Pria Tampan Alat Balas Dendamku

Pria Tampan Alat Balas Dendamku

last updateHuling Na-update : 2025-07-30
By:  Aleena TanOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
5Mga Kabanata
4views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Ditinggal mati sang ayah. Dikhianati suami. Dibuang saat tak lagi berguna. Adeline kehilangan segalanya—nama baik, keluarga, dan cinta. Namun satu hal yang tidak pernah hilang dari dirinya: harga diri. Ketika rahasia kelam mantan suaminya terbongkar, Adeline tahu ini belum akhir. Ini baru permulaan. Dan saat seorang pria asing menawarkan pernikahan dengan satu janji: membalas semua rasa sakitnya—Adeline dihadapkan pada pilihan paling gila dalam hidupnya. Menikah demi dendam. Tapi siapa sebenarnya pria itu? Dan sanggupkah Adeline menjaga hatinya tetap dingin, ketika balas dendam mulai terasa seperti… cinta?

view more

Kabanata 1

BAB 1 HANCURNYA KRW GRUP

"Kumohon, jangan tinggalkan aku, Sayang! Aku membutuhkanmu!" seru seorang wanita yang penampilannya sudah tidak beraturan. Kedua tangannya memeluk erat lengan sang suami yang sangat dia cinta.

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi, Adeline! Jadi, berhentilah menangis karena aku tidak mau tinggal bersamamu!" balas pria itu dengan nada suara yang naik sampai enam oktaf. Bahkan suaranya itu terdengar hingga ke lantai satu. Tempat para pelayan di sana menguping pertengkaran kedua majikan mereka. 

"Brandon, ayahku baru saja meninggal. Perusahaan juga sedang diambang kehancuran. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi di sini. Apa kamu tega membiarkan aku seorang diri?" suara Adeline terdengar sangat lirih. Kehidupan sempurna wanita itu seperti akan sirna beberapa detik lagi. 

Tangan Brandon yang sedang memasukkan pakaian ke dalam koper terhenti. Bibirnya tersenyum sinis, kepalanya menoleh, menatap Adeline tanpa hati kemudian menangkup wajahnya dengan kedua tangan. 

"Kamu pikir, aku mau hidup bersama dengan wanita manja yang sudah tidak memiliki apa-apa?" Suaranya rendah namun sanggup menancapkan pedang di hati Adeline.

"Ap-apa maksudmu? Ke-kenapa kamu berubah?" tanya Adeline terbata-bata. 

Brandon tersenyum kemenangan. Dia melepaskan wajah Adeline dan merapikan helaian rambut istrinya itu. 

"Aku tidak pernah benar-benar mencintaimu. Tujuanku menikahimu hanya karena hartamu saja," ucapnya, masih merapikan helaian rambut di dahi Adeline dan juga tidak berperasaan. 

Brandon melihat tatanan rambut Adeline yang sudah dia rapikan. Kemudian berbalik dan menutup resleting koper lalu menarik koper itu keluar. Meninggalkan Adeline yang masih terpaku, mencerna perkataannya barusan. 

Ketika pintu kamar ditutup, barulah Adeline kembali dari lamunannya. Dia menatap sekeliling dan menyadari sang suami yang sudah pergi meninggalkan kamar mereka. 

"Brandon! Jangan tinggalkan aku!" serunya, berlari keluar kamar dan menyusul Brandon yang sudah keluar dari rumah. 

"Brandon! Kamu tidak boleh meninggalkan ku!" Suara teriakan Adeline membuat para pelayan berhamburan keluar. Menyaksikan majikan yang sudah setahun memperkerjakan mereka, nampak lusuh dan tidak terurus. 

Sebelum masuk ke dalam mobil, Brandon berbalik dan melihat Adeline berlari ke arahnya. Dia tersenyum dan mengangkat sebelah tangan. Membuat gerakan seperti hormat namun hanya jari telunjuk dan jari tengah saja. Kemudian melepaskannya dengan santai. Setelah itu masuk ke dalam mobil, tak peduli Adeline yang mengejarnya sampai ke pintu gerbang. 

"Jalan!" serunya pada sang supir. 

Mobil maju pelam, meninggalkan rumah mewah dan segala isinya. Meninggalkan Adeline yang sedang terpuruk meratapi nasibnya yang sial. 

“Brandon… hiks… kenapa kamu… hiks… meninggalkanku?” Adeline menangis di gelapnya malam. 

Semua orang yang berada di sana pasti tahu bagaimana sedihnya Adeline saat itu. Kesedihan yang dirasakannya seperti hantaman ribuan batu yang sangat besar. Hatinya sesak dan seperti akan mati. 

Ditinggalkan oleh sang ayah sudah merupakan sebuah musibah baginya. Kini dia harus dihadapkan oleh kenyataan bahwa ternyata sang suami tidak pernah mencintainya. Lantas … untuk apa dia hidup jika di dunia sudah tidak ada lagi yang menginginkan dirinya? Sudah tidak ada lagi yang mencintainya! 

Dengan napas tersengal, Adeline menghapus air mata dan bangkit. Dia menghempaskan setiap uluran tangan yang mencoba membantunya berdiri. Masuk ke dalam rumah dan berdiam di kamar. Wanita itu tak lagi peduli dengan ketukan dari seorang pria yang merupakan asisten kepercayaan sang ayah.

“Pergi! Jangan menggangguku!” teriaknya. 

Adeline menangis seraya membanting seluruh barang-barang yang berada di kamarnya. Dia tak peduli dengan harga dari barang-barang tersebut. Wanita itu hanya ingin meluapkan segala kesedihan, kekecewaan karena telah ditinggalkan seorang diri.

Kamarnya sudah sangat berantakan oleh pecahan kaca yang berserakan. Adeline tak peduli dan menginjak pecahan kaca itu sampai membuat telapak kakinya terluka. Dia berjalan masuk ke kamar mandi lalu menyalakan keran air. Mengisi bathup kemudian masuk dan membiarkan lukanya terkena air yang dingin.

“Ayah … kenapa Ayah meninggalkanku seorang diri di dunia yang kejam ini?” lirihnya. 

Air di dalam bathup sudah menyatu dengan darah yang keluar dari kedua kaki Adeline. Wanita itu sama sekali tidak merasakan perih di kaki. Hatinya terlalu sakit sampai dia tidak merasakan ada luka lain di anggota tubuhnya. 

“Ayah bilang akan selalu menjagaku, kenapa malah pergi, Ayah? Kenapa malah pergi dan membiarkan Brandon menyakitiku? Kenapa?” 

Luka yang dihasilkan oleh pecahan kaca itu, tanpa sadar sudah menembus punggung kaki Adeline. Membuat kakinya mengeluarkan darah yang sangat banyak. Adeline larut dalam kesedihan. Dia menangis sampai kelelahan. Hingga akhirnya terpejam dalam kubangan air dan darah yang sudah menyatu seakan sedang membuat kolam berwarna merah. Dia berakhir di kegelapan dengan darah yang terus megalir dari tubuhnya yang terluka.

Sementara di luar kamar, sang asisten kepercayaan Killian Rothwell —ayah kandung Adeline— sudah sangat khawatir karena tidak lagi mendengar suara dari dalam kamar. Pria paruh baya itu langsung meminta seseorang mencari kunci cadangan.

Namun, tak satu pun dari para pelayan itu bisa menemukannya. Mereka hanya bisa menggelengkan kepala, wajah mereka penuh kekhawatiran. Para pelayan sangat tahu kondisi mental majikan mereka saat ini. 

“Dobrak pintunya!” perintah pria paruh baya itu pada para pelayan di sana.

Setelah memanggil seorang ahli mendobrak pintu, mereka akhirnya berhasil. Terlihat kondisi kamar yang sudah hancur. Bukan hanya pecahan kaca yang bertebaran, kursi rias, seprai, gorden juga sudah tidak ada di tempatnya. Seolah sudah terjadi gempa bumi yang hanya di area kamar Adeline saja.

Di antara itu, yang paling membuat takut adalah terdapat darah yang berbentuk jejak kaki menuju kamar mandi. Tanpa memanggil, mereka langsung mengetahui keberadaan sang majikan. 

Adeline ditemukan tenggelam di bathup dengan wajah yang sudah pucat. Para pelayan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.

Sementara orang-orang sedang panik, di dalam tidurnya, Adeline sedang berjalan di sebuah ruangan yang serba putih. Dia kebingungan dengan keberadaannya sekarang. Merasakan hal aneh di tubuhnya, Adeline menunduk dan betapa terkejut dia melihat tubuhnya polos tanpa sehelai kain yang menutupi. 

Wanita itu reflek menutup area sensitive dengan kedua tangan. Dalam hati dia berharap ada kain yang menutupi tubuhnya. Dan beberapa saat kemudian, harapannya terkabul. Adeline sudah berpakaian dengan pakaian yang berwarna putih.

Adeline melihat sekeliling untuk menerka dimana tempatnya berada. Namun, dia tak melihat pintu atau apapun yang menjadi petunjuk keberadaannya sekarang. Semua putih dan bersih.

“Ada dimana aku?” ucapnya bermonolog.

Dia teringat dengan harapan tentang kain yang menutupi tubuhnya. Terlintas sebuah harapan bertemu kembali dengan sang ayah. 

Adeline tersenyum dan menutup kedua mata. Dia berharap saat ini sang ayah hadir di depannya dan menjemputnya. Kemudian dia membuka kedua mata dengan harapan bahwa harapannya akan terkabul.

Namun, harapannya sirna karena ketika dia membuka kedua mata, tidak ada satu pun orang yang hadir di depannya. Adeline menundukkan kepala dengan perasaan sedih. Tiba-tiba ….

Tap… Tap… Tap…

Adeline mengangkat kepala dan menyipitkan kedua mata. Dari kejauhan dia melihat seorang pria yang berjalan ke arahnya. Seketika senyumannya terkembang. Dia mengira sang ayah yang datang.

Namun, ketika pria itu semakin mendekat, yang dilihatnya adalah sosok lain dari pria yang sama sekali tidak dia kenal.

“Kembalilah bersamaku! Kamu harus membuat orang itu merasakan apa yang sudah dia perbuat padamu!”

Bersambung~~

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
5 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status