Home / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Kamu Keterlaluan Mas!

Share

Kamu Keterlaluan Mas!

Author: Dita SY
last update Huling Na-update: 2025-06-18 12:36:09

"Maksud kamu apa Mas? Kamu ingin kita bercerai?" Anggun meninggikan suaranya.

"Iya, aku ingin kita bercerai!" jawab Dirga dengan suara lantang.

Kata-kata itu lolos begitu saja dari mulut Dirga yang membuat Anggun terdiam.

Anggun memegang dadanya yang tiba-tiba sesak. Wajahnya memucat, tatapan mata berubah sendu, berbeda dari pertama berbicara dengan suaminya.

Dirga melepas sendok dengan kasar, hingga menimbulkan suara dentingan keras. Mood makannya hilang seketika. Menunggu sang istri menjawab pertanyaannya tadi.

"Kamu keterlaluan Mas!" Anggun berdiri lalu pergi dari ruang makan.

Tak memberi jawaban apapun, Anggun memilih masuk ke kamar dan membanting pintu dengan kencang.

"Keterlaluan kamu Mas! Jadi benar sudah ada wanita lain di hatimu!" pekik Anggun, melempar tubuhnya ke atas ranjang sambil berteriak dengan suara parau.

Ibu satu anak itu menangis pilu, mendengar ucapan suaminya yang meminta cerai. Pertama kali seumur pernikahan mereka Dirga mengeluarkan kata-kata keramat seperti it
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurul Fera Mira Nanta
thor cerita sisca bartha ga di sini yaa
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kejahatan Sisca

    ~Paginya~ Hatchi! Hatchi! Febby terbangun dari tidur dengan keadaan kurang enak badan. Ia membuka mata, melihat Sisca ada di samping. Tubuh sepupunya itu terbungkus selimut tebal. "Sis, kamu yang naikin suhu AC ya?" tanya Febby pada sepupunya itu. "Kamu kenapa tidur di sini? Ngga pulang ke rumah?" "Hmm, berisik Teh. Aku kurang tidur semalam," sahut Sisca jengkel. Bukannya bangun, wanita muda itu merapatkan selimutnya. "Aku kedinginan Sis. Kamu naikin suhu AC 'kan?" "Apaan sih Teh, berisik banget. Udah tidur lagi. Masih pagi buta juga." Febby mendengus kesal, "Kamu ngapain atuh tidur di sini, bukannya pulang ke rumah. Kamu 'kan dicariin sama Abah Agung." Sisca berdecak, "Teteh ngusir aku? Iya?" Menghela napas panjang, Febby hanya diam. Sisca memutar tubuhnya, menatap Febby dan membuka selimut. "Ngga boleh aku tidur di sini?"

  • Ah! Enak Mas Dokter   Susu Ibu Hamil

    Kabar tentang lamaran Dirga membuat Febby menangis haru. Akhirnya semua kerumitan kisah cinta mereka berakhir. Sebentar lagi dia akan menyandang status sebagai seorang istri untuk kedua kalinya. Istri dari cinta pertama yang akhirnya dipertemukan kembali. "Aku bahagia mendengar kamu akan melamarku, Mas," ucap Febby di dalam telepon. Setelah berbicara panjang lebar tentang lamaran. Malam harinya Febby dan Dirga kembali melanjutkan pembicaraan tentang pernikahan mereka. "Aku juga bahagia, karena semuanya sudah berakhir. Kamu dan aku akan secepatnya bersatu." Febby tersenyum simpul. Rona merah terlihat jelas di kedua pipi. Tak sabar ingin secepatnya menjadi istri Dirga Dewanto_pria pujaan hati. "Bagaimana keadaan kandunganmu, hem?" tanya Dirga disela lamunan Febby yang membayangkan akan segera menjadi istri Dokter Kandungan itu. "Baik. Anak kita sehat." Lamunannya buyar, ia kembali fokus pada pemb

  • Ah! Enak Mas Dokter   Aku Bukan Anak Papi?

    Dirga mengusap kepala anak perempuan itu, "Papi dan Mami sudah bercerai. Kami berdua sudah berpisah dan tidak akan bisa dipersatukan, karena Papi ingin membangun rumah tangga dengan wanita lain.""Mas!" teriak Anggun menahan tangis. Tak terima mendengar Dirga menjelaskan apa yang terjadi pada hubungan mereka. "Tolong jaga perasaan Lilian, Mas!"Dirga melirik emosi, "Sudah waktunya dia tahu hubungan kita yang sebenarnya. Aku tidak rela anak sekecil ini dicuci otaknya oleh Ibu sepertimu!"Lilian menatap Dirga lirih, beralih pada Anggun. Masih belum paham dengan penjelasan itu."Tapi jangan menyakiti hati Lilian, Mas!" isak Anggun menahan tangis.Dirga bergeming, kembali mengusap kepala Lilian lembut, "Papi yakin kamu pasti mengerti apa maksud Papi.Gadis itu menggeleng, "Maksudnya apa Pi?" tanya Lilian dengan wajah sendu."Papi dan Mami sudah berpisah. Kami bukan suami-istri lagi. Dan kamu ... kamu bukan anak kandung Papi,

  • Ah! Enak Mas Dokter   Papi

    "Ini baksonya." Lima bungkus bakso diberikan pada Anggun dan dibayar cash oleh Dokter Kecantikan itu. Tanpa mengucapkan terima kasih, Anggun dan Lilian melangkah terburu-buru kembali ke mobil dan masuk. "Cepat Mi, kita ke rumah Opa dan Oma." Lilian menarik lengan Anggun yang tengah memakaikan sabuk pengaman di pinggang. "Sabar Sayang, kita udah deket rumah Opa dan Oma kamu. Sebentar lagi kita ke sana." Anggun tersenyum simpul, mencubit hidung mungil anaknya. Wajah Lilian berseri, sangat berbeda dengan yang biasa dilihat setiap hari. Kini, Anggun benar-benar sadar Dirga membawa pengaruh baik untuk anak semata wayang. Saat masih menjadi suami-istri, Dirga memang selalu mengutamakan Lilian dalam hal apapun. Bahkan rela pulang kerja lebih awal demi bisa bermain dengan anak perempuannya. Wajar jika Lilian sangat kehilangan sosok Dirga di rumah, dan membuat gadis kecil itu sedih setiap

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menyusul ke Bogor

    Dirga baru saja menyelesaikan persyaratan menikah dengan Febby. Semua berkas dan alasan untuk secepatnya menikahi Febby, sudah selesai dilengkapi.Pernikahan akan dilangsungkan secepatnya sesuai ketentuan dari pihak terkait.Selesai dengan urusan yang sedikit rumit, Dirga melajukan mobilnya menuju rumah.Di tengah perjalanan, ponselnya berdering. Ia menatap ke atas benda pipih di jok samping, telepon masuk dari ibunya.Dengan cepat ia menerima telepon itu dan berbicara, "Ada apa, Ma? Aku lagi di jalan.""Tolong beliin Mama bakso langganan kita dong. Mama pengen makan bakso.""Oh, oke. Kebetulan aku mau lewat sana. Ada lagi?""Ngga ada, cuma itu aja. Makasih ya.""Iya, Ma.""Gimana urusan pernikahan? Udah selesai?""Sudah, Ma. Meskipun awalnya agak rumit, tapi akhirnya selesai juga.""Jadi kapan kamu dan Febby bisa menikah?""Secepatnya Ma, karena anak di kandungan Febby anakku

  • Ah! Enak Mas Dokter   Mendapat Ijin

    Setelah mendapat ijin dari kedua uwaknya, Sisca melangkah keluar dari rumah mewah Fandi. Ojek online yang dia pesan sudah menunggu di depan pintu pagar rumah mewah itu. "Neng Sisca?" tanya tukang ojek yang dijawab anggukan kepala oleh gadis itu. "Stasiun ya, Mang." Sisca naik ke atas motor matic putih sambil memakai helm. "Siap, Neng." Tukang ojek melajukan roda duanya menuju stasiun. Dalam waktu beberapa menit, ojek yang ditumpangi Sisca tiba di depan stasiun yang cukup ramai. Wanita itu turun dan membayar jasa ojek online tersebut. Kebetulan kereta cepat menuju Jakarta sudah tiba, buru-buru ia masuk dan duduk di kursi dekat jendela. "Sebentar lagi kita ketemu, A," gumamnya sambil menatap pemandangan di luar kaca jendela. Sepanjang jalan ia terus memikirkan nasib Andi_laki-laki yang beberapa bulan ini mengisi hatinya. Perasaan itu tidak datang begitu saja, awalnya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status