Share

Kembar

Kejadian beberapa menit sebelumnya.

Cinta masuk ke dalam ruangan mengikuti sang Dokter. Aku masih menerima es dari Rahman dan tanpa sadar melakukan hal konyol yang dia lakukan. Rambutku sangat basah akibat lelehan es batu di atas kepalaku. Tapi, benar katanya. Kepalaku yang sangat gerah jadi dingin.

“Cinta, im coming,” kata bule itu, akan ikut masuk ke dalam ruangan dokter. Aku spontan melempar bungkus es dan berlari. Kerah hem merah  norak yang masih dia pakai, aku tarik kencang. Dia menahan tangannya di pinggir pintu.

“What!” teriakknya. Rahman berdiri menyusulku ikut menarik kerah itu hingga molor, semakin membuat Ben kewalahan.

“Oh my!” teriaknya masih menahan tangannya yang mulai melonggar.

“Keluar kamu!” ucapku spontan melempar tubuhnya yang berhasil terlepas dari pegangan pintu. “Man, cegah dia!” teriakku membuat Rahman, “Buk!” Menjatuhkan tubuhnya di atas Ben, &ldq

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status