Share

Bab 133: Satu Minggu

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-07-13 01:14:37
Satu minggu.

Tujuh hari.

Seratus enam puluh delapan jam.

Untuk memutuskan apakah Isvara akan melepas semua ini demi menyelamatkan harga dirinya, atau mempertahankan rumah tangga yang mungkin akan hancur lebih besar lagi kalau rahasia itu terbongkar.

Namun, sejak kapan hidup Isvara semudah memilih A atau B?

Kini Isvara hanya bisa duduk di dalam mobilnya. Tangan di atas kemudi, tapi tidak bergerak. Mesin belum dinyalakan. Lampu jalan mulai menyala di luar sana, membiaskan bayangan ke kaca depan, tapi Isvara tidak melihat apa pun selain bayangan dirinya sendiri.

Isvara memejamkan mata, menekan kening ke sandaran kursi. Helaan napasnya terdengar panjang, putus-putus.

Apa yang harus perempuan itu lakukan? Apa dia benar-benar tega meninggalkan Alvano hanya karena ancaman seorang wanita yang bahkan pernah meninggalkan pria itu dulu?

Tangannya terangkat pelan, menekan dada sendiri. Rasanya sesak. Dadanya berdebar kencang, bukan karena cinta, tapi karena takut.

Hingga tiba-tiba layar p
Duvessa

Badai pasti berlalu ... Berlalu-lalang :(

| 10
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurul Mu'awanah
Isvara, apapun masalahmu lebih baik jujur sama suami. Jangan ambil keputusan sendiri, sayang. Serahkan keputusan pada suami. Semangat cantik ...... Jangan buat mereka cerai ya thor, aku cinta banget sama mereka 🥹🥹
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 137: Tokyo Banana

    “Emang nggak boleh kakak ketemu adiknya?” Kali ini, Isvara yang melempar balik pertanyaan.Alvano menaikkan satu alis. “Boleh, dong. Tapi tumben banget. Masa dia ngajak ketemu cuma buat ngobrol random di parkiran? Ada masalah, ‘kan?”Isvara menghela napas pendek. “Hm.”“Hm yang berarti iya, atau hm yang berarti kamu lagi nyari jawaban supaya aku nggak makin curiga?” Pria itu menyipitkan mata. “Mending kamu ngomong, atau aku yang cari tahu sendiri?”Oke. Sifat dominan CEO satu ini memang tidak pernah libur, bahkan saat video call larut malam begini. Isvara menunduk, menimbang kata-kata. Dia khawatir Alvano akan salah paham, mengira dirinya memanfaatkan hubungan mereka. Bukankah banyak istri di luar sana yang merasa sungkan membawa masalah keluarga ke suaminya?“Dia ... mau pinjam uang,” akhirnya Isvara mengaku, suaranya pelan.“Buat apa?” Alvano menatap istrinya lama.“Dia ditipu WO,” jawab Isvara, suara mengecil mirip anak sekolah yang baru ketahuan mencontek.“Hah?” Alvano mengernyi

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 136: Marah Dua Hari

    Dua hari.Tepat dua hari sejak Alvano tidak membalas satu pun pesan dari Isvara.Kini, Isvara berada di kamarnya. Duduk di ujung ranjang dengan ponsel terus dalam genggaman.Bukan tanpa usaha. Dia sudah berulang kali mengirim chat, menelepon, menunggu centang dua.Semuanya nihil. Tidak ada tanda Alvano mau menjawab.Apa sebenarnya yang terjadi?Apa mungkin ... Livia sudah menjalankan ancamannya?Dengan perasaan cemas yang makin menyesak, Isvara akhirnya mengetik lagi.[Van, aku ada salah apa? Kenapa kamu diem aja? Atau lagi sibuk banget ya?]Pesan itu terkirim, tapi lagi-lagi tak berbalas.Isvara menunduk, memejamkan mata. Mencoba menahan agar kepalanya tidak penuh dengan pikiran buruk.Sampai akhirnya, Isvara memutuskan menelepon Jefri.Setidaknya kalau bukan Alvano, mungkin asistennya bisa memberi sedikit kejelasan.Tidak butuh lama, telepon langsung diangkat. “Selamat malam, Nona.” Suara Jefri di ujung sana terdengar ramah seperti biasa.Isvara menelan ludah. “Mas Jefri ... maaf ga

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 135: Dalang

    Tepat pukul delapan pagi, semua staf sudah berkumpul di ruang rapat virtual. Monitor besar menyala, memperlihatkan wajah-wajah serius dari tim yang tersebar di berbagai divisi.Isvara duduk tegak di depan laptopnya, mengenakan blazer krem pucat. Poni depannya masih agak basah, menunjukkan betapa tergesa-gesanya pagi ini. Namun, bukan hanya Isvara yang terlihat tegang. Semua orang di ruangan itu tampak menahan napas, seakan tahu bahwa pagi ini akan menjadi panjang.Rapat kali ini berbeda. Bukan hanya tim marketing yang hadir, tapi juga tim IT dan bahkan perwakilan HRD. Dan yang paling menonjol, wajah Alvano muncul sebagai host utama di layar, sorot matanya tajam, rahangnya tampak mengeras menahan emosi.“Sudah lengkap semua?” tanya Alvano dari speaker, dingin, tegas.“Sudah, Pak,” sahut Retha cepat.“Kalau begitu, kita mulai,” ujar Alvano. Nadanya datar, tapi tekanan di tiap katanya cukup membuat satu ruangan diam membatu. “Jefri, lanjut.”Jefri menelan ludah sebelum menekan tombol di

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 134: Hari Sial

    Isvara memejamkan mata, menekan pelipisnya yang berdenyut hebat.Sudah berapa hal yang harus Isvara hadapi hari ini?Konfrontasi dengan Livia, ancaman tersembunyi, kebohongan kecil untuk menjaga hati Alvano, dan sekarang … Aksara?Ini hari sial, atau bagaimana?Atau memang beginilah hidup Isvara sekarang? Rangkaian ujian tanpa ujung, yang memaksanya terus berjalan meski kakinya sudah terasa remuk.Dengan jemari yang sedikit gemetar, wanita itu mengetik balasan.[Aku lagi di Café Siena, abis janjian sama temen. Ada apa?]Balasan dari Aksara datang secepat kilat. Benar-benar khas, gaya mendesak seorang adik yang selalu saja tidak pernah sabaran.[Kebetulan aku deket situ. Aku nyusul ke sana.]Isvara menghela napas panjang. Rasanya tidak ada ruang sedikit pun untuk menolak atau menunda siapa pun malam ini. Padahal dalam hati, dia ingin sekali meminta dunia memberinya jeda barang lima menit saja untuk diam.[Oke, aku tunggu di parkiran.]Sekitar tujuh menit kemudian, motor biru yang begitu

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 133: Satu Minggu

    Satu minggu. Tujuh hari. Seratus enam puluh delapan jam. Untuk memutuskan apakah Isvara akan melepas semua ini demi menyelamatkan harga dirinya, atau mempertahankan rumah tangga yang mungkin akan hancur lebih besar lagi kalau rahasia itu terbongkar. Namun, sejak kapan hidup Isvara semudah memilih A atau B? Kini Isvara hanya bisa duduk di dalam mobilnya. Tangan di atas kemudi, tapi tidak bergerak. Mesin belum dinyalakan. Lampu jalan mulai menyala di luar sana, membiaskan bayangan ke kaca depan, tapi Isvara tidak melihat apa pun selain bayangan dirinya sendiri. Isvara memejamkan mata, menekan kening ke sandaran kursi. Helaan napasnya terdengar panjang, putus-putus. Apa yang harus perempuan itu lakukan? Apa dia benar-benar tega meninggalkan Alvano hanya karena ancaman seorang wanita yang bahkan pernah meninggalkan pria itu dulu? Tangannya terangkat pelan, menekan dada sendiri. Rasanya sesak. Dadanya berdebar kencang, bukan karena cinta, tapi karena takut. Hingga tiba-tiba layar p

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 132: Konfrontasi Livia

    [Kita janjian di Café Siena. Jam 6. Kamu jangan telat.]Isvara melihat pesan yang Livia kirimkan padanya setelah makan siang tadi. Pesan singkat, padat, tanpa basa-basi. Namun, cukup untuk membuat perutnya mual sejak siang.Dan kini, pukul enam sore, Isvara melangkah masuk ke Café Siena.Bahunya dia tegakkan, dagunya terangkat sedikit, bukan karena ingin terlihat sombong, tapi karena Isvara tahu siapa yang akan dia hadapi. Langkahnya pelan tapi mantap, seolah menahan degup jantung yang sejak tadi bekerja terlalu keras.Pandangannya langsung tertumbuk pada sosok yang sudah duduk menunggu di sudut dekat jendela.Wanita itu, dengan dress hitam ketat membungkus tubuh semampainya, lipstick merah tua membingkai senyum tipis yang lebih sering jadi pisau. Satu kakinya disilangkan tinggi-tinggi, jemarinya memainkan sedotan iced coffee tanpa benar-benar minum. Tatapannya kosong ke luar jendela, tapi senyum kecil itu muncul begitu melihat Isvara datang.Isvara mendekat, menarik kursi tanpa basa-b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status