Share

Bosan

Tak kuhiraukan Suci yang sedang marah. Puas sekali rasanya bisa mengerjai ipar satu itu. Kini, kami melajukan motor dengan kecepatan sedang, membelah jalanan malam.

Tiba-tiba aku teringat, kalau bahan bakar motorku hampir habis. Mumpung ada kembalian bakso tadi, kumanfaatkan saja. Benar-benar rejeki nomplok hari ini. Dapat bakso dan bensin gratis.

"Mas, mampir ngisi bahan bakar, dulu!" Terlihat ada POM di depan sana.

"Itu kamu bawa uang, Rin."

"Ini uang kembalian bakso tadi, aku enggak ada bawa uang." Aku jujur karena memang tak bawa uang dari rumah. Sengaja.

"Harusnya kamu juga bawa uang, buat jaga-jaga kalau aku lupa bawa dompet," sungutnya.

"Kalau aku bawa uang, yang ada, aku yang bayarin makan, bukan Mas."

"Kamu tetap sama, perhitungan."

"Kamu juga tetap sama, Mas, pelit." Aku tak mau kalah.

Kami menghentikan perdebatan ini, karena sudah sampai di POM. Biar bagaimanapun, aku juga masih tahu etika. Aku tak mau mengumbar masalah rumah tangga di depan umum. Cukup aku dan suami yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status