadian aneh dan hampir tidak masuk akal. Dari mulai bertemu dengan kawanan Macan Kumbang, menemukan ular sebesar pohon kelapa, dihalangi oleh segerombolan hewan, termasuk ganngguan Harimau putih besar yang ganas dan menyeramkan, lalu dikejar orang-orang aneh bert
Langit baru saja melangkahkan kaki menyusuri koridor kampus, ketika sebuah bayangan lewat dengan sangat cepat di sampingnya. Langit terkejut, ekor matanya berusaha mengejar arah bayangan tersebut, namun dia hanya melihat sekilas, ketika bayangan berwarna merah itu menghilang tepat di belokan koridor depan yang mengarah ke Toilet di fakultasnya. Alis Langit berkerut heran, dia merasakan sesuatu yang janggal. Sore hari yang nampak sepi ini memang tidak banyak orang berkeliaran di sekitar kampus, paling hanya tersisa beberapa gelintir orang sibuk berolah raga di lapang basket, satu dua nampak bercanda di sudut taman, dan selebihnya berkutat di ruang Eskul masing-masing. Sementara Cafetaria sudah tutup setengah jam yang lalu. Yang menjadi pertanyaan adalah, siapa yang barusan berlari dengan sangat cepat seperti kilat tersebut? Karena setahunya, tidak ada satupun manusia di kampus ini yang mempunyai kemampuan super seperti itu! Apakah ini hanya sekedar khayalannya semata, ataukah memang
"Tuh kan, aku bilang juga apa? Kamu sih telat banget, jadinya kita ketahuan!" ujar Tiffani gusar, wajah cantiknya memucat. "Hei, kenapa jadi nyalahin aku? Bukannya kalian memang sudah merencanakan ini semua? Menjebakku agar ketahuan oleh mereka, lalu..." "Kamu bodoh! Apa untungnya buat aku ngejebak kamu? Aku serius, ada sesuatu yang harus di sampaikan! Ada seseorang yang harus kamu temui malam ini, dan itu sangat penting sekali!" "Oh ya? Sepenting apa?" "Cukup! Gavin dan orang-orangnya sedang menuju kemari, sebaiknya kamu lari sekarang, biar aku yang berusaha mencegah mereka!" ujar Tiffani memperingatkan. Langit menggelengkan kepala. "Aku tidak akan lari. Aku sudah cape menghindar terus dari mereka!" "Apa? Kamu tidak kapok jika mereka menghajarmu...' "Aku, kapok? Hehe, tidak juga. Kenapa tidak kamu saja yang lari? Mereka juga akan memperlakukanmu sama kan? Orang-orang kurang akhlak ini tidak bisa membedakan mana laki-laki ataupun perempuan. Sudah saatnya mereka di buat sadar!