Share

Rayuan Rahman

Tamparan keras Cinta layangkan di pipi kananku. Dengan kaku aku menarik dan memeluknya. Aku sangat paham dengan perasaannya. Aku tidak akan marah dengan apa yang sudah dia lakukan. Ini semua karena Cinta sudah sangat putus asa dengan keadaannya.

“Aku mohon suamiku, pergilah. Kita tetap akan menjadi suami istri, berapapun banyak nanti istrimu,” jawab Cinta membuatku melotot.

“Emang baju, punya banyak?” protesku.

“Suamiku, kita akan bertemu lagi. Ingat perkataanmu tadi malam. Keajaiban akan terjadi,” kata Cinta membuatku mengangguk dan akhirnya mengikuti Bapak.

“Maafkan aku. Baiklah, aku pergi dulu,” kata Bapak menepuk pundak Bapak Cinta sambil mengangguk. Ibu Cinta memeluk Cinta sambil menangis. Cinta hanya diam melambai ke arahku. Aku segera memasuki mobil dengan Bapak dan melesat.

Di dalam mobil, kami hanya diam. Sopir sering kali mengernyit melihat kami di kaca spion. Tapi, dia juga diam, hingga, &l

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status