ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 19 ( Kukembalikan kamu pada posisi semula, Mas )Malam ini mbak Imur dan mas Hendri datang. Sedangkan mbak Imar sudah pulang dari tadi sore. Ia terlihat sewot dan bahkan pulang pun tak pamitan padaku. Masa bodoh, toh ia sudah kuceret sebagai saudara ipar. Dan sebentar lagi mereka semua kusingkirkan."Gini, Mas, Sar. Kami mau kembalikan BPKB mobil Mas Feri. Tapi ...." Mbak Imur tak melanjutkan kata-katanya, justru ia menatap mas Hendri. Mas Hendri malah mengangguk kecil seperti memberi isyarat."Tapi apa, Mbak?" tanyaku."Tapi, kami mau minta uang lima juta buat bayar adminastrasinya karena batal menggadaikan, Sar."Astaga naga, mereka yang gadaikan kok malah aku yang bayar administrasinya? Lagian di mana-mana, tak akan ad
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 20 ( satu langkah berhasil, mulai membantah )Pagi ini dengan duduk sambil minum secangkir kopi di teras, ingin melihat mas Feri berangkat kerja. Sengaja kulakukan karena ingin menikmati ia berangkat kerja dengan motor buntut. Itu satu-satunya yang ia punya murni dari hasil ia kerja. Jika dijual pun paling laku lima jutaan."Ugh! Kok susah kali engkolnya, mesinnya belum juga nyala," gumam mas Feri sambil mengengkol motor."Uhg!" Mas Feri mengulangi engkol motor. Terlihat kesulitan hingga pagi ini ia berkeringat."Mungkin bensinnya habis kali, Mas," ujarku lalu mulai bangkit ingin mendekatinya."Nggak, Sar. Udah kucek masih banyak kok."Berulang kali ia mencoba. Tapi motor i
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 21 ( lanjut melawan )Perintah macam apa ini. Aku disuruh minta maaf ke pelakor dan ibu mertua mata duitan? Tidak akan! Sampai kiamat pun tak akan sudi. Justru aku ingin mereka juga merasakan luka tak berdarah yang kurasakan."Apa?" tanyaku santai melihat ke mas Feri."Minta maaf ke Ibu dan Tuti. Aku tak suka melihat istri yang suka membantah dan bicara seenaknya." Suara mas Feri mulai melunak."Jika tak suka jangan dilihat, beres kan?""SARAH!" ini yang kedua kalinya mas Feri menghardikku cukup lantang. Matanya membelalak.Selama ini aku istri yang patuh. Royal juga. Tapi semenjak tahu kebaikan dan kepatuhanku dibalas dengan pengkhianatan, saat itu juga aku bertekad melawan dan
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 22 ( menolak belikan mobil )Aku bangkit dari pembaringan. Melihat dua manusia di depanku, rasa jijik seolah ingin melempar mereka dengan kotoran. Aku kesal, aku marah dan aku ingin membalaskan sandiwara mereka yang mempermainkan hidupku!"Mbak, tolong maafkan ucapanku." Tuti mengulangi ucapan maafnya. Aku rasa ini minta maaf terpaksa. Mungkin diminta ibu mertua dan mas Feri. Huh! Rencana apa lagi yang kalian lakoni para benalu.Tak kujawab. Hanya menghela nafas kasar sambil melirik sinis."Tuti sudah mengakui kesalahanya, Sar. Aku tau kamu wanita pemaaf dan sabar. Itu makanya tak salah aku menikahimu."'Kamu salah, Mas. Aku tak seperti itu, lagian aku tertipu. Jika sebelumnya aku tau sikap aslimu, tak sudi aku mau
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 23 ( demi uang semuanya halal )'Gimana? Sakit hati kan, Mas? Makanya jangan coba-coba membohongiku. Nih kuberi pelajaran apa rasanya dibohongi,' bathinku sambil tersenyum sinis. Sedikit puas, ya, sedikit saja.Mas Feri berbohong bilang kerja lembur hari minggu. Nyatanya ada acara di rumah ibunya, acara ia menikahi Tuti. Dan pernikahan itu disambut senyum bahagia oleh Imar, Imur dan ibu mertua, belum lagi ipar-ipar mas Feri. Dan kebohongan itu kubalas juga dengan kebohongan, bohong tentang beli mobil baru agar mobilnya bisa kujual. Itulah kenapa sikap pura-pura kulakukan agar merebut hartaku, tak perlu dengan acara berdebat dan kekompakan mereka melawanku. Intinya mempermudah jalan. Gunakan akal pikiran meskipun harus terlihat bodoh dengan berpura-pura."Tunggu, Sarah!"
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 24 ( seperti menyiram dengan minyak agar api menyala )"Betulkah itu, Mas?" tanyaku. Mas Feri terdiam dan memalingkan muka ke Imur. Sorot mata mereka seperti saling bicara. Mungkin sebentar lagi berantam, mudah-mudahan."Imur!" Mas Feri menarik lengan Imur hingga menjauh dariku. Kuikuti karena tak ingin melewatkan pertengkaran mereka. Jika mereka membuat hidupku kacau dalam sebuah penipuan, aku akan lakukan sebisa mungkin membalas meskipun tak terencana."Lepaskan, Mas. Sakit." Imur berusaha ingin lepas, tapi tak kuasa karena mas Feri seperti geram menggenggam lenganya.Wow, dua bersaudara benalu bisa bertengkar juga. Ini pasti hiburan menyenangkan."Kamu bilang apa ke Sarah?" Mata lelaki yang masih berstatus suamik
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 25 ( hak? )Jadi mas Feri diam-diam ke bank ingin gadaikan rukoku? Ya, itu rukoku yang kucantumkan juga namanya demi rasa hormatku ke lelaki yang berstatus suami. Dan sertifikat bangunan ruko itu sekarang ada di tangan notaris untuk pengurusan balik nama atas nama Naswa."Suamiku ingin gadaikan sertifikat ruko?" Kuulangi untuk meyakinkan."Iya, Sar. Ayo bicara di dalam," seloroh mas Feri yang sudah berdiri di belakangku.Rasanya darahku naik ke ubun-ubun. Tanpa kompromi ia bertindak seolah-olah ruko itu dibeli dari hasil keringatnya. Uh! Kesal sekali."Ayo masuk, Pak," ucap mas Feri ramah. Bahkan ia terlihat ini suatu hal yang biasa. Enak saja, lihat dulu tindakanku.Kini, kami sudah d
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 26 ( perebut dua laki orang )Jika mas Feri bisa membuat acara hari minggu itu di rumah ibunya, aku juga bisa membuat acara di rumahku. Acara dibalas acara. Karena sebuah acara pasti ada berkumpulnya keluarga.Di saat ia mengucapkan ijab jabul di rumah ibunya, terlihat senyum dan tawa saudara-saudara yang menghadiri. Mungkin saja aku ditertawakan karena sebuah kebodohan hingga suamiku menikah lagi diam-diam. Luka ini tak akan pernah sembuh, mungkin.Satu hal yang tak bisa kumaafkan. Kebaikanku dipergunakan untuk membodohiku. Jika aku bisa berdiri sendiri, kenapa harus punya keluarga benalu?***Pagi ini mbak Imar dan suaminya datang ke rumah. Tumben saja karena masih pagi. Mungkin karena mas Haris tak ada kerjaan te