Share

36. DIBAWA PERGI

Penulis: Allina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-27 14:12:47

Kening Sasha berkerut, ia segera mengetik pesan balasan.

[Buat apa, Arka?]

Tak lama, pesan balasan masuk.

[Ikuti. Karena yang bisa dipercaya di sini, hanya aku dan Susi.]

[Aku tahu, itu rutinitasmu selama di sini, kan? Kamu selalu belanja bersama Susi, aku yakin hal itu bukan satu hal yang sulit.]

Sasha menghela napas dalam, adik iparnya itu terlalu banyak tahu setiap hal tentang dirinya di rumah itu.

“Arka …?” ia bergumam pelan, ia ragu … apakah harus menuruti Arka, atau hanya diam dan mengabaikan semuanya.

***

Sementara itu, Arka mengetuk pintu kamar Ratna, membukanya dan melihat Ratna sedang duduk di tepi ranjang dengan tangan terangkat menyentuh dahi.

“Maaf kalau saya mengganggu.” Arka mengangkat sebuah kotak berisi peralatan dokternya. “Kejadian tadi, pasti sudah membuat Mama terkejut. Izinkan saya untuk memeriksa Mama sebentar.”

Ratna bergeming sesaat sebelum mengangguk singkat. Dia kembali memejamkan mata dan membiarkan Arka sibuk dengan peralatannya.

“Tensi Mama memang sed
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   43. IDE GILA

    Sasha sontak terlonjak kaget. Dengan tergesa ia menyelesaikan mandinya, mengambil handuk dan cepat-cepat mengenakan pakaian rumah seadanya. Jantungnya berdetak kencang, firasat buruk menekan dada.Begitu ia membuka pintu kamar mandi, pemandangan di hadapannya membuat napasnya tercekat. Reno tergeletak di lantai, separuh tubuhnya jatuh dari sisi ranjang. Kakinya menyenggol gelas minum yang ada di atas nakas hingga pecah berantakan di lantai, airnya menyebar, dan beberapa serpihan kaca berkilau terkena cahaya lampu kamar.“Mas Reno!” Sasha berteriak panik, berlari menghampiri suaminya. Ia mengguncang tubuh Reno yang tampak lemas, wajahnya pucat, dan mata masih terpejam. “Mas, bangun!”Namun, tak ada respon selain helaan napas berat bercampur aroma alkohol yang menusuk. Sasha berdecak kesal karena ia mulai mual dengan aroma alkohol yang menguar dari mulut suaminya.“Kenapa bisa jatuh gini sih, Mas? Tadi bukannya ka

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   42. RASA BERSALAH

    Arka menegang saat mendengar seseorang bertanya dibelakangnya, hingga membuat ia berbalik dengan hati-hati. Namun, saat melihat siapa yang bertanya, Arka seketika menghembuskan napas lega."Kenapa? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Sasha, seraya meletakkan tasnya di atas sofa tunggal, yang letaknya tak jauh dari meja rias di kamarnya.Sasha sama sekali tidak berani menatap Arka. Kejadian beberapa beberapa waktu lalu antara dirinya bersama Arka, berhasil membuatnya merasa canggung."Aku cuma mau cek keberadaan kamu. Aku pikir, kamu sudah pulang duluan," jawab Arka, lalu sedikit mendekat ke arah Sasha yang terlihat kikuk di depannya.“A-aku ... aku jelas belum pulang. Kamu pergi duluan tadi, aku masih sama Mbak Susi dan—”Suara Sasha tertahan begitu saja, saat Arka semakin dekat ke arahnya, membuat Sasha perlahan mundur satu langkah.Arka tersenyum tipis saat melihat bagaimana Sasha yang sedikit takut padany

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   41. BERJALAN LANCAR

    Pertanyaan itu membuat dunia seolah berhenti berputar. Arka terdiam, menatap Sasha dengan mata melebar. Beberapa detik hening, hanya terdengar detak jantung mereka yang berpacu kencang.Belum sempat ia kembali melanjutkan kalimatnya, Arka sudah meraih wajahnya dan menempelkan kening mereka. “Kalau kamu hamil, itu anak kita. Aku akan bertanggung jawab. Aku nggak peduli dunia mau bilang apa. Aku akan jaga kamu, aku akan jaga anak itu. Aku janji.”Air mata Sasha makin deras, jatuh tanpa bisa dibendung. “Kamu pikir gampang? Kamu pikir mama bakal terima? Kamu pikir orang-orang nggak akan ngomongin kita? Kenapa kamu mau mengkhianati mereka? Aku nggak mau jadi penyebab keluarga kalian hancur, Arka.”Arka mengangguk, matanya penuh keyakinan. “Biarin mereka ngomong apa. Selama kamu sama aku, aku nggak butuh yang lain. Kamu denger? Aku nggak butuh siapa-siapa lagi. Masalah mengkhianati, bukan aku yang berkhianat. Tapi mereka.&rd

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   40. AKIBAT DARI PENYATUAN

    Setiap detik, suara mereka bersahutan dengan hujan. Bukan jeritan, bukan tangis, melainkan desahan tertahan yang menggetarkan ruang sempit itu. Suara yang semakin lama semakin berani, semakin tenggelam dalam badai yang diciptakan oleh diri mereka sendiri.Di luar, dunia seakan hilang. Tidak ada lagi Ratna, tidak ada lagi rumah, tidak ada lagi status sebagai ipar. Yang tersisa hanyalah dua hati yang terlanjur terjerat, dua tubuh yang tak mampu lagi melawan.Mobil itu bergetar pelan, bukan hanya karena hantaman hujan deras, tapi juga karena badai yang tengah mereka ciptakan sendiri. Sasha menggigit bibirnya, matanya terpejam rapat seakan takut menatap kenyataan, di mana yang ia rasakan kali ini hanya sebuah mimpi seperti yang terjadi di setiap malamnya.Sementara Arka, ia semakin mendekap Sasha dengan erat, menelusuri setiap inci tubuh Sasha yang bergerak di atas pangkuannya, dengan tatapan penuh dahaga yang bercampur dengan luka bertahun-tahun

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   39. PENYATUAN DI BAWAH HUJAN

    Awalnya terasa hati-hati, nyaris ragu, hanya sentuhan ringan yang membuat jantung mereka berdentum lebih kencang. Namun kelembutan itu justru membuat Sasha terperangkap. Sudah terlalu lama ia tidak merasakan kasih yang setulus ini, perlakuan yang begitu pelan namun dalam.Tanpa sadar, ia membalas. Tangan Sasha yang semula menggenggam baju Arka kini bergerak, merambat naik ke bahunya. Sementara Arka, yang awalnya hanya berniat memberi penghiburan, kehilangan kendali perlahan. Ciuman itu semakin dalam, semakin menuntut, seiring derasnya hujan yang mengguyur kaca mobil.Napas mereka beradu, panas tubuh berpadu dengan dinginnya pakaian basah yang melekat di kulit. Setiap detik membuat mereka kian lupa pada dunia luar.Sasha terengah di sela ciuman, tapi tidak menghentikan. “Arka …,” bisiknya, nyaris tertelan oleh bibir pria itu.Arka menahan tengkuknya dengan satu tangan, memperdalam ciuman itu seolah takut kehilangan kesempat

  • Adik Ipar, Jangan Terlalu Dalam   38. TERBAWA ARUS

    Sasha mengangkat wajahnya, menatap Arka dengan pandangan berbeda. Wajah pria di depannya memang selalu terlihat dingin, tapi sekarang … tatapannya itu berubah menjadi hangat, terlebih saat ibu jari Arka mengusap jejak air mata dipipinya.“Setelah semua racun keluar, kamu pasti jauh lebih lega. Dan kamu pasti siap untuk jauh lebih kuat lagi,” ucap Arka, disertai senyuman tulus … senyum yang mungkin pertama kali Sasha lihat dan diberikan padanya.“Arka, aku—”Belum sempat Sasha melanjutkan kata-katanya, tetes-tetes air jatuh dari langit, mengenai kulit dan rambutnya. Awalnya hanya rintik halus, tapi dalam hitungan detik, hujan turun deras, menghantam tanah lapang dengan suara berisik seperti ribuan jari mengetuk permukaan bumi.Sasha tersentak, buru-buru menutup kepala dengan kedua tangannya. “A-Astaga! Hujan?” serunya panik.Arka ikut menoleh ke langit. Ia sama sekali tidak menduga awan yang tadinya tipis kini berubah kelabu pekat. Mereka berdua hampir bersamaan berdiri, namun posisi m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status