Home / Rumah Tangga / Aku Bukan Istrimu Lagi! / Bab 5 Hari Pernikahan

Share

Bab 5 Hari Pernikahan

Author: Lukalama
last update Last Updated: 2024-07-08 09:23:00

Langit pagi ini begitu cerah, awan-awan menggumpal di langit yang bewarna biru, burung-burung melompat kesana kemari bernyanyi memberikan semangat untuk gadis yang sedang gundah gulana, duduk diatas ranjang tempat tidur, memandangi teras rumahnya melalu jendela kamar.

Tiara nampak kurang semangat ketika bangun pagi ini, padahal ini adalah hari pernikahannya, beberapa kali menghela nafas, memikirkan pernikahannya yang akan terjadi enam jam lagi kedepan. Dirinya akan segera mengucapkan janji sehidup semati dihadapan Tuhan dan para tamu undangan.

"Tiara sayang...~" ujar Yanti, pagi ini menghampiri putrinya dengan mata berkaca-kaca.

"Mama..~" seru Tiara dengan suara parau, ternyata ia sedang menangis.

Yanti pun ikut meneteskan air mata. Nanti malam, putrinya tidak akan pulang ke rumah, ia akan tinggal di rumah suaminya mulai besok.

"Jangan menangis Tiara sayang, ini hari pernikahanmu.., kita tidak akan berpisah lama nak, setelah kamu menikah, kita masih bisa bertemu sayang, kamu juga masih bisa berkunjung ke rumah ini." ujar sang bunda, sambil memeluk erat Tiara dan mengusap-usap kepalanya dengan lembut.

"Hiks..hiks..huhuhu...mama." Tiara menangis tersedu-sedu.

"Hapus air matamu, ayo cuci muka dulu, penata rias pengantin sudah datang, selesaikan acara pernikahanmu dengan baik." Perintah Yanti mengingatkan.

"Iya ma.." Tiara mengangguk, dan berusaha menghentikan tangisannya.

Bukan rasa takut yang sedang Tiara rasakan pagi ini, bukan juga rasa gugup menjalani malam pengantin. Tapi ia sedih karena tidak akan lagi tinggal di rumah sederhana ini, rumah yang penuh kehangatan dan kasih sayang dari kedua orangtuanya, itulah yang akan selalu Tiara rindukan saat tinggal di rumah suaminya nanti.

Gedung pernikahan.

Enam jam telah berlalu, kedua mempelai berdiri berhadapan-hadapan di depan altar. Mereka akan segera mengucapkan janji pernikahan.

"Engkau Sagara Mahendra, apakah bersedia menerima Tiara Renata sebagai istrimu, tulang rusukmu, sampai maut memisahkan kalian."

"Ya.. saya bersedia." ucap Sagara dengan lantang.

"Engkau Tiara Renata apakah bersedia menerima Sagara Mahendra sebagai suamimu, kepala keluarga dan tetap setia padanya sampai maut memisahkan kalian."

"Ya saya bersedia." jawab Tiara sambil tersenyum malu-malu, hatinya sedang berdebar-debar. Hari ini penampilan suaminya sangatlah tampan dan menawan.

"Silahkan mencium istrimu..." ucap sang pemuka agama, mempersilakan kedua mempelai menunjukkan rasa kebahagiaan mereka di depan para tamu undangan.

Tanpa ragu Sagara langsung mencondongkan tubuhnya, lalu mengecup bibir istrinya.

.

"Cups...~."

.

"Kyaa....~." Hati Tiara bergetar. Ciuman pertama mereka dilakukan diatas altar. Perasaan Tiara tidak lagi bersedih seperti saat ia bangun tidur tadi pagi. Saat sudah make up dan mengenakan gaun pengantin, suasana hatinya jadi berubah, tiba-tiba begitu merasa bahagia, mungkin ini yang namanya kebahagiaan dihari pernikahan. Walaupun ada rasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga tercinta, namun ada bahagia yang meluap-luap karena sudah menemukan pasangan hidup.

Setelah kedua mempelai mengucap janji, para tamu undangan langsung naik ke atas panggung memberikan selamat kepada kedua mempelai dan para orangtua mereka.

"Tiara bestie...~ happy wedding." sapa Hana memberikan pelukan pada sahabatnya.

"Thanks you Hana.." ujar Tiara dengan wajah yang memancarkan kebahagiaan.

"Cie~ udah jadi istri kilat sekarang ye.." sapa Reny memeluk erat.

"Hiks...Tiara~, kita bakalan kangen banget nih sama lu..." sapa Sonya memeluk erat Tiara.

"Tenang bestie, kita pasti masih bisa ketemuan kumpul-kumpul kayak biasa kok~." ujar Tiara dengan riang gembira.

"Pfftt..." Mendengar ungkapan itu, Sagara tidak bisa menahan tawa.

Reny, Sonya, dan Hana. Ketiganya adalah teman baik Tiara sejak SMA hingga sekarang.

"Congrats ya Tiara semoga pernikahan kalian bahagia." Rangga mantan Stella waktu SMA juga datang hadir di hari pernikahannya.

"Terimakasih Rangga kamu sudah mau hadir." ujar Tiara, walaupun sudah mantan, tapi mereka masih berteman baik sampai sekarang.

Sagara suami Tiara begitu tampan mempesona, ia selalu tersenyum ramah kepada siapa saja, kepada keluarga Tiara yang hadir dan juga kepada para teman-teman Tiara. Selama acara resepsi berlangsung, Tiara terus memandangi wajah tampan suaminya, ia merasa sangat amat beruntung bisa memiliki suami yang ganteng dan kaya raya, walaupun umur Sagara sudah 30 tahun, sepuluh tahun lebih tua darinya.

.

.

"Gak nyangka deh si Tiara tiba-tiba bisa dapat suami sesempurna kayak gitu..." Hana merasa iri pada temannya.

"Udah ganteng, tajir kaya melintir..., aku juga mau punya suami kayak gitu, gak perlu kerja urus rumah aja, hihihi~." Reny tertawa cekikikan.

"Jujur gua kaget, mereka pacaran cuma 3 bulan langsung nikah, dulu Tiara pacaran sama Rangga setahun malah putus." celetuk Sonya.

Rangga adalah mantan pacar Tiara saat masih SMA hingga lulus. Semuanya diawali dari pertemanan saat di kelas satu SMA. Namun Rangga baru meminta Tiara jadi pacarnya saat mereka duduk di kelas tiga SMA. Setelah menjalani masa berpacaran selama setahun. Ibu Rangga menyuruhnya putus, ia tidak suka pada keluarga Tiara yang sederhana, kedua orangtuanya hanya mengelola rumah makan kecil. Sedangkan Rangga telah mengambil kuliah kedokteran, ibunya merasa Tiara yang hanya lulusan SMA tidak pantas bersanding dengan Rangga yang akan menjadi seorang Dokter setelah lulus nanti.

Sebuah kenangan yang menyakitkan, kedua sejoli yang saling mencintai harus dipisahkan karena status pendidikan. Kini Rangga hanya bisa menghela nafas panjang, saat melihat mantan kekasihnya bersanding dengan pria lain diatas pelaminan.

"Semangat ya bro...." Bobby memberikan semangat pada Rangga yang sedang terlihat sedih. Bobby teman baik Rangga juga turut diundang oleh Tiara

Walaupun Tiara dan Rangga sudah lama putus mereka tetap berhubungan baik sebagai seorang teman.

"Kamu wanita yang sangat beruntung Tiara..." gumam Rangga lirih, ia menatap sendu pada wanita yang masih ia cintai sampai sekarang. Hari ini wanita itu begitu cantik, wajahnya berseri-seri bahagia, dalam balutan gaun pengantin yang mewah. Pesta pernikahan Tiara diadakan sangat megah ribuan tamu diundang, ditambah wajah suaminya yang begitu tampan dan murah senyum, kehidupan pernikahan Tiara pasti akan sangat sempurna.

.

.

Pesta pernikahan telah usai, semua tamu telah pulang, sanak keluarga dari pihak Tiara pun sudah berpamitan kepada orangtua Tiara dan kedua mempelai.

Grace sang ibu mertua amat baik hati, mengurus semua acara pernikahan yang megah ini, juga memesannya kamar hotel untuk orangtua Tiara dan keluarga yang datang dari luar kota.

"Nak..., kalian bisa beristirahat sekarang, sisanya biar ibu yang urus." ujar Grace, menyuruh pengantin baru untuk segera naik ke kamar pengantin mereka.

Sagara langsung menggandeng tangan Tiara, "Ayo Honey kita naik ke kamar pengantin kita." ujarnya dengan lembut.

Wajah Tiara langsung merah padam, ia sudah tahu apa yang akan mereka lakukan di malam pengantin ini. "Aku ingat...!! aku masih ingat kok sama yang mama ajarkan kemarin malam."

Disaat mereka berdua sedang menunggu lift turun, tiba-tiba seorang pria paruh baya beserta orang-orang yang berpakaian hitam di belakangnya, menghampiri mereka. Wajah pria asing itu mirip dengan Sagara.

"Tega sekali kamu tidak mengundangku." pria itu terkekeh dan menatap sinis kepada Sagara.

Sagara menoleh dan mengerutkan hening pada pria itu. "Halo ayah..., maaf tapi acara pernikahanku telah selesai." ujar Sagara dengan tatapan dingin.

Tiara nampak kebingungan oleh kedatangan pria asing ini. Yang ia tahu ayah mertuanya bukanlah pria ini, namun Sagara memanggilnya dengan sebutan ayah.

"Hmm..., mas dia siapa...?" Tiara coba bertanya.

Sebelum menjawab Sagara menghela nafas panjang. "Maafkan aku Honey..., dia adalah ayah kandungku yang sebenarnya. Yang kemarin kamu temui sampai dengan bersanding dengan ibuku di panggung perkawinan, adalah ayah tiriku. Ibuku sudah lama bercerai dengan ayah kandungku." jawab Sagara dengan wajah yang terlihat sendu.

Tiara sangat terkejut mengetahui fakta yang sebenarnya tentang situasi keluarga Sagara, namun ia tidak berani bertanya lebih lanjut.

"Hei...., kalian jangan diam saja, anak muda jaman sekarang benar-benar tidak sopan, apa kalian tidak mau menyapaku yang jauh-jauh datang kesini." kekeh pria itu.

Tiara menunduk takut, ayah mertua yang baru ia temui punya aura yang menakutkan, membuat bulu kuduk Tiara berdiri. Berbeda jauh dengan Fernando si ayah tiri Sagara, dia murah senyum dan sangat ramah.

Bersambung.......

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 118 Akhir Yang Bahagia

    Tut....Tut...Tut....Tut. suara alat rekam jantung di rumah sakit, Roger terbaring lemah di ranjang rumah sakit, untuk bernafas saja butuh tabung oksigen, pelan-pelan ia membuka kelopak matanya, lalu melihat sekeliling. Matanya membulat saat melihat sosok mantan istrinya duduk di sebelah sedang menatapnya sinis, "Ini di rumah sakit!! Apa Anakku sudah di tangkap polisi? Apa yang sebenarnya terjadi?" ucapnya pelan menatap Grace mantan istrinya. "Kamu ini!! Semakin tua malah semakin jahat!! Tega sekali kamu, ingin memenjarakan putramu sendiri, apa kau sudah tidak waras...!! Mau membunuh menantu juga cucumu!!" umpat Grace dengan kemarahan membuncah. Ingin sekali ia mengakhiri kehidupan si tua bangka yang sedang tidak berdaya ini, agar tidak lagi-lagi mengganggu kehidupan pernikahan putranya. "Apa maksudmu! Sagara tidak jadi dipenjara!" ujarnya dengan suara parau. BUGH...!! Grace memukul perutnya dengan keras Tit....tit....tit.....tit....tit!!! Alat rekam jantung langsung b

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 117 Kelahiran Anak Kedua

    Mobil sedan di laju dengan kecepatan tinggi, Alfred berupaya sampai secepatnya mungkin di rumah sakit terdekat. Tiara menggigit bibirnya, mencoba menahan rasa sakit yang semakin intens. "Aaaggh... Sakit sekali." pekik Tiara, berkeringat sangat banyak. Sagara pun panik, ia terus menggenggam erat tangan Tiara. "Tenang, Honey, sebentar lagi akan sampai..." ucap Sagara dengan suara penuh ketegangan, hatinya terus berdebar-debar. Alfred memacu kendaraan menuju rumah sakit dengan hati yang cemas namun penuh harapan. Sepanjang perjalanan, Tiara menggenggam tangan Sagara erat, mencoba mencari kenyamanan dalam sentuhan suaminya. ***** Malam ini, Rangga, tengah menjalani shift malam di rumah sakit. Akhir-akhir ini baik pekerjaan dan hubungan dengan sang istri sedang berjalan dengan baik, Rangga bisa lembur seperti dulu, karena Sonya mulai sering menemani putrinya. Namun tiba-tiba telepon dari ruang perawatan datang. Kring... Kring... Kring... "Dokter Rangga!! Kami membutuhkan

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 116 Rencana Licik Sagara

    "Teganya paman! Kenapa berbuat seperti ini!! dasar penghianat!!" teriak Tiara, saat di bawa paksa oleh paman Alfred untuk masuk ke dalam bangunan istana Roger. "Ssstt... Maafkan paman Tiara, paman terpaksa melakukan ini semua, tolong jangan melawan dan banyak bergerak, ingat kondisi bayi dalam perutmu." ujar Alfred mengingatkan. "Hiks hiks hiks." Tiara terus menangis, berharap sang paman bisa menolong suaminya. Eh!! dirinya malah terjebak, ternyata paman Alfred kembali berpihak pada ayah mertuanya yang bejat, dan itu semua ia lakukan demi harta kekayaan yang dijanjikan oleh Roger. Sangat tidak di sangka-sangka jerat harta kekayaan memang bisa mengubah hati dan pikiran seseorang yang tadinya baik jadi nekad. Sambil menahan Tiara di ruangan lain, Alfred menghela nafas panjang, saat ini Tiara sangat membencinya, namun ya... terpaksa ia lakukan, hanya untuk sementara waktu, kalau bukan karena Sagara yang merancang semua rencana ini, ia tidak akan mau terlibat lagi dengan rencana ja

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 115 Kekejaman Roger

    Kediaman Roger yang bagaikan sebuah istana kerajaan, pilar-pilar menjulang tinggi di sepanjang lorong pintu masuk rumahnya, suasana gelap dan dingin, tidak ada kehangatan di rumah ini. Tuk...tuk...tuk. Suara tongkat Roger, karena kondisi kesehatan yang semakin memburuk kini dirinya harus berjalan dengan menggunakan tongkat. Lalu keempat bodyguard bertubuh besar mengikutinya di belakang, dua diantaranya sedang menggotong tubuh putranya yang masih pingsan. "Beraninya dia mengelabui ku selama ini, dasar anak tidak tahu diuntung!!" pekiknya sembari memasuki sebuah ruangan kamar. Bruk...!! Tubuh Sagara di jatuhkan di lantai, Roger duduk di kursi sambil memandangi putranya dengan perasaan marah, sudah lama ia menahan diri untuk merasakan momen ini, kalau bukan karena Alfred ia tidak akan menahan dirinya. Beberapa saat... Sagara mulai membuka kelopak matanya pelan-pelan, saat kesadarannya kembali, ia mengerejap berkali-kali mencoba menetralkan penglihatannya. Sungguh terkejut

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 114 Sagara di Culik

    Waktu berlalu cepat, kini usia kandungan Tiara mulai memasuki usia 9 bulan, perutnya sudah sangat besar, ia menikmati masa kehamilannya dengan damai bersama suami, satria dan keluarganya. Layaknya sebuah keluarga yang bahagia tanpa ada gangguan. "Halo adik cantikku..., jangan lama-lama di dalam, kamu tidak pegal di dalam sana, pasti sempit kan, lebih baik temani kakakmu main puzzle disini..." celoteh Satria, terus saja berbicara pada adiknya sambil mengelus perut ibunya. "Sabar nak, bulan depan, adikmu baru keluar dari perut mama, sayang." Tiara tertawa geli, gemas sekali melihat tingkah lucu Satria yang penuh semangat menyambut adik perempuannya. "Satia udah gak sabar mama, bosen main sendirian terus, papa juga sibuk kerja, mama juga gak bisa temani Satria main gara-gara dedek bayi masih di dalam perut," keluh Satria, mengerutkan dahi. "Sabar ya Nak, Papa kamu lagi ada proyek besar, kalau kamu bosan kamu kan bisa ajak teman sekolahmu main kesini atau kamu main ke rumah dia, na

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 113 Rasa Pilu

    BUGH...!! BUGH...!! BUGH...!! Sagara dan Rangga saling baku hantam. "Hentikan aduh!!" teriak Tiara yang panik, mau melerai tapi takut, karena dirinya sedang hamil. "Huhuhu, huaa...hiks." Satria menangis sambil memeluk ibunya. Sonya segera mencari petugas hotel, meminta bantuan agar ada yang memisahkan mereka. "Apa sih masalahmu!" kedua tangan Sagara menahan kepalan tangan Rangga yang mau mendarat di wajahnya. Rangga yang tidak menyerah menjatuhkan diri, lalu keduanya berguling-guling di lantai. BUGH!! Kali ini Sagara berhasil menghajar balik Rangga. Rangga terhuyung lalu berusaha berdiri, "Kamu gak pantas, untuknya...!!" teriak Rangga, menatap Sagara dengan penuh kebencian. "Apa hak-mu melarang Tiara rujuk lagi denganku, terimakasih kamu sudah berselingkuh, aku dan Tiara jadi bisa menikah!" umpat Sagara. "Aaagghh!!" teriakkan kekesalan Rangga membuncah, dengan cepat menyerang balik orang yang paling ia benci. "Uugghh...!! Sagara berhasil menangkis pukulan, n

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status