Share

Bab 203: Asisten Dadakan

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-13 00:16:59
“Mas–eh, Pak. Ini serius pekerjaanku sebanyak ini?” Isvara menatap horor ke arah meja kerja Jefri yang kini resmi menjadi mejanya.

Tumpukan dokumen dengan penanda warna-warni, sticky notes berserakan, laptop terbuka dengan empat tab email yang belum dibaca, dan satu map merah yang bertuliskan URGENT!!! dengan tiga tanda seru membuatnya ingin mundur pelan-pelan.

Di belakangnya, Alvano berdiri dengan tangan terlipat, raut wajah tenang dan tentu saja sedikit menyebalkan karena terlihat terlalu santai.

“Kenapa? Kamu berubah pikiran?” tanya Alvano ringan, walau sudut bibirnya tampak naik sedikit.

“Bukan begitu,” gumam Isvara, masih tak berani menoleh. Matanya tak bisa lepas dari medan tempur di hadapannya. “Tapi ini kerjaan buat satu tim, Pak …”

“Dua hari yang lalu kamu yang bilang mau bantu karena kasihan aku kewalahan,” sahut Alvano, ikut mencondongkan tubuh menatap meja. “Sekarang kamu ngerti kenapa aku belum ganti Jefri sampai sekarang.”

“Waktu itu aku pikir tugasnya paling cuma
Duvessa

Masih betah kan kalian dengan kisah mereka?

| 45
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Uut Chintyana
masih dong mangkanya tambah up nya
goodnovel comment avatar
Febru Anggorowati
pengalaman jadi asisten CEO...semangat thor
goodnovel comment avatar
Soffie Juniorearfi
smngt kak,pokok nya lnjut trus ,aku tungguin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 221: Di Ujung Sabar

    Isvara memejamkan mata sesaat, berharap ini hanya ilusi karena cahaya kamar terlalu redup. Namun, begitu kelopak matanya terbuka lagi, pemandangan itu tetap ada. Nyata.Tanpa sadar, jemari Isvara meremas gagang pintu begitu kuat hingga buku jarinya memutih. Sesuatu di dadanya bergolak. Campuran marah, kecewa, dan jijik.Tanpa basa-basi perempuan itu melangkah masuk, mengambil botol air mineral besar di meja dekat pintu. Dan tanpa peringatan, dia mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu menyiramkan seluruh isinya ke tubuh dua orang di ranjang itu.Air dingin menyapu wajah, rambut, dan pakaian mereka. Perempuan bergaun merah itu tersentak bangun dengan teriakan kecil, lalu buru-buru menutupi dadanya dengan selimut. Alvano hanya meringis, mengerjap pelan, kebingungan setengah sadar.“Isvara?!” suara Alvano terdengar serak, nyaris putus napas.“Bangun, Van. Lihat sendiri posisi kamu sekarang.” Isvara kini sudah berdiri di ujung ranjang dengan dada yang naik-turun dengan ritme yang cepat.Alvano d

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 220: Tanpa Kabar

    Di penthouse, Isvara membereskan meja makan yang masih menyisakan dua piring tak tersentuh. Ayam panggang yang tadi dia buat kini sudah dingin, sementara salad di mangkuk hanya diaduk setengah hati. Sejak Alvano pergi dua jam lalu, dia terus memandang layar ponsel, menunggu kabar yang tidak pernah datang.Dia beranjak ke ruang tamu, menyalakan TV, mencoba mencari hiburan. Namun, setiap saluran terasa bising, setiap suara seperti menusuk telinga. Remote akhirnya dia letakkan lagi di meja, dan dia duduk di sofa menghadap city light, memeluk bantal seolah itu satu-satunya penghangat yang tersisa.“Mas,” gumamnya pelan, nyaris seperti doa.Pikirannya berputar ke wajah Alvano di mobil tadi. Rahang yang mengeras, sorot mata yang dingin, genggaman setir yang begitu kencang. Dia tahu, kalau malam ini amarah itu dibiarkan lepas tanpa kendali, besok mungkin akan ada luka baru yang tak bisa dia tarik kembali.Isvara menghela napas panjang, meraih ponsel, dan mulai mengetik pesan.[Mas, hati-hati

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 219: Calon Kakak Ipar

    “Pak,” sapa Jefri singkat, mencoba mencairkan suasana, lalu menarik kursi di sebelah Alvano.Mereka memilih bertemu di sebuah bar yang tidak jauh dari penthouse Alvano. Pencahayaan temaram dan denting gelas yang beradu menciptakan suasana yang tampak santai, tapi tidak cukup untuk menurunkan ketegangan di antara mereka.Jefri sebenarnya tidak kaget ketika mendapat pesan ajakan dari Alvano. Sejak resepsionis apartemennya menyerahkan buah kiriman, dia langsung tahu bahwa Alvano ada di sana. Dan kalau Alvano ada di sana saat Adisti juga berada di sana … ya, hanya masalah waktu sebelum mereka bicara empat mata.“Sebulan kita nggak ketemu, status kita sudah berubah, ya, Jef?” Sarkastis itu meluncur dari bibir Alvano, terdengar datar tapi mengandung tekanan yang jelas. Seolah setiap kata punya bobot yang sengaja dibuat untuk menekan lawan bicaranya.Jefri hanya menghela napas pendek, menatap gelas kosong di depannya. Bukannya membalas, dia memberi isyarat pada bartender untuk menuangkan min

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 218: Bagaimana Bisa?

    “Mas!” seru Isvara refleks, nada suaranya sedikit lebih tinggi dari biasanya. Alvano langsung menoleh cepat. “Kenapa?” Jelas pria itu panik, apalagi melihat wajah istrinya yang tampak tegang. “Aduh … kayaknya aku kram perut deh. Ini ‘kan lagi datang bulan,” keluh Isvara sambil menunduk, satu tangannya menekan perut bawah. Padahal dia sudah selesai dengan tamu bulanan itu. Isvara sengaja mengalihkan perhatian Alvano ke arah kursi penumpang tempatnya duduk. Hatinya berdegup kencang, bukan karena sakit, tapi karena takut kalau suaminya melihat apa yang baru saja dia lihat. Alvano mencondongkan tubuh, berusaha memeriksa kondisi istrinya. “Kramnya parah? Kita ke dokter dulu atau–” “Nggak usah. Aku cuma mau pulang, Mas. Istirahat aja di rumah. Boleh, ya?” pintanya cepat, suaranya dibuat selembut mungkin. Alvano masih sempat ragu, tapi akhirnya menghela napas dan mengangguk. “Ya sudah, kalau itu mau kamu.” Alvano menyalakan mesin mobil, membiarkan Isvara kembali bersandar sambil memegan

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 217: Wejangan Opa

    Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan rumah keluarga besar Narendra.Pintu ganda sudah terbuka. Renjana, istri muda Giri, berdiri di ambang, mengenakan gaun krem sederhana. “Masuklah, Opa sedang di ruang baca. Sejak tadi tidak mau ke kamar,” ujarnya pelan.Di dalam, aroma kayu manis bercampur dengan wangi buku tua. Giri duduk di kursi kulit cokelat, selimut tipis menutupi kakinya.“Ra …,” panggilnya lebih dulu, mengabaikan cucu kandungnya sendiri. “Kemarilah. Sudah lama Opa nggak lihat kamu.”“Apa kabar, Opa? Saya dengar tadi kurang enak badan.” Isvara mendekat, membungkuk sedikit sambil tersenyum.“Ah, hanya lelah. Orang tua kalau sedikit pusing saja, rumah langsung ribut seperti mau kiamat,” jawab Giri, melirik Renjana yang tersenyum kecut.Mereka mengobrol sebentar, menanyakan kabar keluarga, saling bertukar cerita ringan. Giri sempat menyinggung masa kecil Alvano. Tawa kecil mengisi sela-sela percakapan, tapi tidak menghapus garis letih di wajah Giri.Tiba-tiba, ta

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 216: Tahu Posisi

    Akhirnya, pilihan jatuh pada restoran steak yang hanya berjarak dua blok dari kantor. Tempat yang cukup nyaman untuk ukuran jam makan siang. Sekat-sekat kayu tinggi memisahkan tiap meja, pencahayaan temaram memberi kesan tenang. Meski ramai, suasananya seolah mereka duduk di ruang makan pribadi.Pelayan baru saja meletakkan dua piring steak sirloin dengan aroma mentega bawang putih dan rosemary yang langsung memenuhi udara. Potongan dagingnya tampak juicy, masih mengepulkan uap tipis.Tanpa banyak bicara, Alvano menarik piring Isvara ke arahnya. Pisau dan garpu langsung bekerja, memotong daging itu menjadi potongan kecil yang pas untuk sekali suap.“Biar kamu tinggal makan,” ujar Alvano, seperti hal ini adalah prosedur standar makan siang. Begitu selesai, piring itu kembali ke hadapan Isvara.“So sweet sekali, Pak CEO.” Otomatis saja bibir perempuan itu melengkung tipis. Lalu dia mulai makan, dan mengunyah perlahan. “Hm …” Isvara menutup mata, menghela napas panjang seperti sedang ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status