Home / Romansa / Adik Ipar Yang Jadi Suamiku / Bab 2 Mahar yang membuat petaka

Share

Bab 2 Mahar yang membuat petaka

Author: Dhisa Efendi
last update Last Updated: 2025-09-16 13:41:12

Brian juga tidak mengatakan kalau ia adalah pewaris utama Bramantyo corporation, sejak sang Ayah, Bramantyo Khairan berpulang hampir lima tahun yang lalu.

"Bagaimana, Eva? Aku mencintaimu. Aku ingin menikah denganmu. Apa Kamu masih bersedia menikah dengan orang miskin sepertiku?" ucap Brian seraya menatap Evara penuh puja.

Evara menunduk. Ia mencintai Brian apapun keadaannya. Memang naif. Tapi itulah kenyataannya.

"Aku juga mencintaimu, Brian. Aku mau menikah denganmu." kata Evara dengan kepala tetap tertunduk.

Mereka menikah tanpa pesta. Evara mengajak Brian tinggal di rumahnya

Brian tidak dapat membawa Evara ke apartemennya karena Ariana juga mencabut haknya atas apartemen itu.

"Kembalilah ke rumah, Brian. Ceraikan Dia." Pinta Ariana melalui telpon.

"Maaf, Ma. Mama belum mengenal Evara tapi sudah menolaknya." kata Brian.

"Tapi dia hanya gadis tanpa masa depan, Brian. Dia dari kalangan bawah!" seru Ariana marah.

"Aku yang akan menjadi masa depannya, Ma. Aku akan membawanya ke atas bersamaku." kata Brian lagi.

"Kamu keras kepala! Kamu nggak akan bisa karena Mama akan menolaknya!" Ariana kembali berteriak dengan perasaan dikalahkan.

"Kalau begitu, Aku juga akan menolak Mama." ketegasan Brian yang membuat Ariana serasa meledak,

"Brian Putra Bramari!"

Tapi Brian sudah memutus panggilannya. Brian merasa hatinya sakit. Ia ingin membawa Evara keluar dari rumah ini tapi kenyataannya ia justru yang harus tinggal di sini.

"Eh! Ambilkan ponselku!" Titah Athena.

Sungguh tidak sopan dibandingkan Adamis yang selalu menghormatinya.

"Kamu punya tangan dan kaki, kan? Ambil sendiri!" ketus Brian tidak suka.

"Kakiku pincang. Gerakanku lamban. Ini semua gara - gara Eva, jadi Kamu juga harus membantuku!" Sengat Athena.

Semua cercaan dan hinaan yang biasa di terima oleh Evara kini ia juga merasakannya.

"Sabar, Sayang. Mereka memang begitu. Abaikan saja, ya?" bujuk Evara tetap dengan kelembutannya.

"Tapi mereka menindasmu, Eva. Kamu harus melawan mereka sesekali." Ucap Brian kesal.

"Tapi semua memang gara - gara Aku. Aku yang membuat Athena cacat." keluh Evara.

"Siapa yang bilang? Mengapa Kamu bisa membuatnya cacat?" tanya Brian tidak percaya.

"Ibu. Ibu yang bilang. Aku mendorong Athena terlalu kuat saat ia berada dalam ayunan. Ia terlempar dan jatuh. Untung ia masih selamat. Saat itu ia masih bayi dan Aku baru berusia 2 tahun." jelas Evara.

"Itu kelalaian orang tua yang tidak menjaga anak - anaknya dengan baik. Itu bukan salahmu." Sesal Brian.

Evara tidak harus menanggung kesalahan yang tidak ia sengaja. Ia masih terlalu kecil saat itu.

Evara menghela nafas. Selama ini ia selalu mencoba melawan tapi tak pernah ada hasilnya. Athena dan sang Ibu justru semakin menjadi dan menyudutkan nya atas kesalahannya di masa lalu. Evara telah membuat kaki Athena cacat. Apalagi yang harus ia lakukan?

"Heh! Apa telingamu tuli? Aku memintamu mengambil sepatuku!"

Brian berusaha menahan dirinya untuk tidak menghajar Athena yang sangat tidak tau diri itu. Semua nafkah dipenuhi oleh kakaknya tapi bukan rasa terimakasih yang Evara terima tapi cercaan dan ketidak puasan.

Brian meraup dan melemparkan semua sepatu milik Athena.

"Pilih sendiri! Jangan sampai Aku bolak balik mengambilnya!" Ketus Brian.

Ia sangat tersinggung atas perlakuan Athena. Belum pernah ada yang merendahkannya seperti Athena sebelumnya.

"Kamu menambah beban keluarga ini dengan menikahinya, Eva!" Tuding Athena tanpa dosa.

Ia menunduk untuk mengambil sepatu yang ia inginkan dan mengabaikan yang lain. Tentu saja ia ingin Brian yang merapikan lagi sisanya.

"Ya. Eva menolak jodoh yang kupilih dan memilih menikah denganmu. Apa yang Eva lihat darimu?" Sang Ibu ikut mencela.

Evara menahan lengan Brian yang mengeras karena menahan marah.

"Sebaiknya Kalian bercerai saja kalau Kamu tidak dapat mencari pekerjaan yang lebih baik!" Ketus sang ibu lagi.

"Ibu!" Tegur Evara.

"Kenapa? Kamu jangan bodoh, Eva! Hidup ini tidak akan bahagia tanpa uang!" maki Safira.

"Aku bahagia, Ibu. Aku tidak akan pernah bercerai dengan Brian." tegas Evara seraya mengusap lengan suaminya.

Eva ingin Brian tidak membalas makian Safira.

"Makan tuh, cinta!" Selak Athena sebal.

Ia benci melihat wajah Brian yang tampan dan posturnya yang tinggi menjulang dan terutama, kakinya yang tegak sempurna.

'Tampangnya sih tampang orang berada, tapi ia hanya seorang mandor rendahan!' hati Athena merutuk.

************

Brian menghela nafasnya berkali - kali sebelum berbicara,

"Aku akan berusaha memenuhi kebutuhan Eva, Bu. Aku akan membahagiakannya. Beri Aku kesempatan."

Sang ibu, Safira, membuat cibiran di bibirnya. Ia sama sekali tidak mempercayai Brian dan menyesali kebodohan Eva.

Semua cercaan dan hinaan kini menjadi santapan sehari - hari bagi Brian. Evara selalu menenangkannya dengan kata - kata yang lembut dan pelukan yang hangat. Itu membuatnya semakin mencintai Evara karena Evara begitu sabar dan tabah menghadapinya.

Brian berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik tapi jalannya untuk menjadi eksekutif di perusahaan lain selalu dijegal sang Ibu.

"Aku akan memblokir perusahaan Kalian jika Kalian menerima Brian bekerja di sini." ancam Ariana.

Tidak ada perusahaan yang tidak ingin bekerja sama dengan Bramantyo corporate. Perusahaan iklan terbesar di ibukota. Juga banyak produksi lain. Semuanya untuk ekspor.

Brian tahu sepak terjang sang Ibu untuk menggagalkan usahanya. Meski begitu Brian tidak pernah menyesalinya. Ia tahu Ariana ingin ia kembali ke rumah mewahnya dan mengakui kesalahannya karena menikahi Evara. Gaji nya sebagai mandor tentu jauh dari penghasilannya saat masih bersama sang Ibu.

Memasuki bulan ketiga pernikahan mereka, Evara hamil. Mereka berdua menyambut kehamilan itu dengan rasa syukur. Brian bertekad berusaha lebih keras lagi agar dapat mencukupi Evara.

"Brian, Athena ingin menikah. Aku minta Kamu dan Eva yang menyediakan maharnya!" Pinta Safira pada suatu pagi.

Brian langsung merasa pusing.

"Apa Eva sudah mengetahui nya, Bu?"

"Belum. Aku baru bicara padamu. Kamu suami Eva, Kamu harus memenuhi semua kebutuhan Eva dan keluarganya." tuntut Safira penuh percaya diri.

'Kebutuhan Eva iya, tapi tidak dengan kebutuhan Kalian.' dengus hati Brian.

Tapi mulutnya berkata lain,

"Berapa maharnya, Bu?"

'Bahkan Eva pun tidak kuberi mahar.' sesal Brian dalam hati.

"Tidak banyak. Hanya seratus juta." Jawab Safira enteng.

"Seratus juta?" Kejut Brian.

"Kenapa? Kamu tidak mampu? Lagi?" Cibir Safira.

Ia tidak mau tau. Brian dan Eva harus mendapatkan uang itu.

Evara yang baru selesai mandi merasa heran melihat wajah suram suami dan juga kehadiran ibunya.

"Apa yang Kalian bicarakan?" Tanya Evara seraya menatap mereka bergantian.

"Tidak ada." Jawab Safira.

Ia akan mengatakannya pada Eva kali yang lain. Sekarang biar Brian yang berusaha lebih dulu.

Safira beranjak keluar dari kamar berukuran tiga kali tiga meter itu.

"Untuk apa Ibu masuk ke kamar Kita?" Tanya Evara.

Brian menggeleng. Ia tidak ingin membebani pikiran Evara yang kini sudah mengandung buah cinta mereka.

"Tidak ada. Hanya cercaan atas kemiskinanku seperti biasanya." Ujar Brian dengan senyum pahit.

Evara merasa iba. Ia memeluk Brian dengan hangat.

"Maafkan Aku. Aku yang membawamu ke sini." kata Evara sambil mengusap pipi Brian dengan sepenuh cinta.

"Aku mencintaimu." Balas Brian tanpa ingin menyanggah.

Evara tersenyum manis.

"Aku juga mencintaimu." Katanya.

Brian berangkat kerja dengan uang mahar yang begitu mengganggu pikirannya. Dulu uang seratus juta itu bukan masalah untuknya. Tapi sekarang? Apa ia harus meminta bantuan Adamis?

Ia mulai memencet tombol hijau setelah mendapatkan nama adiknya. Perasaannya semakin berkecamuk. Apa yang harus ia katakan tentang uang seratus juta itu?

************

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 53 Adamis kesal

    Malam mulai datang. Waktu bergulir dengan cepat tapi tidak untuk Adamis dan Evara. Mereka mulai merasa lelah dan ingin beristirahat. Terutama Evara. Ia merasa perutnya nyaris kram tapi ia tetap harus bertahan. Sudah hampir jam sembilan malam saat akhirnya tamu terakhir pulang. Mereka adalah anak - anak buah Adamis di kantornya. Termasuk Robby dan Sony. "Kekasihmu itu.. Tidak datang?" Tanya Evara ketika Adamis mengajaknya beristirahat dan mengganti pakaian mereka. Ia berbicara dengan suara pelan. Adamis menautkan alisnya. "Kekasihku? Siapa maksudmu?"Adamis menatap Evara yang langsung mengalihkan pandangannya. Adamis menjadi gemas. Ia langsung menarik lengan Evara dengan keras. "Aa!" Evara menjerit karena terkejut. Tahu - tahu ia sudah ada dalam pelukan Adamis. Pipi Evara langsung memerah menyadari tatapan tajam Adamis. Wajah mereka begitu dekat. Nafas mereka juga saling menyapu wajah masing - masing. Evara mulai merasa malu dan takut sekaligus. Apa Adamis marah padanya? Evara

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 52 Sah!

    Evara bangun dari sofa yang ia duduki bersama Athena. Ia melihat Ariana tampil sangat cantik dengan gaun yang sama dengan Safira. Ariana melihat Safira dan mencoba menyapa, "Besan sudah datang."Safira memaksakan senyum. Entah kenapa sejak datang tadi ia terus menerus merasa insecure. Ariana mengamati Safira yang sedang dirias. Safira cantik tapi kecantikannya tidak sebanding dengan Evara. Athena juga tampan tapi ia juga tidak mirip dengan ibunya. "Athena itu seperti jiplakan Ayahku, Ma. Dia tampan, kan?"'Meski sayang, kakinya cacat.'Bagaimanapun Evara sangat menyayangi adiknya. Ia tiba - tiba merasa sedih. Ia merasa bersalah karena itu yang dibebankan padanya sejak kecil. Ariana jadi berpikiran aneh. 'Kalau Athena seperti Ayahnya, lalu Eva mirip dengan siapa?'"Ayo Kita turun, Sayang. Banyak tamu yang menanyakanmu."Evara menatap Ariana dengan perasaan gelisah. Ia belum mampu menghadapi tamu - tamu yang datang."Aku menunggu Ibu." Katanya dengan nada memohon. Tiba - tiba Safi

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 51 Pernikahan Evara

    "Eva akan menikah? Bagaimana bisa?" Safira menatap undangan virtual yang baru diterimanya. Evara akan menikah dengan Adamis. 'Bukannya dia itu adik si Brian?'"Atha! Eva akan menikah!" Beritahunya pada Athena. "Aku tau, Bu. Aku juga dapat undangannya." Sahut Athena malas. Sudah hampir seminggu ia menikah tapi Viona tidak mengizinkannya untuk datang ke rumahnya. "Beri ruang dan waktu untukku, Sayang. Aku juga merindukanmu." Bujuk Viona melalui ponselnya. "Aku nggak bisa melawan keinginan bayi ini. Apa dayaku?"Viona pura - pura mengeluh. Athena hampir putus harapan. Ia mulai merasa Viona sedang mempermainkannya. Athena mulai menyesal telah memberikan kartu yang diberikan oleh Evara sebagai hadiah pernikahannya pada Viona. "Aku akan datang untuk mengambil kartu itu, Vion."Viona merasakan suara Athena yang datar. Ia pura - pura tidak mengerti apa yang Athena maksud. "Kartu? Kartu apa maksudmu, Sayang?"Viona membuat suaranya terdengar manja. Athena mendengus, "Kartu yang diber

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 50 Inikah Cinta?

    "Aku berhenti kerja, Leon. Tolong ambil sisa gajiku bulan ini. Semuanya untukmu."Evara sedang menjawab telpon dari sahabatnya, Leoni. "Apa aku nggak salah dengar, Eva? Kamu berhenti bekerja? Bukannya Kamu tidak ingin diam saja di rumah? Kandunganmu juga belum kelihatan."Evara baru hamil 5 minggu saat Brian berpulang. Sekarang sudah 2 bulan sejak kepergian Brian. "Aku akan menikah, Leon. Calon suamiku melarangku bekerja di sana lagi."Leoni langsung speechless. Ia kehilangan kata - katanya untuk beberapa saat. Evara menautkan alisnya. Tidak ada sahutan dari Leoni. "Leon? Kamu masih di situ?"Leoni langsung sadar. "Dengan siapa Kamu menikah, Eva? Selamat, ya. Apa Dia setampan dan sebaik Brian?"Evara yang terdiam sekarang. "Eva? Apa Aku menyinggungmu? Maafkan Aku. Eva?"Suara Leoni makin membuat Evara merasa tidak nyaman. "Aku tutup dulu, Leon." Katanya sambil memutus sambungan telponnya. Leoni menjadi kebingungan. Apa suami Evara yang sekarang itu tidak sebanding dengan Brian

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 49 Penolakan

    Adamis semakin kesal. Di suasana seperti ini mamanya tetap mengingat Evara. Evara sendiri duduk di ruang keluarga. Ia nyaris sampai ke ruang tamu saat hatinya mulai ragu. 'Sebaiknya Aku menunggu di sini aja. Nggak ada kepentingaku sama sekali.' kata hatinya. Adamis bangun dan mengatakan, "Sebentar, Ma."Adamis berjalan ke belakang untuk mencari Evara. Setidaknya sejenak ia terbebas dari gencaran tatapan Alea dan keluarganya. Ia menemukan Evara duduk sendirian di ruang keluarga. Ia terkejut melihat Adamis datang dan menghampirinya. "Kenapa Kamu malah duduk di sini? Mama memanggilmu." Omel Adamis. Tanpa menunggu jawaban dari Evara, Adamis langsung berbalik. Dengan ragu Evara melangkah mengikuti langkah Adamis yang terlihat enggan. Ia mencoba membenahi letak gaunnya. 'Apa Aku tidak akan membuat Mama malu?' kata hatinya gelisah. Pemandangan di ruang tamu membuatnya gugup. Memang tidak ada yang memperhatikan kedatangannya selain Ariana. Semua mata sedang tertuju pada Adamis. "Na

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 48 Rencana Ariana

    Merasa malu karena terpergok, Evara berusaha melepaskan tangan Adamis. Adamis juga langsung melepaskan tangannya. Evara mendekati Ariana. "Tadi Aku mau jatuh jadi Adamis memegangku, Ma."Evara berusaha menjelaskan. Ia takut Ariana salah paham. "Aku mau mandi dulu." Kata Adamis sambil membalikkan tubuhnya dan kembali naik ke atas. "Nggak papa, Sayang. Apa Kamu udah enakan? Mama ingin mengatakan sesuatu padamu dan Dami." Kata Ariana lembut. Evara mulai cemas. Apa yang ingin Ariana katakan? Apa Ariana ingin menegurnya karena ia tadi terlalu dekat dengan Adamis? "Tapi.. Tapi..""Tenang aja, Sayang. Mama nggak akan menggigitmu."Ariana tertawa melihat Evara tersipu malu. Ariana mengajak Evara menuju pantry. Melihat kesibukan di sana dan aroma masakan yang mulai menyebar membuat Evara heran. 'Ada apa, ya?' "Alea ingin melamar Dami. Lucu, ya? Perempuan kok melamar laki - laki?" Kata Ariana seperti menebak apa yang sedang Evara pikirkan. Ariana tertawa geli tanpa menyadari perasaan E

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status