Share

Anita Guru Bercinta

Manthis datang walaupun telat 15 menit dari jadwal yang sudah mereka sepakati. Baik Dessy maupun Anita ternyata tidak pulang sejak dari mall, mereka masih mengenakan baju kaos dan celana jeans ketat yang mereka pakai sejak siang tadi. Rupanya mereka betah juga berlama-lama di mall.

Manthis pun ternyata sama, dia masih mengenakan baju kaos di padu jaket hitam, yang dia pakai saat latihan di studio music The Stollen’s.

“Maaf aku telat, bukan karena sengaja lo yaa, tapi jalanan lumayan macet!” ucap Manthis sambil duduk di depan dua wanita jelita ini. sejak di parkiran Anita sudah memberi tahu Manthis di mana mereka menunggu di kafe yang tentu saja di ketahui Manthis letaknya.

Rambut Manthis kini makin panjang, tapi di ikat ala cepol atau gaya rambut chonmage yang dulu sangat terkenal di jaman kerajaan Jepang, dan kini kembali populer di kalangan remaja dan anak muda, terlebih pesepakbola Real Madrid Gareth Bale selalu suka meniru gaya rambut itu.

Dessy dan Anita sampai pangling melihat perubahan Manthis yang sangat berbeda dengan setahun yang lalu.

“Wowww…asli kaka hampir ga kenal sama kamu sekarang ini Manthis, selain makin putih, badan kamu juga makin kekar saja, dulu mahh ceking!” puji Anita tertawa kecil, Dessy pun berucap sama dan dia bilang wajah Manthis benar-benar seleb abis.

“Udahh ahh mujinya, jadi mekar nihhh bulu ketek gue!” sahut Manthis sambil tertawa, diikuti Anita dan Dessy.

“Makin tajir donkkk sekarang, tapi ga lagi bawa duit cash lagi kann?” Dessy kembali tertawa, mengenang moment lucu saat Manthis bawa tas punggung yang ternyata isinya duit semua.

“Ya ga lah Mba Dessy, sekarang cukup bawa kartu ajah, sama banking di smartphone, udah beres!” sahut Manthis kembali.

“Anak baik, udah pinterrrr…!” kembali ketiganya tertawa barengan.

“Hampir setahun yaa kita ga ketemu!” sambung Anita sambil minum wine yang tadi mereka pesan.

“Iya Ka, maaf banget yaa, saking sibuknya sampai ga pernah mampir di dealer apalagi ke apartemen kaka!” kini Manthis sambil ikut minum wine yang kadar alkoholnya tak terlalu tinggi.

“Duehhhh si artessss, gimana rasanya jadi artis top sekarang? Makin banyak dong penggemar cewek, ehh udah punya pacar belon?” cetus Dessy blak-blakan.

“Penggemar, iya sihh makin banyak ajahhh dari hari ke hari. Pacaran? Boro-boro pacaran Mba, kenal cewek aja susieeee…ga ada waktu, saking sibuknya,!” ceplos Manthis apa adanya tertawa.

Mereka terus bersenda gurau, hingga tak terasa hampir 4 jam mereka nongki di sana, Dessy lah yang duluan harus pulang karena dia ternyata di datangi tunangannya ke tempat itu.

Saat melihat Manthis, Andre tunangan Dessy langsung kaget, karena dia melihat artis muda yang lagi naik daun ini sedang ngobrol dengan tunangannya dan Anita.

“Manthis, kita foto selfie dulu yaa berempat, senang banget nihh kenalan dengan idola remaja yang sedang naik daun!” kata Andre dan mereka pun berfoto ria berkali-kali.

Tak lama kemudian, Dessy dan Andre pun permisi meninggalkan Anita dan Manthis.

“Gue pulang sama siapa ini Des?” kata Anita kaget, karena Dessy pakai mobil mereka tadi.

“Udahh ga usah pusing, gapapa kan Manthis ngantar Anita pulang ke apartemennya?” Dessy menatap Manthis, remaja ini langsung tersenyum dan mengangkat jempol.

Hanya selang 30 menitan kemudian, Manthis dan Anita pun kini sudah jalan beriringan menuju parkiran di mana mobil Manthis parkir.

“Wowww mobil baru lagi ini!” Anita kaget saat melihat mobil SUV asal Amerika terbaru milik Manthis, mobil sport warna silver dengan merek Land Rover Velar ini tentu saja di ketahui Anita berharga hingga 3,7 milyar lebih.

“Pas lagi kepingin aja ka, mumpung ada rejeki nihhh!” sahut Manthis cuek.

“Wuihh cepat banget kamu tajir Manthis, trus mobil yang tahun lalu di beli sekarang di mana!” sahut Anita dan kini dia sudah duduk di jok mobil mewah ini.

“Ada kok di garasi di rumah!”

“Rumah…kamu udah beli rumah juga?” Anita benar-benar makin kaget dengan kaya raya Mathis sekarang ini, Manthis hanya mengangguk sambil tersenyum.

Tak henti-hentinya Anita melongo mendengar cerita Manthis yang kini memiliki harta milyaran, padahal setahun dulu Manthis masih remaja sederhana, kemana-mana pun kadang naik ojek online dan sesekali naik mobil online.

Setelah terjebak macet hampir 30 menitan, kini jalanan mulai lancar dan Manthis pun sampai di apartemen Anita. Begitu sampai di parkiran apartemen, Anita yang kini sudah keluar dari mobil Manthis, kini mengetuk kaca mobil remaja ini.

“Ga kepingin mampir  ke apartemen kaka?” kata Anita sambil bertelekan di pintu mobil yang sudah di buka kacanya oleh Manthis.

“Ga papa ya ka, ga di gerebek hansip yaaa?”

“Ihh ni anakkk polosnya belum berubah ternyata! Ya ga lah, emank ini kos-kosan, ayoo masuk dulu!” kata Anita tertawa, walaupun Anita tau kalau Manthis sengaja bercanda.

“Oke dahhh!” Manthis pun turun dari mobil dan mengikuti jalan wanita jelita ini, naik ke lantai 19 di mana apartemen Anita berada.

Begitu masuk ruangan apartemen ini, hidung Manthis langsung kembang kempis, karena harumnya apartemen milik Anita.

“Wangi banget!” puji Manthis.

“Apartemen kamu emank bau apa, bau asap yaaa?” kata Anita tertawa.

“Iya, kadang teman-teman atau manajemen yang datang, aku ga bisa negur lagi kalau mereka pada ngerokok. Makanya aku kini jarang tidur di sana, kecuali Nadu dan Amang, aku lebih senang tidur di rumah!” sahut Manthis.

Anita sudah tahu siapa Nadu dan Amang, karena di sepanjang perjalanan tadi, Manthis bercerita banyak tentang kondisi dia saat ini. Manthis juga mengatakan dalam waktu dekat dia akan jemput ibunya di Banjarmasin untuk tinggal bersama, karena hanya itu satu-satunya orang tuanya kini.

“Kamu tunggu dulu ya, aku mau mandi, gerah banget!” kata Anita.

“Aku juga belum mandi Ka, kamar mandi ada berapa di sini!”

“Cuman satu…ya udah gantian, kamu santai aja dulu, tuh kalo mau liat TV ada remote nya di meja, atau mau buat kopi buat ajah sendiri di dapur. Anita lalu masuk kamar dan dia sekalian mandi di sana, karena kamar mandinya ada di kamar tersebut.

Manthis pun santai sambil melihat-lihat tayangan TV, saat masuk ke sebuah tayangan infotaiment Manthis senyum sendiri melihat berita dia dan group band The Tollen’s yang di wawancarai puluhan wartawan. Selain Ray yang sering jadi jubir, dialah yang kini juga sering di wawancara para wartawan, selain karir tentu juga asmara.

Manthis tertawa sendiri saat dia di gosipkan dengan beberapa nama penyanyi muda, padahal setahu dia, mereka hanya bertemu dan ngobrol saat ada acara di TV atau saat manggung. Selebihnya tak ada lagi kontak, apalagi dikatakan jalan-jalan berdua, hingga diisukan jalin asmara.

“Dasar wartawan infotaiment!” kata Manthis tak dasar.

“Kenapa dengan wartawan Infotaiment!” tiba-tiba Anita yang sudah kelar mandi dan masih pakai handukan muncul di belakangnya.

“Lihat dehh tayangan infotaiment, aku di di gosipin sama si A dan artis si B, ada-ada ajah, ketemuan paling saat ada acara di frame yang sama di sebuah TV!” kata Manthis tertawa tanpa menoleh ke Anita.

“Namanya juga wartawan kale, ayooo sono katanya mau mandi!” Manthis pun berdiri dan barulah dia tertegun saat melihat Anita kini hanya pake handuk yang dililitkan di dada dan ujungnya hanya sampai paha.

“Heiiii…matanya kemana itu!” kata Anita tertawa sambil mencubit hidung mancung Manthis.

“Kaka cantik banget kayak gini, harum lagi!” ucap Manthis polos.

“Udah ahhh, anak kecil di larang liat yang 18 plus, sono cepatan mandi, ada handuk baru di sana,” ucap Anita sambil tertawa lalu dia ke dapur masih pake handuk itu.

Manthis pun mandi dan membersihkan badannnya, kini giliran Anita melihat tayangan infotaiment yang masih memberitakan Manthis dan group bandnya, sambil meneguk kopi, dia sampai lupa memakai pakaian karena asek melihat tayangan itu.

Manthis pun kini keluar dari kamar mandi dan dia duduk di samping Anita, sama seperti Anita pun pakai handukan.

“Eh masih tayangan itu tuhh ternyata, tumben panjang amirrr beritanya!” kata Manthis. Anita melirik Manthis yang masih pakai handukan sama seperti dirinya.

“Manthis kaka mau tanya, emank selama ini kamu benar belum memiliki pacar atau berdekatan dengan wanita?” Manthis langsung mengangguk.

“Kamu masih normal kan? Wajah kamu tampan lohhh, banyak kaum belok suka dengan wajah babyface kayak kamu itu!” Anita tertawa.

“Yee normal lah ka, dulu itu aku kan tak pede berdekatan dengan wanita, gimana mau pede, uang aja ga punya. Nahh kalo kini beda lagi, saking sibuknya jadi ga sempat berdekatan dengan wanita, banyak sih yang salam-salam gitu…tapi ya hanya sampai di sana ajah!” kata Manthis blakan-blakan.

Manthis kemudian bertanya tentang teman dekat Anita, dengan apa adanya Anita menceritakan asmaranya yang gagal 5 bulan lalu.

“Mau gimana lagi, kaka tidak ingin merusak rumah tangganya, ya udah kaka mundur ajahh, kami lost kontak sampai sekarang!” kata Anita blak-blakan.

Masuk dalam dunia selebriti membuat Manthis tidak aneh lagi dengan kehidupan Anita ini, di kota besar seperti Jakarta ini, yang namanya hidup bersama dalam tanpa satu ikatan sudah bukan hal yang aneh lagi.

Bahkan dua sahabatnya di band, Ben dan John sudah tak terhitung bergonta ganti pasangan, hanya Raymand yang dia lihat cukup mesra dengan seorang artis muda yang juga selebgram, dengan pacarnya itu Ray terlihat awet dan artis cantik itu selalu ada di samping Ray, di manapun mereka manggung atau saat ada acara di TV. 

“Kok bengong, lagi mikiran apa sihh!” Anita menatap wajah Manthis yang terlihat memang masih remaja ini.

Manthis tersenyum saja, matanya terlihat agak nakal memandang ke bawah, Anita langsung tertawa dan dia langsung menarik wajah Manthis yang menggemaskan ini, lalu melumat bibir Manthis.

Manthis gelagapan di serang begitu, dia akhirnya pasrah saja dan menikmati cumbuan Anita yang tentu saja sangat berpengalaman. Di sinilah Anita benar-benar yakin kalau Manthis memang masih lugu alias tidak berpengalaman dengan perempuan.

Akhirnya Anita lah wanita pertama yang membawa Manthis pada gerbang kedewasaan yang hakiki, remaja yang baru saja ulang tahun ke 18 ini telah berubah menjadi laki-laki dewasa.

Anita yang tahu Manthis benar-benar tak pernah berdekatan dengan kamu Hawa ini dengan telaten mengajari Manthis bagaimana seharusnya jadi laki-laki sejati.

Pelajaran cinta memang mengasyikan, manusia yang di ajari akan secara alamiah dam cepat bisa serta cepat sekali beradaptasi.

Pelajaran cinta ini ternyata sampai menjelang dinihari, keduanya akhirnya kecapekan dan tidur berpelukan di ranjang Anita.

Namun ibarat minuman yang memabukan dan bisa membuat orang ketagihan, begitu juga dengan Manthis, dia yang pertama kali di ajari benar-benar jadi murid yang sangat haus akan pelajaran-pelajaran baru.

Akibatnya sampai tengah hari keesokan harinya, keduanya terus mengulang dan mengulang pelajaran bercinta seakan tak kenal puas.

Untung saja hari itu tak ada latihan di studio, kalau ada dan ada personel yang datang terlambat, maka siap-siap saja akan kena omelan Raymand. Ray menerapkan disiplin tinggi dan dia bilang waktu bersantai ada, tapi kalau sudah latihan haram hukumnya selalu telat, terlebih mereka akan segera tour keliling di 100 kota di Indonesia.

Sampai-sampai Ray meminta manajemen menolak setiap kali ada udangan tampil di TV karena mereka selain sibuk mempersiapkan tour, juga disibukan dengan pembuatan album yang kedua.   

Di album kedua yang kontraknya sangat mahal dan menjadikan ke empat personel The Tollen’s milyader muda ini, Produser Ogong Lee berambisi mengalahkan penjualan di album pertama.

Manthis ternyata sampai dua malam menginap di apartemen Anita, hampir saja dia ingin nginap lagi, kalau tidak diingatkan Anita kalau dari tadi dia telponnya terus berdering, ternyata yang menelpon Amang, Nadu dan juga Andi.

Saat Manthis telpon balik, mereka bilang kemana saja selama 2 hari ini tidak ada kabar, Anita yang ada di samping Manthis langsung memberi kode dengan jari di mulut, meminta Manthis jangan bercerita ada di mana.

“Aku lagi di rumah saja, ga kemana-mana, lagi sibuk bikin lagu!” sahut Manthis asal saja, Anita tersenyum sambil mengecup pipi Manthis.

“Sore ini kata Bang Ray kita kumpul di studio, untuk mematangkan show kita di 100 kota, karena minggu depan kita sudah berangkat ke Surabaya. Titik pertama show di sana, lanjut ke Sidoarjo, Malang, Batu dan lain-lain!” kata Andi, sang pimpinan Manajemen. 

Manthis mengiyakan semua ucapan Andi, setelah menelpon diapun bersama Anita mencari makan di sebuah restoran yang tak jauh dari apartemen itu.

Setelah mengantar Anita pulang, setelah sebelumnya mereka kembali larut dalam pelajaran cinta, Manthis pun langsung menuju ke studio.

Pengalaman bercinta inilah tercipta lagu yang kelak menjadi bomming tak terkira saat di launching dan menjadi super hit hingga berbulan-bulan. Lagu dengan tema pelajaran bercinta seorang remaja yang sedang puber dan bertemu dara cantik.

Yappp!!! Judul lagunya adalah “Dara…di Sinilah Cinta Kita Bermula. Begitu sampai di studio di mana Ray, Ben dan John belum tiba. Dengan hanya iringan piano Manthis menyanyikan lagu cinta yang mendayu-dayu dan dengan penuh perasaan itu.

Dia terus menyanyikan lagu itu hingga berulang-ulang dan memperbaiki kalau di rasanya kurang sempurna.

Tanpa Manthis sadari, ketiga sohibnya tiba dan menikmati lagu itu dan sengaja tidak menganggunya. Setelah selesai menyanyikan lagu itu, ketiga sohibnya langsung bertepuk tangan.

“Perpeckkkkk….ini lagu andalan kita di album kedua dan akan jadi lagu utama!” seru Ray masuk ke dalam ruangan, sambil menepuk bahu Manthis yang sedang duduk manis di depan piano.

“Iya, insting gue ni lagu bakalan bomming…tinggal di beri sentuhan gitarku dan bass John serta sedikit pukulan drum, sempurna ni lagu!” sambut Ben.

“Sipp…gapapa judulnya dikit agak ke melayu-melayuan, tapi ini akan buat penggemar kita penasaran!” timpal John.

Merekapun latihan hingga malam hari dan di lanjutkan dengan metting dengan jajaran manajemen, untuk mematangkan  show ke 100 kota dan kabupaten di Indonesia.

*****

BERSAMBUNG

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status