Share

Bab 26: Gawat

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-05-19 12:06:13
Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan terdengar lembut di pintu kamar Isvara, kali ini disusul suara pria yang terdengar sedikit tidak sabar.

“Isvara?”

Tak ada jawaban.

Alvano berdiri di depan pintu dengan tangan masih menggantung, mengetuk dua kali lagi, kali ini agak lebih keras.

“Isvara? Kamu nggak kerja hari ini?”

Masih tidak ada sahutan. Bahkan tidak ada suara langkah kaki atau derit tempat tidur bergeser. Sunyi seperti kamar kosong.

Alvano melirik sekilas ke jam di pergelangan tangan. Sudah lewat pukul delapan. Padahal biasanya, perempuan itu sudah keluar rumah sebelum matahari benar-benar naik. Teratur. Disiplin. Tidak seperti ini.

‘Apa dia ketiduran? Atau... jangan-jangan dia pingsan?’ pikir Alvano, kali ini mulai cemas.

Tanpa pikir panjang, pria itu berbalik dan melangkah cepat ke ruang kerja, membuka laci bawah tempat dia menyimpan kunci cadangan. Entah kenapa, ada dorongan tidak nyaman di dadanya. Cemas? Mungkin. Atau kesal karena repot? Bisa jadi.

Dengan langkah tergesa dan sedikit
Duvessa

Ada apa ya? Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys :)

| 25
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 161: Deklarasi

    Dewangga tidak langsung menjawab. Namun, raut wajahnya tampak ragu.“Media udah standby. Beberapa mungkin belum tahu wajah kamu secara langsung,” kata Dewangga akhirnya, kini berdiri sedikit di depan, setengah menghalangi langkah Isvara. “Kalau kamu muncul di sana, kemungkinan besar mereka bakal makin gaduh. Fotomu bisa tersebar sebelum Mas Al sempat buka suara.”Isvara terdiam. Benar juga. Dia tidak pernah muncul ke publik sebagai istri Alvano. Kalau tiba-tiba dia terekam kamera hari ini … semuanya bisa berubah. Lagi pula, dia belum tahu apa rencana suaminya.“Tunggu di taman aja ya,” kata Dewangga, lebih lembut. “Itu yang paling aman. Dekat paviliun, tapi tenang. Nanti aku yang kabari kalau Mas Al sudah selesai.”Isvara menatap sepupu Alvano itu sebentar. Sebenarnya dia masih ingin bersikeras, tapi suara Dewangga terdengar tulus. Dan logikanya pun sepakat–ini bukan waktu yang tepat untuk gegabah.“Oke,” ucap Isvara pelan. “Tapi nanti kamu kabarin ya kalau ada masalah?.”“Siap, Mbak s

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 160: Gara-Gara Skandal

    “Hey everyone!” sapa Aruna ceria, melangkah anggun ke arah mereka seperti sedang berjalan di atas runway.Dewangga refleks membuang muka ke arah lain. Alvano hanya mendengus, tidak berniat membalas sapaan itu. Jelas sekali pria itu masih kesal karena kejadian malam sebelumnya. Mahadera cepat-cepat mundur, beralasan ingin mencari minuman. Sangat terlihat, dia sengaja menghindari konfrontasi.“Ayo, Cantik. Kita makan dulu, sekalian aku juga mau cari Jefri,” bisik Alvano, menggamit tangan Isvara, hendak mengajaknya pergi.“Tunggu,” sela Aruna sambil menahan lengan Isvara. “Mbak Isvara, nemenin aku sebentar ya?”Alvano langsung berbalik, siap menolak, tapi Isvara memberi isyarat halus dengan sentuhan di lengannya. Sebuah kode agar Alvano membiarkannya. Tatapan mereka bertemu sebentar, dan Alvano akhirnya mengangguk pelan, menyerah, lalu pergi meninggalkan mereka dengan langkah berat.Kini, hanya Isvara, Dewangga, dan Aruna yang masih berdiri di situ.Suasana hening beberapa detik. Tegang,

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 159: Jam, Jodoh, dan Jabatan

    Aula tempat acara ulang tahun Giri digelar begitu megah. Penuh kemewahan yang disamarkan dalam balutan tradisi. Lantainya marmer hitam mengilat, karpet merah keemasan terbentang sampai ke pelaminan khusus tempat Giri nanti akan duduk. Nuansanya tradisional, tapi aroma uangnya menyengat sekali.Para tamu mengenakan busana adat terbaik mereka. Kebaya sutra, beskap bordir, batik tulis. Semuanya seperti hasil karya desainer pribadi, bukan beli jadi di butik biasa. Musik gamelan mengalun pelan dari sisi panggung, dimainkan oleh pemusik profesional yang wajahnya lebih mirip profesor seni daripada pengamen jalanan.Di antara keramaian itu, Jefri muncul dari sisi kanan ruangan. Dia melangkah cepat dan tenang, menembus kerumunan para tamu yang sibuk bersalaman dan berfoto.“Permisi, Pak,” ucap Jefri begitu sampai di sisi Alvano. Dia membawa sebuah kotak kayu berukir, tampak berat dan eksklusif.Alvano mengangguk. “Terima kasih, Jef.”Lalu Jefri pun berlalu.Isvara menatap kotak itu. Dia tidak

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 158: Yang Terluka, Tapi Tegak

    Beberapa detik sunyi. Bahkan napas pun seakan tertahan.Alvano menoleh cepat ke arah istrinya. “Kamu kenal Opa?”Isvara membuka mulut, masih tampak terkejut. “Iya, Van.”Mata Giri menyipit sedikit, lalu seketika tawa kecil keluar dari mulutnya. “Iya, iya. Kau gadis penyelamatku waktu itu.”Giri menoleh ke Alvano, wajahnya kini penuh makna. “Dan ternyata kamu mencuri gadis yang tadinya ingin kujodohkan dengan sepupumu, Dewangga.”Kepala Marina dan Atma sontak menoleh ke arah Isvara. Ekspresi mereka antara syok dan bingung.Tunggu dulu ... Dewangga itu sepupu Alvano?Isvara sendiri tertegun. Dia tidak melihat pria itu saat para sepupu Alvano menyambutnya di depan rumah.Alvano masih diam. Kaget dan bingung jelas terlihat dari raut wajahnya. “Opa, jadi kalian pernah bertemu?” tanya Alvano masih saja penasaran.“Lebih dari sekali,” sahut Opa Giri ringan. Lalu menatap ke arah Isvara sambil mengangguk puas. “Dan waktu itu aku sudah suka dengan gadis ini. Sigap, sopan. Tidak menyangka ternya

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 157: Harga Diri

    Alvano menunduk sopan. “Baik.”Isvara berdiri tegak di sisi suaminya, berusaha menjaga sikap meski jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Ada sesuatu dalam cara wanita itu memandangnya–bukan tajam atau sinis, tapi penuh perhitungan. Rasanya seperti berdiri di hadapan seseorang yang bisa membaca siapa dia hanya dalam satu kedipan mata. Bukan intimidasi, tapi status. Dan Isvara sadar, dirinya masih pendatang di dunia sebesar ini.Perempuan itu tidak berkata apa-apa lagi. Hanya melirik Isvara sekilas, lalu melanjutkan langkah dengan tenang menyusuri lorong lain, hingga akhirnya menghilang di balik pintu kayu besar di ujung kanan.Begitu langkahnya lenyap dari pendengaran, Isvara melirik suaminya, pelan dan penuh tanya.Hanya satu dalam benak Isvara. ‘Siapa perempuan tadi?’“Dia istri muda Opa,” ucap Alvano langsung, seolah bisa membaca isi pikiran Isvara.Isvara spontan menoleh cepat, matanya membulat kecil. “Hah?” gumamnya lirih.“Berarti tadi itu ... nenek kamu?” gumam Isvara, masih bi

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 156: Siap Jadi Istrimu

    Isvara spontan menoleh. “Apa?”Mobil sempat tersentak ringan sebelum kembali stabil. Sabuk pengaman Isvara sedikit tertarik, tapi dia tidak peduli. Fokusnya hanya satu, suami yang tiba-tiba bertanya aneh.Suasana jadi hening selama beberapa detik.Isvara masih menatap Alvano, berusaha memahami maksud kalimat yang baru saja dilontarkan suaminya. “Maksudnya apa?” tanya Isvara lagi, pelan tapi tak menyembunyikan keterkejutan.Namun, Alvano tidak tersenyum. Wajahnya tetap serius. Matanya menatap jauh ke depan, ke arah lampu-lampu jalan yang seolah berpendar lebih cepat malam ini.“Karena kadang aku mikir ... semua ini bisa hilang dalam semalam. Uang, bisnis, reputasi. Aku tahu dunia yang kita pijak sekarang nggak stabil.”Isvara diam. Tidak menginterupsi. Menunggu dengan sabar.“Aku cuma mau tahu,” lanjut Alvano, suara lebih pelan. “Kalau aku kehilangan semuanya ... kamu masih akan tetap di samping aku?”Isvara diam beberapa detik. Mencari kata yang tepat, bukan yang manis. Tangannya naik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status