Share

Membaik

Auteur: Dita SY
last update Dernière mise à jour: 2025-10-12 08:00:11

Setelah mengetahui kondisi anaknya yang sudah sadar dari koma, Bramanto dan Inggrid keluar dari ruang ICU.

Barta pun dipindahkan ke kamar perawatan dan masih mendapatkan pengawasan dari Dokter.

Beberapa hari berlalu, Barta meminta untuk melanjutkan pengobatan di rumah.

Rasanya bosan menghirup udara berbau obat-obatan di Rumah Sakit.

Sang ayah pun membawanya pulang ke rumah almarhum nenek yang sudah lama tidak ditinggali.

Sedangkan Sisca tinggal di apartemen bersama kedua orang tuanya. Apartemen yang disewa oleh Bramanto khusus untuk calon menantu dan calon besannya.

Bramanto sudah menyiapkan semua. Rencana pernikahan, rumah mewah untuk ditinggali sang anak, dan juga persiapan bulan madu.

Saat ini sudah tiga hari Dokter Bedah itu berada di rumah dengan kondisi semakin sehat.

Ajaibnya ... tidak ada masalah apapun pada tubuh Barta. Semua tampak normal, tidak ada ker
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Penjelasan Dirga

    Dirga menatap wajah Barta yang terlihat serius. Dari tatapan mata Dokter Bedah itu, ia dapat menebak apa yang ingin dibicarakan. Ia menelan ludah keras kemudian duduk. Matanya menatap ke arah pintu, melihat istrinya sedang berbicara dengan Sisca. Hatinya mulai tak tenang. Ada ketakutan semua orang akan tahu masalahnya, termasuk sang Istri. Dalam kegelisahan, sebisa mungkin ia menunjukkan wajah tenang di depan istrinya. Saat kedua wanita itu melangkah menuju kamar, Dirga dan Barta menyunggingkan senyuman, seolah tak ada apapun. Febby memalingkan wajah, masih enggan untuk sekedar beradu pandang dengan suaminya. Sementara Sisca, mengangguk pelan saat melihat Barta menggerakkan bola mata. Memberi kode yang sudah mereka rencanakan dari rumah. Tadi, Barta meminta Sisca untuk menjauhkan Febby dari Dirga agar ibu muda itu tidak mendengar pembicaraan mereka nanti. Setelah

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Tuduhan

    Ketika sedang duduk melamun di ruang tamu rumahnya, wangi maskulin yang biasa ia hirup dari tubuh sang suami, menguar di udara, memenuhi ruangan itu.Febby tahu siapa yang datang, ia sama sekali tidak berniat menoleh dan melihat wajah yang membuatnya semakin merasakan sesak.Ia ingin Dirga menjauh, tetapi ia juga ingin suaminya itu mendekat. Bahkan memeluk mesra.Pertentangan batin yang benar-benar menyiksa terus saja dirasakan olehnya.Menghela napas panjang dan lirih. Febby memejamkan kedua mata, berusaha menenangkan diri.Lama-lama ia semakin merasakan kehadiran suaminya yang sangat dekat. Dan benar saja, sentuhan lembut dan hangat ia rasakan di pundak, lalu turun ke perut yang sedikit berlemak. "Sayang .... " Dirga duduk di samping Febby. Perlahan tangannya meraih jemari lentik istrinya di atas pangkuan dan menggenggam erat. "Anak-anak sedang bermain di kamar. Mereka sudah selesai menghabiskan sarapannya."

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Scandal

    "Maksud Papa, Dirga terlibat dalam kasus bunuh diri itu?" tanya Barta. Matanya tak beralih dari sang Istri yang terdiam mematung di depannya.Wajah Sisca terlihat syok berat. Sama seperti dirinya saat mendengar kabar kematian seorang wanita dan Dirga ada di sana. Sedang apa?Selama ini Dirga dikenal tidak pernah ikut campur ke dalam masalah orang lain. Lebih menjaga aman, tetapi sekarang ... apa yang membuat Dokter Kandungan itu masuk ke dalam masalah besar? Berbagai spekulasi memenuhi isi kepala Barta, tetapi dengan cepat ia mengenyampingkan semua itu. Mencoba berpikir positif."Sebenarnya Papa juga belum bisa menjelaskan secara detail, karena yang tahu hanya Dirga. Tapi Papa belum bisa menghubungi nomor hapenya," jawab Bramanto. "Harusnya Dirga sudah datang ke kantor Polisi untuk memberikan keterangan, karena dia salah satu saksi di Tempat Kejadian Perkara."Barta menghela napas panjang, "Jadi aku harus apa Pa?" tanyanya dengan suara melemah. "Tolong kamu ke rumah Dirga dan kataka

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Sikapnya Berubah

    Saat Sisca kembali berbicara di dalam telepon, Febby dikejutkan oleh kedatangan anak pertamanya yang tiba-tiba berada di samping dan memegang lengan. "Sisca, sudah dulu ya." Dengan cepat ia meletakkan ponsel ke atas meja setelah mengakhiri telepon dengan sepupunya itu. "Mommy, aku udah mandi sama Daddy." Dylan menatap Febby dengan wajah ceria. "Aku udah wangi dan ganteng 'kan Mom?" Febby tersenyum, kembali menguatkan hati dan berusaha menutupi kesedihannya di depan sang anak. "Pintar anak Mommy." Ia mengusap puncak kepala Dylan dengan lembut. Matanya melirik ke samping, melihat bayangan Dirga mulai mendekat. Ia menarik napas panjang, berusaha bersikap biasa saja, tetapi sulit. "Mommy aku juga udah mandi sama Daddy." Farah turun dari gendongan sang ayah, kemudian berlari menghampiri ibunya dan memeluk manja. "Farah juga pintar. Anak-anak Mommy pintar." Kecupan lembut mendarat di

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Kabar dari Sisca

    Pagi harinya setelah semalaman Febby dan Dirga tidur di kamar anak-anak. Saat Farah terbangun, ia terkejut mendapati ayahnya tidur di samping sambil memeluk erat. "Daddy .... " Farah membulatkan kedua mata sipitnya, dan langsung mengubah posisi menjadi duduk. "Daddy ada di cini?"Tangan mungilnya mengusap-ngusap kedua mata yang masih terasa sepet. Memastikan dengan mata melebar, bahwa benar sang ayah ada di kamarnya. Perlahan Dirga membuka mata, melihat Malaikat Kecil itu sedang mencubit hidung mancungnya berkali-kali. "Daddy ada di cini? Daddy bobok cama aku?" tanya Farah dengan suara manja. Dirga mengangguk pelan sambil tersenyum manis. "Iya Sayang, Daddy bobok sama kamu dan Kak Dylan." Ia menoleh ke samping, melihat anak laki-lakinya masih tertidur lelap. Mendengar jawaban itu, Farah berdiri dan melompat-lompat kegirangan. Suara ceria gadis kecil itu mengusik tidur nyenyak Dylan.Anak laki-laki Dirga membuka mata

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Kali Ini Selamat

    Suara deringan ponsel dari dalam kamar, terus saja terdengar. Lama-lama Febby terpancing juga. Ia langsung melempar serbet yang berada di tangannya ke atas meja. "Biar aku ambilin hape kamu, Mas," kata Febby, melangkah menuju pintu dapur. Namun, langkah kaki itu langsung dihentikan oleh Dirga, dengan wajah terlihat panik. Bahkan keringat di kening sang Dokter kembali mengucur keluar. "Kenapa?" Febby menatap suaminya lekat. Dalam hati menyimpan kecurigaan besar, tetapi sekuat mungkin ia menahan keinginan untuk menghujani suaminya dengan ribuan pertanyaan.Sebelum semua bukti-bukti tentang perselingkuhan terkumpul, ia berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja. "Kamu takut aku .... " Bibir Febby disentuh oleh jari telunjuk Dirga. Wanita cantik itu pun berhenti mengucapkan kata-kata.Dirga tersenyum canggung, "Takut apa Baby? Aku ... aku nggak takut apapun. Aku hanya ingin mengatakan kalau kamu boleh menerima telepon itu dan k

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status