Share

Penggantiku

Setelah semua selesai, kami akhirnya memutuskan pulang. Kasihan juga Ibuk, kalau lama-lama di luar, terkena angin malam. Udang asam manis, yang belum habis tadi, jadi kami bungkus. Sesuai janji, Ibas yang membayarkan semuanya.

Setelah membayar, kami beriringan menuju mobil Ibas, yang berjejer dengan mobil-mobil pengunjung lainnya. Pulangnya, kami lebih banyak diam, terutama aku, mungkin efek kekenyangan. Semuanya hening, larut dalam pikirannya masing-masing.

"Gak mau turun?" Ibas membangunkanku. Ternyata tadi aku ketiduran, efek kekenyangan, mata juga ikut kelelahan.

"Mau kemana, kita?" kukucek mata, saat menoleh ke belakang, Ibuk sudah tidak ada.

"Ke rumah, lah, kemana lagi? Mau diajak ke pelaminan sekalian?" tanyanya seraya tersenyum mengejek.

"Apaan sih, gak lucu tahu," sungutku kesal. Orang tanya serius, malah diajak bercanda.

Dengan menahan kantuk, akhirnya aku ikut turun, setelah pintu dibukakan oleh Ibas.

"Kenapa gak bilang dari tadi, kalau sudah sampe rumah?" aku menoyor ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status