Share

Meminta Uang Belanja

Dengan langkah terpaksa, aku mengikuti kemauan Mas Haris, ke rumah Ibunya. Kalau aku tidak ikut, bisa-bisa belanja pakai uangku lagi. Segera kukunci rumah.

"Pakai motorku, Mas?" Mas Haris sudah nangkring di atas motor.

"Sudah, enggak usah debat. Lagian motormu kan sudah diisi bensin tadi."

"Apa hubungannya?" tanyaku heran.

"Kalau pakai motorku, nanti cepat habis bensinnya. Aku minta uang bensin juga enggak kamu kasih, tadi pagi."

"Mas sadar enggak barusan bilang apa?" tanyaku menahan emosi.

"Sadarlah, Rin," ujarnya santai.

Aku membuang nafas kasar. Berharap emosiku ikut melebur lewat hembusan nafas.

"Mas, kamu itu enggak ngasih aku uang belanja, dengan tanpa malu, kamu minta aku uang bensin?" tekanku.

"Lah, memang aku salah? Kamu 'kan juga kerja, kita sebagai suami istri itu harus saling pengertian, bukan perhitungan kayak gini."

"Tau lah, Mas." Aku semakin emosi.

"Ayo buruan, keburu malam!"

Aku naik ke jok belakang tanpa berkata sepatah pun. Lelaki jengkelin bin nyebelin di depanku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status