Home / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Nama Saya, Dudung

Share

Nama Saya, Dudung

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-07-10 09:00:48

Di tempat berbeda, Dirga baru saja tiba di Bandung jam dua siang. Ia berjalan menyusuri jalanan rumah keluarga Fandi.

Sesampainya di depan rumah mewah itu, Dirga melihat suasana di dalam sangat sepi. Sama seperti kemarin, tak ada kehidupan sama sekali.

Celingak-celinguk di depan pintu pagar yang menjulang tinggi, Dokter Tampan itu terlihat seperti sedang mengintai, ingin mencuri.

Beruntung ada seseorang yang mengenalinya, Bu Ida melihat keberadaan Dirga. Andai bukan Bu Ida, sudah dapat dipastikan Dirga diamuk massa.

"Mas! Mas!" panggil Bu Ida tersenyum lebar seraya melambaikan tangan.

Dirga menoleh, melangkah cepat menghampiri Bu Ida. "Bu, orang tua Febby ngga ada di rumah ya? Saya denger, Febby ikut sama orang tuanya. Apa dia ada di dalam sana?"

"Ada kok, kayaknya di dalam ada Bu Inneke sama Febby. Kalau Pak Fandi emang pergi ke Pabrik. Kayaknya mereka lagi tidur siang," jawab Bu Ida.

Mendengar itu Dirga tersenyum, meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rika Nuraini
ayho Thor tambah lagi bab nya ..
goodnovel comment avatar
Najwa Alhuda
tolong dong thor ditambahin lanjutan cerita nya yang banyakk gitu masak 1 hari cuman 2 bab aja hehehehe makasih
goodnovel comment avatar
Nuada Airlangga
jgan lama donk drmannya kak,mles bacanya ksih klik gitu biar semangat mbacanya,slalu gagal trus mbukak aibnya andi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   CEO Abal-Abal

    Resmi menjadi CEO abal-abal, Andi merasa bahagia luar biasa. Sejak kemarin ia tak berhenti memposting semua proses hingga akhirnya dia mendapat jabatan seperti sekarang.Di Akun Chat Sejuta Umat, banyak karyawan dari perusahaan lamanya yang bertanya apa saja syarat bekerja di kantor Andi.Jari-jari suami sah Febby itu sudah mulai letih membalas chat satu per satu. Ia pun mengakhiri dengan memposting penjelasan tentang apa saja syarat bekerja di kantornya."Kalian harus tahu ya, syarat kerja di kantorku itu harus jujur. Kalau persyaratan yang lain sama seperti melamar kerja di tempat lain. Aku mengutamakan orang jujur, tidak suka menginjak temannya, tidak suka cari muka pada atasan dan satu lagi, harus rapi, tampan, cantik. Menyesuaikan dengan Bos kalian yang ganteng ini.""Kalau kalian merasa syaratnya berat, kalian harus tahu berapa gaji bekerja denganku.""Gaji perbulan hanya untuk karyawan biasa, di atas UMR Kota. Dan gaji sesuai jabat

  • Ah! Enak Mas Dokter   Ternyata Orang Kaya

    Dirga dan mertuanya sedang berjuang mencari keadilan untuk Febby. Mengungkap kejahatan Andi selama dua tahun membersamai anak tunggal pasangan Inneke dan Fandi itu.Sebagai orang tua, Fandi tidak terima begitu saja anaknya disakiti, apalagi Andi sudah berani main tangan. Bukan hanya itu, ternyata kelicikan Andi membuat Fandi mau memberikan uang dengan jumlah besar.Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, Dirga dan Fandi tiba di salah satu Bank Ternama yang ada di negara ini.Keduanya turun dari mobil dan melangkah mendekati pintu kaca yang dibuka oleh dua orang satpam dengan senyuman ramah.Satpam tersebut menyapa Fandi dengan sopan dan mengantar ayah satu anak itu ke tempat prioritas.Lagi-lagi Dirga dibuat tercengang sekaligus insecure pada calon mertua yang ternyata orang kaya.Pertama kali melihat rumah mewah Febby, dia baru tahu ternyata wanita pujaan anak orang kaya. Dan sekarang, dia juga baru tahu kalau Fandi memiliki

  • Ah! Enak Mas Dokter   Sinyal Restu

    Setelah berpetualang dari rumah sakit ke kantor Polisi, Dirga mendapat undangan makan malam dari calon mertua.Tidak mungkin dia menolak tawaran membahagiakan itu, apalagi calon mertuanya terlihat menunjukkan sinyal restu, meski dia masih menyamar menjadi Dudung.Saat ini, Dirga masih berada di bangunan sederhana halaman belakang rumah mewah Fandi. Ia baru saja mengenakan pakaian dari Bu Ida, yang dipinjam sementara karena tidak membawa pakaian dari rumah.Selesai berpakaian, Dirga keluar dan melangkah menuju pintu belakang rumah bercat putih tersebut.Tok! Tok! Tok!Pintu diketuk berulang kali, hingga seorang wanita paruh baya membukanya sambil tersenyum ramah."Nak Dudung, ayo masuk." Inneke membuka lebar pintu, memberi jalan untuk Dirga. "Silakan duduk. Makanan udah siap, tapi bukan masakan Ibu dan Febby, karena kami ngga sempat masak, jadi kami beli di tempat langganan.""Ngga apa-apa, Bu." Dirga menundukkan tubuhnya

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bertemu

    Andi menarik uluran tangan yang diabaikan oleh Anggun. Laki-laki berkumis tipis itu kembali duduk dengan wajah datar. Sebenarnya dia malas menemui Anggun, andai tidak ada janji uang dua ratus juta untuk tambahan saldo di rekeningnya.Uang dari ayah mertua sudah terpakai setengah untuk membayar sewa gedung kosong dan renovasi beberapa ruangan.Ia masih harus putar otak untuk mencari uang tambahan, dan jalan satu-satunya adalah memeras Anggun. Untuk sementara sebelum dia mendapatkan investor yang mau bekerjasama.Sadar, untuk mendapatkan investor tidak mudah, itu sebabnya Andi tidak ingin melepas Anggun sebagai aset kedua setelah ayah mertua yang baik seperti Malaikat."Jadi Febby pulang ke kampung kedua orang tuanya, Mas?" Anggun menatap Andi dengan sorot mata tajam. "Jawab Mas!" bentaknya, bahkan sebelum Andi sempat menarik napas.Mengangguk, Andi menghela napas kesal, namun tetap menunjukkan wajah baik. "Iya, dia pulang ke kampungnya di

  • Ah! Enak Mas Dokter   Sadar

    Di rumah sakit, Inneke baru sadar anaknya belum kembali ke kamar Fandi. Bahkan setelah Dokter memperbolehkan suaminya pulang, anak semata wayang itu belum juga kembali."Febby mana, Bu?" tanya Fandi pada istrinya yang kebingungan."Ngga tahu, Yah. Tadi ada di sini 'kan. Pas kamu suruh keluar, dia ngga balik lagi." Inneke menutup pintu ruang kamar setelah Fandi keluar.Keduanya berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju parkiran."Mungkin lagi ke kamar mandi, atau makan di kantin. Febby 'kan lagi hamil, pasti sering terasa lapar," ucap Fandi, berpikir positif."Mungkin juga," angguk Inneke, dengan wajah khawatir, takut terjadi sesuatu pada anaknya."Ngomong-ngomong, pemuda kasep yang ada di kamar Ayah tadi, siapa Bu?" tanya Fandi. Sejak tadi dia penasaran dengan laki-laki yang ada di kamarnya itu."Oh, itu Tukang Kebun baru kita, Yah. Namanya Dudung. Dia keponakannya Bu Ida. Katanya dia lagi nyari kerja untuk batu lonc

  • Ah! Enak Mas Dokter   Laporan

    Kedatangan Dirga dan Febby ke kantor Polisi, tak lain untuk melaporkan kejahatan Andi, meski bukti yang mereka bawa hanya bekas merah di perut dan pinggang wanita cantik itu."Saya datang ke sini ingin membuat laporan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh Adik Sepupu saya, Pak," jelas Dirga pada Polisi di depannya.Polisi wanita dan laki-laki itu saling tatap. Dan bergeming.Geram laporannya tak ditanggapi, Dirga kembali bicara, "Gimana Pak? Bisa diproses sekarang kasusnya? Saya ingin Bapak melakukan visum ke rumah sakit, karena Adik Sepupu saya dianiaya. Bukti dari kekerasan itu ada," sambungnya, namun kedua Polisi masih diam sambil menatap penampilan berantakan Mantan Dokter Kandungan itu.Sudah diduga oleh Febby sebelumnya, Polisi pasti akan fokus pada penampilan Dirga dibanding laporannya."Pak!" Dirga mulai kesal karena kedua Polisi hanya diam memperhatikan. "Saya membuat laporan serius. Perbuatan suami dari Sepupu saya suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status