"Aku dari awal bermaksud baik-baik, dan aku siap untuk membayar kalau memang itu aturannya. Tapi kalian terlanjur tidak sabar, apa boleh buat?" Langit menyeringai. "Pemuda sialan! Sungguh lancang sekali perbuatanmu! Kamu tahu siapa Tuan Baron!? Dia adalah orang yang sangat berpengaruh di sini! Kamu akan segera menerima akibatnya! Doy! Radi! Ayo kita hajar dia!" teriak Aris. Dia ingin menarik simpati Baron yang masih meringis kesakitan. Beberapa orang nampak berkerumun. Mereka penasaran ingin segera menyaksikan bagaimana aksi drama ini selanjutnya. Namun sebagian orang mulai melihat Langit dengan pandangan yang sedikit berbeda. Mereka melihat bagaimana Langit dengan mudah menerbangkan Baron dengan sekali gerakan, dan mereka menganggap Langit bukanlah seorang pemuda biasa! "Terima ini sialan!" Aris dan Radi segera maju ke depan. Keduanya siap meringkus Langit. Namun mereka terkejut, ketika tanpa di duga Langit bergerak dengan cepat mendahului, menangkap lengan keduanya dan baru ters
Ya, Langit secara otomatis telah berhasil menuntaskan persyaratan untuk mendapatkan Kuasa ke empat, yakni Kuasa Telekinesis. Dan itu di dapatnya selepas dia mengeluarkan kebijakan pada Rumah Sakit Unicorn yang ternyata adalah miliknya sendiri, dengan kepemilikan saham global 79 persen! Salah satu kebijakan ekstrem dan kongkret yang dilakukan oleh Langit adalah memperbolehkan para pasien kurang mampu yang hanya membawa Surat Keterangan Miskin dari Pemerintah setempat, Askes, serta Kartu Sehat BPJS kelas terbawah untuk sama-sama bisa merasakan fasilitas kesehatan yang memadai dan lengkap sesuai dengan aturan dan ketentuan secara transparan, tanpa ada yang di tutup-tutupi baik dari segi teknis maupun ketersediaan fasilitas, dan menitik beratkan pada kemanusiaan. Tentu saja, ratusan orang yang sebelumnya terlantar tidak bisa berobat, karena tidak memiliki biaya yang cukup, hingga tidak bisa mendapatkan akses pengobatan secara layak, sekarang langsung bisa masuk dan mendapatkan fasili
Tiga kali tembakan beruntun itu tepat mengenai Langit. Semua orang berteriak! Mereka sudah menduga Langit akan langsung terkapar dengan tubuh bersimbah darah, dan nyawanya akan hilang saat itu juga! Tembakan dari jarak dekat itu tidak akan bisa dihindari oleh siapapun juga, termasuk oleh Langit yang menurut mereka adalah orang yang sangat hebat! "Hahaha! Matilah kau!" Ares tertawa dengan keras. Dilihatnya Langit yang tersungkur di depannya. Semua mata nampak terbelalak. Mereka terlihat tidak rela sang jagoan tidak di kenal tiba-tiba harus mati di tangan seorang gembong penjahat seperti Ares. "Sayang sekali, kamu harus mati di ujung pistol ku, padahal aku cukup..." "Ini cukup menyakitkan sialan! Lain kali, aku tidak boleh terlalu dekat!" suara itu tiba-tiba terdengar dengan jelas. Semua orang kembali terpana! Langit yang sudah jatuh tersungkur, perlahan bangkit berdiri. Lalu dengan santainya menepuk-nepuk jaketnya yang bolong di tiga bagian. Tiga butir Peluru berjatuhan dengan s
Handphone milik Hanna berdering. Wanita cantik itu segera beranjak dari kursinya, mengambil ponselnya, dan mengangkatnya. "Halo, ada apa Tuan Nico? Oh, begitu? Baiklah... Akan segera di selesaikan, baik Tuan! Siap, anda tenang saja! Baik..baik, siap, terima kasih Tuan Nico!" Hanna menutup ponselnya. Memandang ketiganya sambil menghela napas. Lalu kembali berakhir pada Langit. "Langit, apa benar kamu menahan Baron di bawah sana?" tanya Hanna. "Iya, benar. Memangnya kenapa Kak? Apa dia berulah lagi?" "Kamu ini, duh, bukan dia yang berulah, tapi kamu sendiri yang terlalu berlebihan. Orang tuanya datang bersama selusin pengawal di bawah sana. Beberapa orang penting juga datang untuk ikut campur! Sepertinya masalah kali ini akan membuatmu repot. Kalian tahu siapa Mugi Baraka?" "Dia.? Dia....kenapa Langit sampai berurusan dengan dia?" Zaki terperangah. Begitu pula dengan Heru. "Langit, ada masalah apa kamu dengan Tuan Mugi Baraka?" tanya Heru ikut penasaran. "Aku tidak tahu. Yang
Semua mata menoleh. Di pintu lift, seseorang berjalan dengan anggun ke arah mereka. Sosoknya yang spesial membuat semua yang melihat menjadi terpana. Tidak terkecuali sang Miliuner. Wajahnya seperti berbinar melihat siapa sosok yang baru saja datang tersebut. "Miss Hanna! Kebetulan sekali anda berada di sini, apa anda tahu saya datang kemari, sehingga anda memutuskan untuk menemui saya?" Mugi Baraka tersenyum gembira. Miss Hanna adalah salah satu wanita cantik favoritnya. Sosok cantik ini memang selalu jadi idola bagi Mugi Baraka. Bukan hanya karena kecantikannya yang mempesona da diatas rata-rata. Melainkan karena betapa sulitnya dia untuk bisa mendapatkan perhatian Bidadari cantik ini. Ungkapan 'jinak-jinak merpati' adalah prase yang sesuai untuk menggambarkan sosok Hanna di mata Mugi Baraka. "Ada apa Hanna? Bukankah kamu sedang kerja?" Nico bertanya dengan ketus. "Saya ..." "Sudahlah Nico, biarkan Hanna disini! Bukankah dia juga sedang bekerja? Dia akan menemaniku malam ini
Pintu Ruang Massage Area terbuka. Beberapa pengawal berbaju stelan jas hitam dan kemeja putih berdasi, berbadan kekar segera masuk ke dalam. Mereka mengamankan area yang massage dan membuatnya steril. Seorang bertubuh tinggi dengan paras Eropa, berusia sekitar setengah abad, namun masih menampakan ketampanan dan kegegahannya. Berjas Abu-abu dengan kemeja hitam, berjalan dengan tergesa, dengan ring pengawalan ketat para pengawal khusus. Dialah Sang Tapian. Orang terkaya di kota Banda. Salah satu Trilliuner sukses negeri ini, Roman Archilles! Di Kota Banda, yang merupakan kota terbesar ke lima di negara ini, sang Taipan Roman Archilles merupakan seorang yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Keberadaannya sangat di segani oleh orang-orang kaya dan penting di Kota ini. Level Wali Kota dan Gubernur pun segan dan menaruh hormat kepadanya. Bahkan seorang Presiden adalah teman akrabnya bermain golf dan bola! Dengan jumlah asset kekayaan yang fantastis, hampir mencapai Tiga Ratus Tril
Universitas Wangsa Sanjaya kembali berduka. Seorang Dosen muda ditemukan tewas secara mengenakan. Dengan posisi terapung di sebuah kolam Taman Kampus! Polisi memprediksi bahwa kejadiannya terjadi tadi malam, dengan waktu kematian sekitar 4-5 jam yang lalu. Di tubuh pria itu ditemukan sebuah tanda merah bekas cekikan tangan, dan setelah di chek dan di teliti oleh Inavis dan forensik, ternyata itu adalah bekas cekikan tangannya sendiri! Polisi segera memasang garis kuning untuk mengisolasi dan mensterilkan TKP. Siapapun, selain aparat Kepolisian dan pihak-pihak lain yang berkompeten, dilarang melewati garis tersebut. Walaupun hanya sekedar untuk lewat atau selfi sekalipun! Ini adalah korban ke enam dalam lima bulan ini. Peristiwa demi peristiwa yang terjadi membuat Aparat Penegak Hukum harus berpikir ekstra dan bekerja lebih keras untuk segera mengungkap, dan menuntaskan kasus ini. Yang paling terkena dampak dan imbas dari adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kampus ini ten
Matahari baru saja mengintip malu-malu di sela-sela tirai yang masih tertutup, di sebuah kamar yang cukup temaram. Ruangan berukuran luas dengan ukuran sembilan kali sembilan meter, berbentuk segi empat bujur sangkar, terlihat sangat elegan dan cantik. Sebuah kamar hotel Kelas VVIP berbentuk Suite Room mewah dan berkelas. Dengan segala fasilitas nomor satu dan perabotan Lux di dalamnya. Menyajikan segala kenyamanan dan kepuasan bagi siapapun yang menempatinya. Yang kemungkinan hanya diperuntukan untuk para tokoh Pejabat penting, selebritis, dan orang-orang kaya berpengaruh, dengan kisaran harga yang jelas tidak murah! Ketukan halus terdengar berkali-kali di pintu. Bersamaan dengan itu, sebuah kepala menyembul di balik selimut putih. Di ranjang yang sangat mewah. Dia adalah Langit! "Ya, tunggu sebentar!" Langit dengan enggan bangun dari tempat tidurnya. Merentangkan kedua tangannya sambil menguap sejenak. Menyalakan lampu utama, berdiri dan berjalan beberapa langkah sambil memat