Share

Hancurnya Hati Ola

Penulis: Nanaz Bear
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-27 00:27:02

Pintu kamar terdengar terbuka, aku yakin itu Anisa. Nafasku sudah kembang kempis rasanya karena tak sabar ingin mencakar mukanya, namun setelah mempertimbangkan lagi dampak yang akan terjadi, aku mencoba untuk menahan diri. Aku hanya ingin tahu sejauh mana mereka berhubungan di belakangku selama ini. Baru setelahnya aku bisa mengambil keputusan.

"Kalau kamu menuruti Mas untuk pergi ke hotel saja tadi pagi, Mas enggak akan repot-repot buat Ola tidur seperti ini!"

Apa? Jadi ternyata Mas Dani tadi pagi menyusul Anisa, bukan karena ada meeting di kantornya seperti yang ia katakan padaku?

Dasar pembohong!

"Aku kurang bergairah kalau di hotel, Mas. Tiap denger desah*n dan er*nganmu di samping Mbak Ola itu memberi kepuasan sendiri buat aku!"

Ya Tuhan, dadaku rasanya sesak sekali mendengar ucapan adik tiriku. Apa yang membuat wanita itu sangat membenciku, padahal selama ini aku sudah memperlakukannya dengan sangat baik. Pada kesempatan tertentu aku memang sering tak bisa mengontrol emosi ketika aku merasa terusik. Namun kemarahanku hanya sekejap, setelah emosiku mereda aku akan menyesali omongan kasarku dan meminta maaf.

"Padahal kalau di hotel kamu lebih bebas mendes*h dengan suara keras bukan takut-takut ketahuan seperti di kamar ini!"

Aku meremas selimut di bawahku saking tak tahannya mendengar ucapan suamiku yang terdengar sangat menjijikan itu. Aku sudah tak peduli seandainya mereka sampai memergokiku yang ternyata hanya berpura-pura tidur saja.

"Pokoknya aku enggak mau di hotel. Enggak seru kalau kita ngelakuin enggak di sebelah Mbak Ola!"

"Ya udah, Mas turuti perintah kamu. Sekarang ayo puasin Mas. Kemarin kamu sudah banyak ngabisin duit Mas, loh!" ucap suamiku.

"Eits, tunggu dulu, Mas. Kamu harus janji dulu gajian nanti kamu harus kasih uang aku lebih banyak dari Mbak Ola. Aku yang sudah puasin kamu, aku enggak terima kamu kasih uang Mbak Ola melebihiku. Kalau bisa enggak usah kasih uang sekalian dia biar dia tahu rasa!"

Sepertinya tujuan pelakor kecil ini mau melayani suamiku bukan hanya karena uangnya saja. Tapi karena kebenciannya padaku. Dari awal dia masuk ke kamar ini, dia tak berhenti menjelekanku. Jujur aku sangat penasaran kenapa bisa dia sebenci ini padaku.

"Sayang, kalau Mas enggak kasih Ola uang dia pasti ngamuk. Kamu mau lihat Mas berantem lagi sama dia?"

Aku masih setia menyimak obrolan dua manusia jahat ini, meski aku sangat marah aku terus mencoba menahan diri untuk tidak meledakannya sekarang.

"Mas kenapa kamu takut banget sama Mbak Ola, sih. Bukannya kamu bilang enggak cinta sama dia selama ini. Kamu cuma bertahan karena Elsa."

Sekali lagi aku di buat terkejut dengan ucapan Anisa, jadi cinta dan kebaikan Mas Dani yang ia tunjukan padaku selama ini hanya palsu? Kalau dia tak mencintaiku jadi kenapa dia menikahiku?

Tak ada jawaban dari suamiku, padahal aku ingin sekali mendengar jawaban dari mulutnya sekarang juga.

"Kenapa kamu enggak jawab Mas? Apa bener dugaanku, kalau sebenarnya alasan kamu bilang enggak cinta sama Mbak Ola cuma karena ingin ambil hatiku saja. Dasar pembong!" bentak Anisa.

"Mas enggak bohong kok, sayang. Mas sama sekali engak cinta sama Mbakmu. Kalau Mas cinta dia kenapa juga Mas tega khianati dia seperti ini!"

Tak terasa air mataku menetes begitu saja mendengar ucapan Mas Dani. Tega kamu bilang seperti itu Mas. Kalau kamu memang tak cinta sama aku, harusnya kamu bilang langsung saja padaku. Aku siap mundur daripada sakit hati mendapat pengkhianatanmu di belakangku.

Kali ini Anisa tak bersuara, mungkin dia belum yakin seratus persen dengan ucapan Mas Dani barusan.

"Kok masih ngambek? Mas kan sudah bicara sejujur-jujurnya sama kamu."

Mas Dani terderngar menghela nafas panjang kemudian melanjutkan ucapannya.

"Besok gajian Mas akan belikan kamu cincin tunangan. Lalu setelah kamu lulus sekolah baru kita akan nikah. Gimana, kamu masih mau ngambek sama Mas?" bujuk Mas Dani. Aku yakin wanita itu makin besar kepala mendengar Mas Dani seolah mengemis maaf darinya seperti itu.

"Aku enggak mau di jadikan istri kedua Mas. Mending aku cari lelaki kaya lainnya kalau cuma mau dijadikan istri kedua sama kamu!" 

"Sssttt....Kamu enggak boleh ngomong gitu. Siapa yang bilang Mas akan jadikan kamu yang ke dua. Mas akan ceraikan kakakmu kok saat akan nikahin kamu !"

Airmataku makin deras mengalir, sebisa mungkin aku mencoba agar tidak mengeluarkan suara.

"Bener Mas, kalau gitu aku udah enggak akan pernah ragu lagi buat puasin kamu. Sini buka handukmu sekarang!"

Tak ada obrolan lagi diantara mereka.  Hanya suara desah*n dan er*ngan yang bersahutan diantara keduanya. Malam ini aku menjadi saksi kebej*dan suamiku beserta adik tiriku di samping tubuhku sendiri.

"Aaarrggghhh...Anisa...Kamu nikmat sekali!"

Desah*n panjang keluar dari mulut Mas Dani. Terdengar sangat menjijikan. Sungguh sangat menjijikan!

"Brengs*k kamu Mas, kamu selalu saja mendes*h di sebelah istrimu seperti ini. Sumpah aku makin berga*rah melayanimu!"

Kali ini aku sudah kehilangan kesabaran. Persetan dengan harta suamiku, perset*n juga dengan kehidupan susahku setelah bercerai dengannya. Pengkhianatan ini harus segera ku akhiri.

"Brengs*k kalian berdua!" teriakku sembari melempar bantal pada dua orang yang sedang melakukan penyat*an itu. Saking terkejutnya karena teriakanku, tubuh kedua orang itu sampai terjatuh dari ranjang.

"Ola, ini semua tidak seperti yang ada dalam pikiranmu!'

Benar-benar biad*b, aku sudah memergoki kebiad*ban perbuatan mereka pun masih bisa Mas Dani mencoba membela dirinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cici Dellax
benar2 sangat brengsek, suami biadap cocoknya sama cewek biadap
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Tamat

    Hendrik, lelaki tampan berumur 35 tahun itu tampak marah sambil mengetuk sebuah kaca mobil yang beberapa saat lalu mengikuti mobil bos wanitanya. Kaca mobil diturunkan, lelaki yang ada di dalamnya sama sekali tak menyangkal tuduhan Hendrik saat itu.Ya, lelaki di dalam mobil tersebut ternyata adalah Roy. Dia sengaja tidak membalas kemarahan Hendrik melainkan mengajak bicara Hendrik saat itu. Hendrik di tawari sepuluh kali lipat uang yang Eric berikan pada Hendrik jika lelaki itu mau mengkhianati Eric dan berpihak pada Roy.Siapa yang tak tergiur dengan uang yang dijanjikan Roy, termasuk Hendrik. Namun selama ini tidak sekalipun dia mengkhianati majikan meski dibayar dengan bayaran sangat mahal. Lelaki itu lalu mengajak rekannya yang bernama Irvant untuk mengerjai Roy. Caranya dengan mengajak Renata dan pembantu rumah tangga di rumah Eric untuk bekerjasama melakukan skenario yang sudah direncanakan Roy."Kamu?"Roy menatap tajam kearah Hendrik, dia sama sekali tak menyangka lelaki tamp

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Kejadian Tak Terduga

    "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" bisik Marvin tepat disebelah Eric."Kita sudah terkepung. Istri saya bisa dalam bahaya jika kita tetap mau melawan lelaki gila itu. Untuk sementara waktu kita ikuti saja perintah lelaki gila itu." Eric terlihat pasrah, dia belum menemukan jalan keluar dari masalah yang tengah mereka hadapi. Dia tak mau istri dan anak tirinya terluka sedikitpun karena kecerobohannya.Eric dan Marvin mengikuti arahan Roy untuk masuk dalam rumah Nayla. Disana Nayla dan ibunya juga sudah terikat. Ternyata Roy sudah curiga kalau Eric tahu tentangnya sejak Azam dan Marvin menemui lelaki itu diam-diam. Anak buah Roy ada dimana-mana jadi dengan mudah ia mengawasi gerak gerik orang yang ingin dia pantau.Semua sandra diikat, Roy tertawa puas melihat musuhnya berada di hadapannya tanpa berdaya."Jadi wanita ini yang buat Ayah saya masuk penjara. Saya ingin tahu apa spesialnya wanita ini sampai buat Ayah saya tergila-gila!" Roy mendekat kearah Ola. Seketika Emosi Eric melu

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Melindungi Nayla

    "Anda mau bawa saya kemana?" tanya Eric pada Marvin saat lelaki itu membawanya pergi."Ke suatu tempat yang pastinya membuat Anda terkejut!"Eric akhirnya diam, meski dia belum mengenal Marvin tapi entah kenapa dia langsung percaya begitu saja pada lelaki itu. "Rumah siapa ini?" tanya Eric setelah sampai di sebuah rumah yang kelihatannya seperti rumah kosong tak terawat. Tapi anehnya disana terparkir beberapa mobil mewah. Padahal lampu di rumah itu sama sekali tak menyala."Di dalam rumah itu ada kedua orang tua Renata. Mereka di sekap oleh seseorang.""A-apa?""Entah apa yang sudah Renata lakukan beberapa hari ini sama Anda dan keluarga Anda. Saya cuma ingin kasih tahu Anda saja kalau itu semua bukan kemauan Renata. Ada seseorang yang memaksanya melakukan itu!""Pak, tanpa diancam seseorang pun memang Renata selalu mengganggku keluarga saya. Jangan mengada-ngada dech!" ucap Eric sambil tertawa. Dia ingat betul betapa jahatnya Renata yang pura-pura koma demi bisa tetap memasukan Ola

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Menyelidiki Roy

    "Doc, maaf. Saya ada perlu sebentar!"Saat hendak kembali ke ruangannya Eric di hadang oleh kakak lelaki Grecia. Dia ingin menyampaikan sesuatu pada Eric setelah selesai menjenguk adiknya di penjara."Dokter Eric, bisa bicara sebentar? Ada hal penting yang ingin sampaikan pada Anda!" ucap lelaki yang bernama Azam tersebut."Ok, bicaralah. Saya ada waktu sekitar 30 menitan lagi!"Eric agak penasaran dengan wajah Azam yang menunjukan ketakutan saat hendak bicara."Kamu kenapa?" tanya Eric karena Azam tak langsung bicara."Sa-saya sebenernya takut mau bicara disini. Takut ada yang nguping pembicaraan kita!""Ok, kalau gitu kamu ikut ke ruanganku ya. Kita bicarakan disana saja!"Azam mengangguk kemudian mengikuti Eric menuju ruangannya."Sekarang katakan apa yang mau kamu sampaikan!" ucap Eric setelah menutup pintu ruangannya."Tadi saya menjenguk Grecia. Dia bilang anda dan Mbak Ola sedang dalam bahaya!" ucap Azam dengan suara lirih."Dalam bahaya?" Eric bertanya dan Azam mengangguk."Se

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Memasang CCTV

    "Ric, kalau kamu sayang ibu. Tolong ceraikan Ola. Dia perempuan enggak bener Kamu harus jauhi wanita jahat seperti dia!"Seketika Ola dibuat lemas dengan ucapan ibu mertuanya. Wanita yang selama ini selalu mendukungnya tiba-tiba termakan fitnah dan berubah menjadi sangat membencinya."Saya akan selesaikan masalah ini secepatnya. Ibu jangan khawatir, ya. Sekarang ibu istirahat. Aku enggak mau penyakit ibu kambuh kalau ibu banyak pikiran."Ola salah paham dengan kalimat Eric barusan. Dia pikir Eric sama seperti Hani, terpengaruh dengan fitnah yang Renata berikan.Eric menarik tangan Ola ke luar kamar, jika biasanya Renata senang karena rencananya berhasil, kali ini dia merasa bersalah karena sudah membuat berantakan keluarga Eric."Renata, kalau Eric bercerai dengan Ola nanti. Ibu janji akan merestui kamu dan Eric."Renata pura-pura tersenyum. Dia sudah sadar, restu dari Hani saja tak cukup untuk membuat Eric jatuh lagi ke pelukannya. Eric begitu keras kepala. Lelaki itu pasti akan me

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Hani Makin Membenci Ola

    Jam menunjukan pukul 1 malam. Eric masih belum juga bisa memejamkan matanya. Dia terus mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Dia ingin percaya dengan Ola namun dia bingung kenapa bisa bungkusan obat pencuci perut itu ada di meja rias istrinya kalau bukan wanita itu pelakunya.Eric menatap Ola yang sudah pulas tidur disampingnya. Ia kembali meyakinkan hatinya kalau Ola bukan orang jahat seperti apa yang ada di dalam pikirannya.Karena suntuk, Eric memutuskan untuk keluar kamar. Dia menuju dapur dan meneguk segelas air putih hangat untuk menetralkan perasaan kacaunya.Saat ingin kembali ke kamar, Eric berhenti sejenak karena mendengar suara isakan ibunya. Lelaki itu takut ibunya masih sakit jadi buru-buru mendatangi kamar ibunya."Bu, ini aku. Apa ibu baik-baik saja?" tanya Eric setelah mengetuk pintu. Ibunya tak merespon ucapan Eric, lelaki itu mencoba membuka pintu dan beruntungnya pintu kamar Hani memang tak terkunci."Bu, maaf. Aku tahu aku salah. Maaf sudah buat ibu sedih sep

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Keluarga Adrian Minta Maaf

    "La, ada orang tua Adrian di ruang tamu. Mereka datang untuk bela sungkawa sekaligus meminta maaf karena pernah salah paham sama kamu!" Hani mendatangi kamar Ola. Setelah pemakaman Anisa selesai, Ola lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar. Memang Ola sangat membenci Anisa tapi kepergian Anisa yang terlalu mendadak dan penuh dengan misteri membuat wanita itu sangat syok."Tunggu, sebentar lagi saya turun untuk menemui mereka, Bu.""Kami tunggu di bawah, ya. Suamimu Eric juga ada disana!""Baik, Bu."Ola berganti baju sebelum turun. Dia juga sedikit memoles wajah agar tidak terlalu terlihat pucat."Maaf Tante, Om. Saya baru tahu kalian ada disini!" ucap Ola setelah menemui keluarga Adrian."Enggak apa-apa, Ola. Maaf ya kami baru tahu kabar kematian adik kamu jadi kami baru bisa datang," ucap Ayah Adrian."Enggak apa-apa, Om. Melihat kalian datang saja sudah buat kami senang." Ola bicara sembari tersenyum, tak ada dendam sama sekali terlihat di wajahnya."Begini, La. Kami sebe

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Renata Diancam

    [Kamu pikir dengan cara menyewa bodyguard, kamu bisa lepas dari pengawasanku?]Renata yang tengah makan tersedak karena membaca pesan dari Roy.[Aku tidak mau ikut campur dengan balas dendammu. Tolong jangan ganggu aku lagi!]Renata mengetik pesan dengan gemetar, meski baru mengenal Roy tapi dia tahu betapa jahatnya lelaki itu. Renata curiga, kecelakaan yang menimpa pengacaranya itu juga ulah Roy.[Tak ada siapapun yang berhak menolak tawaran kerjasamaku. Menolak berarti mati!]Renata tak melanjutkan makan malamnya. Dia berniat mematikan ponsel karena tak mau diganggu oleh Roy lagi. Namun sayangnya sebelum dia berhasil, satu lagi pesan masuk dari Roy. Lelaki itu mengirimkan sebuah gambar orang tua Renata yang sedang di sekap oleh lelaki itu. Renata marah bukan main dia langsung menelepon Roy. Malam ini juga Renata akhirnya menemui Roy di sebuah restoran. Mereka akhirnya sepakat melakukan kerjasama.Keesokan harinya, Renata mendapatkan kabar kalau adik Ola meninggal. Roy ternyata yang

  • Adikku Pemuas Nafsu Suamiku   Misteri Kematian Anisa

    "Bu, kamu lihat obat yang aku simpan kemarin enggak?" tanya Anisa sambil mengobrak-abrik lemari bajunya."Enggak, Nis. Kamu yang simpan kok malah tanya ibu?""Aku letak dalam lemari sini tapi kok enggak ada, ya? Aneh!"Anisa kembali mengecek isi lemarinya. Tapi dia masih juga tak mendapatkan obat yang ia cari."Jangan-jangan ada yang mencurinya, Nis!"Anisa dan ibunya saling berpandangan kemudian tatapan mereka beralih ke Grecia yang sedang pura-pura tak mendengar apapun."Grecia, kamu ambil obat dalam lemariku?""Obat apa?" tanya Grecia pura-pura tak tahu.Anisa gelagapan, dia tak mungkin menjawab jujur kalau obat itu adalah obat pencuci perut dengan dosis cukup tinggi. Dia pikir dengan cara itu dia bisa dibawa ke rumah sakit sehingga bisa melarikan diri tentunya di bantu oleh orang-orang Roy."Kamu jawab aja pertanyaanku, kamu tahu tidak?"Grecia dengan santainya menggelengkan kepalanya."Kamu enggak bohong kan?"Anisa tak percaya dengan jawaban Grecia."Buat apa aku bohong. Enggak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status