Share

Menjenguk

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-06-18 12:38:27

Semalam Febby diantar pulang oleh mertuanya. Dan pagi ini ia sudah bersiap untuk kembali ke rumah sakit, menjaga Andi.

Pak Rahmat sudah datang untuk menjemput Febby, menunggu di mobil butut keluaran tahun 2000 yang selalu dirawat oleh laki-laki baya itu.

"Udah selesai? Kamu bawa keperluan Andi?" tanya Pak Rahmat pada Febby yang naik ke mobilnya.

"Udah Pak, semua udah aku masukan ke dalam tas." Febby meletakkan tas tenteng besar ke jok belakang.

Setelah memastikan semua sudah siap, Pak Rahmat melajukan mobil menuju rumah sakit.

"Mas Andi udah sadar Pak?" tanya Febby, karena semalam saat dia pulang, Andi belum sadar.

"Udah, baru tadi jam enam dia bangun. Dia nanyain kamu."

Febby menghela napas lega. "Dia bilang ngga kenapa dia bisa kecelakaan?"

"Ngga sih, mungkin dia mau cerita sama kamu. Nanti kamu tanya aja."

Febby mengangguk pelan.

"Nanti Ibu sama Bapak pulang. Malamnya gantian lagi sama kamu, ya."

"Iya," angguk Febby dan tak lama mereka tiba di rumah sakit umum.

Keduanya turun, Rahm
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Ros mekar Hartaty
si andi bikin kesel aja sikapnya, tapi si dirga juga bikin emosi aja ga tau tenpat
goodnovel comment avatar
Ognindi Wingky
andi sdh sakit jiwanya... krn pengin punya obsesi status yg bs dibanggakan... kl sm Febby isinya cm urusan itu doank n g bs mksimal tp g nyadar
goodnovel comment avatar
Liem Mei Fang
klo aku mending cerai dari Andi yg selalu ketus,arogan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Berhasil?

    Hendra melirik adik laki-lakinya yang tengah menjual kesedihan di depan Intan.Sepertinya sang adik sudah tahu apa kelemahan wanita yang tengah mengandung itu. Intan memang memiliki hati lembut dan keibuan.Semua terbukti dari perhatian yang ditunjukkan Intan pada Edric. Keduanya kemungkinan memiliki usia yang sama, itu sebabnya Intan merasa kasihan pada Edric yang tengah menceritakan kisah sedih ditinggal sang Ibu. Sementara Hendra yang berhasil mengajak Regan, tengah menyiapkan diri untuk keluar tanpa dicurigai orang-orang.Regan menghentikan langkah kakinya di dekat meja Intan. "Tunggu Paman!"Hendra terdiam. Wajahnya terlihat tegang, takut usahanya gagal. "Tuan Muda mau apa?" Regan mendongak, "Aku ijin dulu sama Kak Intan. Aku takut dia khawatir."Hendra hanya diam sambil menghela napas panjang. Jika ia melarang, kemungkinan Regan akan curiga dan tak mau ikut. "Silakan Tuan Muda." Dalam hati Hendra berharap Intan memperbolehkan.Regan melangkahkan kaki kecilnya mendekati Intan

  • Ah! Enak Mas Dokter   Usaha Hendra

    Kedua adik-kakak itu berhasil masuk ke ruangan khusus Regan. Mereka melangkah perlahan mendekati meja panjang di depan sofa berwarna Maron. Nampan di tangan Edric bergetar, ia kembali gugup hingga membuat piring dan cangkir di atas nampan saling beradu.Suara itu mengundang perhatian Intan yang tengah memainkan ponsel. Wanita muda itu menatap ke arah Edric.Keningnya berkerut saat melihat wajah Pelayan dengan stelan jas hitam putih itu terlihat pucat dan berkeringat.Dua Pelayan berjongkok di depan meja dan meletakkan nampan ke atasnya.Mata Intan masih tertuju pada Edric. Pria itu seperti menahan sakit."Anda baik-baik saja?" tanya Intan dengan ramah.Edric hanya menundukkan kepala sambil mengusap keringat.Melihat adiknya kembali gugup, dengan cepat Hendra mendekat dan merangkul pundak pria muda itu."Dia baik-baik saja Non. Dia hanya gugup, karena baru pertama kali masuk ke ruangan ini. Tadi, kami berdua diminta mengantar cemilan khusus untuk Tuan Kecil." Hendra menatap Regan. Ana

  • Ah! Enak Mas Dokter   Rencana Roni

    TING!Notifikasi dari kiriman video Nila masuk ke ponsel Roni. Senyum kecil terlukis di wajahnya.Ia mengedarkan pandangan, memastikan tak ada yang curiga dengan keberadaannya di dekat ruangan khusus Regan.Saat ingin membuka video bugil Nila, ia dikejutkan oleh seorang pria yang berlari menuju toilet.Takut ada yang melihat kegiatan mesum itu, dengan tergesa-gesa ia langsung melangkah cepat ke tempat yang lebih sepi. Suasana Bar pada siang hari memang tidak seramai saat malam. Namun, beberapa tamu berdatangan untuk sekedar menyewa jasa wanita panggilan.Sambil tersenyum mesum, Roni membuka video tersebut dan menontonnya. Dalam video, terlihat jelas Nila sedang membuka pakaian satu per satu di sebuah kamar bernuansa pink-putih.Hatinya bergetar saat melihat pose menantang Nila. Ia mengusap kejantanan yang mulai berdenyut."Cantik ... menggairahkan," desah Reno sambil menelan ludah berkali-kali.

  • Ah! Enak Mas Dokter   2. Video Bu-gil

    Dengan tangan gemetar, Nila membalas pesan dari Pelayan itu.[Tunggu, aku sedang membuat video khusus hanya untuk kamu. Tolong awasi dulu anak itu, dan pastikan kamu bisa membawanya ke luar dari Bar]Pesan dibaca, dan tak lama pesan itu kembali dibalas oleh Pelayan bernama Roni. [Aku tunggu video darimu. Kalau video belum dikirim, aku tidak akan mengirim foto anak itu dan menyelamatkannya. Dan satu hal yang harus kamu ingat, aku tahu mana video asli dan tidak!]Deg! Mata Nila langsung tertuju pada Adrian, yang juga membaca pesan tersebut lewat laptopnya. Adrian membalas tatapan Nila, lalu mengatakan, "Balas saja, iya."Andi melotot, "Kau benar-benar sudah gila! Kau ingin menjadikan Nila sebagai tumbal? Bagaimana mungkin dia mengirim video aslinya ke laki-laki brengsek itu!"Berdiri di sampingnya, Barta langsung menenangkan, "Jangan khawatir Mas, kami semua akan melakukan cara lain. Kami juga tidak akan memint

  • Ah! Enak Mas Dokter   1. Video Bu-gil

    "Regan."Semua orang membisu setelah mendengar nama 'Regan' seperti yang disebutkan petugas imigrasi. Nila menatap satu per satu orang-orang di ruang tamu. Mereka yang berseragam cokelat langsung memberi arahan dengan anggukkan kepala.Dengan tangan gemetar, dan napas tertahan, Nila mengatakan, "B-benar anak itu ... dia adalah anak yang kami cari. Tolong secepatnya kamu kirim fotonya, dan bawa dia ke luar dari Bar.""Baik, kalau soal itu aku akan mengusahakan, tapi aku ingin mengajukan satu syarat," ucap pria di ujung sana. Mendengar permintaan Pelayan itu, Nila menoleh pada Andi, dan mengalihkan pandangan ke arah Polisi. "Katakan apa syaratnya," kata Adrian pada Nila. Wanita muda itu mengangguk, "Katakan apa syaratnya."Pria di ujung sana terkekeh. Terdengar suara desahan kecil. Sepertinya ia tidak tahu jika telepon sudah disadap oleh Polisi. "Aku ingin melihat tubuhmu ... polos, dan buat aku bergairah," kekeh pria mesum itu.Mendengar permintaan sang Pelayan, Andi langsung melo

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kabar Bahagia untuk Febby

    Dirga melangkah memasuki rumahnya bersama sang Putri. Suara hentakan kaki itu mengundang perhatian Febby yang tengah berbicara di ruang tamu bersama Sisca.Kedatangan sepupunya ke rumah mewah itu, ingin menyampaikan kabar baru tentang pencarian Dylan. Pagi tadi, Barta mendapatkan kabar dari Bramanto. Setelah mendengar kabar baik itu, Sisca pun bergegas ke rumah Febby yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kediamannya.Namun, belum sempat membicarakan soal Dylan, suami sepupunya itu datang.Febby menoleh ke arah pintu. Melihat Dirga memasuki ruang tamu, ia pun langsung berdiri dan menyambut dengan senyuman lebar. "Mas." Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Dirga langsung mengecup kening Kesayangan dengan lembut."Aku punya kabar bahagia untuk kamu, dan semua orang di rumah ini," kata Dirga. Suara berat dan merdu itu, membuat suasana hati Febby menjadi hangat.Mata Febby bersinar. Senyum di bibir mengembang dengan wajah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status