Share

INCARAN WARTAWAN

"Aku ambil," ucap Ibas setelah berhasil mengambil ponsel dan tas. Laki-laki ini belum paham kalau di dalam sana terdapat uang lumayan banyak.

Ponsel itu kembali berdering. Ceisya dan Ibas sama-sama menatap asal bunyi.

"Sepertinya pacar kamu menginginkan kamu segera datang." Senyum licik Ibas terpancar di wajahnya.

"Lepaskan. Aku harus pergi."

Ceisya bisa menebak kalau Kaivan sangat khawatir sampai harus dua kali menelepon.

"Jangan harap," jawab Ibas merasa menang. "Kita tunggu saja apa yang akan terjadi dengan pacar kamu di rumah sakit."

Ceisya terbelalak. "Jangan apa-apakan dia."

Meski Randi hanya sebatas teman, tetapi Ceisya tidak ingin laki-laki itu mendapat kekerasan lagi dari Ibas.

"Begitu cintanya hah kamu sama dia!" bentak Ibas dengan sangat keras. Disusul dengan tamparan di pipi.

Ceisya terjatuh karena Ibas kembali berbuat kasar kepadanya. Tanpa sadar tangan kanan memegang pipi yang terasa sangat perih.

Sementara itu Adi yang berada di luar merasa ketar-ketir. Ia sangat paha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status