Share

Bab 7 Nunggu Cewek? Gak Banget Deh!

"Hai Bro!!" Punggung Heru ditepuk seseorang dari belakang. Heru kaget dan melihat orang yang menepuknya.

"Eh, lo! Mike!" Heru melihat Michael.

"Heh lo mutusin Kalina kemarin, apa dia gak ngehubungi lo lagi?" tanya Michael.

"Gue sudah blokir semua yang berhubungan dengan Kalina, dan siap dengan hubungan yang baru," ujar Heru sambil memakai kaca mata hitamnya dan tersenyum.

"Dasar Casanova! Kita ke pub nanti malam?" tanya Michael.

"Sorry, gue gak ikut," jawab Heru.

"Loh kenapa? Tumben bener gak ikutan?" tanya Kevin.

"Lo yah! Gue ikut juga, lo sama cewek lo berdua, anggap gue cuma kambing conge. Liatin kalian berdua cipokan depan gue, jijik gue lihatnya!" ujar Heru membayangkannya.

"Makanya, lo cari dong pacar! Buat lo, siapa sih yang gak mau? Semua cewek bakalan antri cuma buat nemenin lo semalam," ujar Michael.

"Sabar bro ... Bukan Casanova namanya kalau Heru gak dapat pengganti Kalina," jawab Heru bangga.

"Dah lo pergi dari sini! Gue lagi pengen sendiri," usir Heru dengan mengibaskan tangannya menyuruh Michael untuk pergi.

"Ya ... ya ... gue pergi. Nanti malam kalau lo berubah pikiran, datang aja ya, ajak siapa kek buat nemenin lo," ujar Michael sambil melambaikan tangannya dengan tertawa.

Quiz-nya sudah selesai dari tadi, tapi mata Heru tidak lepas dari Sarah, "Siapa cewek itu? Harusnya gue tanya Mike sebelum gue usir."

Sarah dengan gontai bangkit dari kursinya, diambil tas yang ditaruh dibelakang kursi, kemudian melangkah keluar. Heru pun bangun dan mengikuti Sarah yang berjalan menuju tempat parkir yang sama dengan dirinya.

Baru setengah perjalanan, Heru melihat, Sarah berhenti dan mengambil ponsel dari dalam tasnya dan menerima sambungan telepon. Heru pun mulai mendekati dan mencoba untuk mengupingnya.

"Iya, Sus? Ibu saya? Ya ... yah ... Saya akan segera ke sana," ucap Sarah.

Ponselnya ditaruhnya kembali di dalam tas, kemudian berlari menuju mobilnya yang sedang di parkir. Heru pun melangkah menuju mobilnya sendiri. Hari ini, moodnya sedang rusak, dia yang tadinya berencana untuk mencari seorang gadis, tetapi karena ulah Sarah, rencananya dibatalkan.

Heru melangkah melewati mobil Sarah yang jendelanya dibuka, terdengar dari dalam mobil Sarah isak tangis sambil memukul-mukul setir mobilnya. Rasa penasaran Heru pun muncul, "Ada apa dengan cewek gila itu? Di kelas dan di luar kelas berubah drastis," batinnya. Heru melangkah ke belakang mobil Sarah agar tidak terlihat dari depan.

"Bun ... Sarah bingung, apa yang harus Sarah lakukan?" air matanya terus menetes. Tisunya yang sudah dipakai, dia buang keluar jendela. Heru melihat sampah tisue di samping mobil Sarah yang berserakan.

Dihapusnya kembali air mata dan ingusnya dengan tisue kemudian menarik nafas dalam-dalam, "Baiklah, aku akan jual mobilku ini. Walau sedikit, tapi bisa membantu," ujar Sarah memberikan semangat untuk dirinya sendiri.

"Oh, mau dijual mobilnya?" Diketuk-ketuknya bodi mobil milik Sarah.

Sarah kaget karena Heru ada di samping mobilnya. Segera saja dia keluar dari mobil untuk memakinya. Tapi Heru lebih terkejut lagi karena bengkak pada mata Sarah yang merah karena menangis.

"Mata lo kenapa?" tanya Heru.

"Ngapain sih lo dekat-dekat mobil gue?"

"Kalo lo butuh duit, lo boleh kok pinjem gue, jadi lo gak usah nangis kalau lo sendiri gak tega buat jual mobil lo," nasehat Heru.

Sarah diam. Kata-kata Heru membuatnya menjadi sebuah ide, "Tuan Heru Hadiningrat yang terkenal sebagai anak konglomerat se-Indonesia, jika tuan merasa kasihan terhadap hambamu ini, maka bolehlah hamba ini meminjam uang,"

"Berapa?" tanya Heru dengan gaya angkuhnya.

"Lima milyar!"

"Heh! Lo minjem atau mau rampok gue!!"

"Sudahlah, jangan dianggap omongan gue!" Sarah sadar anak orang kaya pun akan sulit untuk dipinjami yang sebesar 5 milyar jadi, mendapatkan uang sebesar itu adalah hal yang mustahil. Ditutupnya pintu mobil itu, sekarang yang dia pikirkan adalah bundanya, yang tadi di telepon rumah sakit, kalau tiba-tiba saja keadaan bundanya memburuk.

"Dasar gila tuh cewek!" maki Heru kembali ke mobilnya.

Dibukanya pintu mobilnya, dipasang kembali kacamata hitamnya, kemudian menatap wajahnya di spion, "Let's go! Kita ke Starduck sekarang," serunya.

Mobil sportnya pun melesat meninggalkan mobil kecil Sarah yang masih menangis, menuju outlet kopi terbesar. Diparkir mobilnya dibawah pohon rindang, kemudian masuk dan memesan minuman kopi kesukaannya, sambil melirik ke segala sudut ruangan. Dilihat jamnya sudah lewat 10 menit, tapi tidak tampak orang yang sedang duduk sendiri.

"Sial, masa gue yang disuruh nunggu?" batinnya ngedumel. Biasanya cewek kalau mau bertemu dengan dirinya selalu datang lebih awal.

Dilihatnya sekali lagi, dan disudut ruangan ada seorang gadis yang dia kenal, Anggie, teman Kalina, "Daripada gue disuruh nunggu, lebih baik cewek yang nungguin gue," gumamnya, dan menghampiri Anggie untuk say hello.

"Hai, Anggie!" sapa Heru.

"Eh, lo, Her! Ngapain lo disini? Bisa gak kalo lo jangan deket-deket gue dulu?" tanya Anggie panik.

"Emangnya kenapa? Lo lagi nungguin orang?" tanya Heru penasaran.

"Em, gak kok cuma nunggu teman," jawab Anggie yang kikuk sambil menyeruput es di depannya.

"Teman? Jangan-jangan lo mau selingkuh dari si Mike ya?" ledek Heru.

"Ish!! Diam lo, awas ya kalau lo bilang Mike!" ancam Anggie.

"Oke! Gue gak akan bilang kalau lo mau selingkuh. Lagian, bukan urusan gue juga! Tapi gue penasaran, lo mau selingkuh sama siapa?" tanya Heru.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status