Beranda / Rumah Tangga / Aku Bukan Istrimu Lagi! / Bab 4 Persiapan Pernikahan

Share

Bab 4 Persiapan Pernikahan

Penulis: Lukalama
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-08 09:19:37

(Flashback.)

Setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua mereka. Sagara yang tidak sabar, langsung mempercepat proses pendaftaran pernikahan mereka ke KUA.

Satu hari telah berlalu, setelah pendaftaran pernikahan mereka, pagi ini Tiara sedang berdandan dengan terburu-buru di meja rias kamarnya, karena Sagara akan segera menjemputnya untuk memilih gaun pengantin, sembilan hari lagi ia akan segera menikah dengan kekasihnya.

"Tiara...~, Sagara sudah datang tuh..." seru Yanti ibu Tiara.

"Mama..., bisa tolong bantu Tiara catok rambut dong.." ujar Tiara yang sedang panik, karena masih berdandan, ia tidak mau mengecewakan calon suaminya.

"Kamu sih...,mama bangunin dari tadi gak mau bangun-bangun.." keluh Yanti, sudah dua jam yang lalu ia membangunkan putrinya, namun tetap saja anak gadisnya membenamkan diri kedalam selimut.

Semalam Tiara kesulitan tidur, karena masih tidak percaya, dirinya akan menikah secepatnya ini. Keraguan Tiara semakin menjadi-jadi, ia merasa kalau pernikahannya dilakukan secara kilat dan terlalu terburu-buru.

"Ma...mama gak ngerasa aneh, kok mas Sagara mau cepat-cepat nikah sama aku, padahal keluarga kita bukan siapa-siapa beda sekali dengan keluarga mas Sagara, rumah orangtuanya saja seperti istana kerajaan..." Tiara merenggut, sambil memandangi dirinya di cermin, dibandingkan wanita lain atau teman-temannya sebayanya, Tiara paling tidak pandai bersolek, dandanannya selalu sederhana, gaya pakaiannya juga casual, sebenarnya apa yang membuat Sagara begitu tertarik dan sangat ingin menikahinya.

"Anggap saja itu keberuntungan hidupmu nak..., toh kita juga sangat butuh dana darinya, mungkin saja orang tua Sagara sangat menginginkan seorang cucu, calon suamimu juga sudah berumur 30 tahun, jadi gak heran dong kalau Sagara dituntut untuk segera punya anak." ujar Yanti menebak-nebak.

"Hmm...iya juga sih." Tiara sependapat dengan ibunya.

"Cekrek..." Tiara keluar dari kamarnya, dengan dandanan yang sudah rapi

Terlihat Sagara sedang duduk santai di ruang tamu sambil sibuk dengan Hp-nya, walaupun dandanan casual tetap saja ia terlihat sangat tampan.

"Ma...maaf sudah membuat kamu lama menunggu.." Tiara merasa tidak enak, karena dirinya telat bangun.

Mata Sagara langsung menatap calon istrinya, walaupun memakai pakaian sederhana dan biasa. Tiara tetap saja terlihat cantik. Apalagi kalau sudah jadi nyonya.

"Gak masalah Honey.. , ayo kita segera berangkat~." ujar Sagara langsung beranjak dari atas sofa.

Mereka berdua berpamitan dahulu ke Yanti, lalu berangkat bersama menuju butik ke ternama.

Sesampainya di butik.

"Coba kamu berputar sedikit ke kanan" ujar Sagara, matanya terus memerhatikan calon istrinya dalam balutan gaun pengantin.

Ini sudah gaun kedelapan, Tiara sangat kelelahan, wajahnya jadi tampak murung.

"Be..begini..." Tiara mencoba berputar pelan-pelan, rok gaun pengantinnya sangat berat, dari tadi ia terkaget-kaget melihat harga gaun-gaun yang ia coba, sangatlah mahal sampai dua digit, Tiara jadi takut kalau-kalau ia tanpa sengaja merusak gaunnya.

"Hmm.., sepertinya ada yang kurang deh." Sagara belum merasa puas melihat penampilan Tiara. "Mba..., bisa tolong ambilkan gaun yang body fit sama bentuk tubuhnya calon istri saya, saya tidak suka rok yang terlalu lebar dan besar, kurang cocok sama calonku." perintah Sagara kepada karyawan butik.

"Baik pak."

"Hah...~." Tiara hanya bisa menghela nafas, sebenarnya ia ingin memilih sendiri namun entah mengapa, calon suaminya tidak mengijinkan. Namun Tiara tidak ingin melawan, toh..., semua biaya pernikahan ini dari Sagara.

Tidak lama, dua mbak pegawai toko datang, membawakan gaun keluaran terbaru, modelnya nampak lebih sederhana dan terbuka daripada gaun-gaun yang sebelumnya, namun harganya amat sangat mahal dibandingkan yang lain.

"Ih...!!" Tiara memekik saat melihat harganya, kulitnya langsung merinding serasa melihat penampakan yang belum pernah ia lihat.

"Prok....prok...prok..." Sagara bertepuk tangan, saat melihat Tiara memakainya gaun yang body fit. Wajah tampannya tersenyum berseri-seri seperti sedang melihat sebuah mahakarya yang indah.

"Yang ini, sangat cocok sama kamu...."

Tiara hanya bisa tersenyum pasrah karena sudah merasa lelah. "Aku gak suka belahan dadanya rendah banget." Saat Tiara melihat cermin, bagian leher pada gaun pengantinnya amat rendah, menunjukan belahan dada yang ingin tumpah, Tiara merasa sangat tidak nyaman memakainya.

Tapi Sagara tidak peduli dan malah cepat-cepat berjalan menuju kasir, sedangkan Tiara ditinggal begitu saja, dalam balutan gaun pengantin, seketika hati Tiara terasa perih, ia merasa kecewa melihat sikap acuh tak acuh calon suaminya.

Setelah memilih cincin, perhiasan dan perlengkapan lainnya. Sagara mengantarkan calon istrinya pulang ke rumah. Ia dengan lembut mencium kening Tiara. Selama berpacaran mereka tidak pernah berciuman, hanya berpegangan tangan dan cium kening. Hal inilah yang mungkin tidak dimiliki pria lain, pikir Tiara.

"Bruk...~." Tiara merebahkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu.

Harusnya ia merasa senang setelah menikah dengan Sagara akan mendapatkan semua fasilitas mewah dari suaminya. Tapi melihat sikap calon suaminya yang suka semaunya sendiri tanpa melibatkan dirinya, membuat Tiara jadi takut menjalani pernikahan dengan seorang Sagara.

"Ooh iya.. Tiara, tadi siang baru saja datang satu kardus undangan pernikahan kalian, kalau ada waktu kamu tuliskan nama-nama teman kamu dan alamat rumah mereka ya, nanti mama dan papa yang akan antarkan undangan nya, kamu fokus saja lakukan persiapan nikah." seru Yanti memecah lamunan Tiara.

"I...iya...ma..." jawab Tiara dengan lesu. Walaupun dalam hatinya ia terus mengeluh, namun ia tidak akan membatalkan pernikahan ini, toh memang keluarganya sedang butuh masalah uang untuk biaya kuliah adiknya yang akan segera lulus sekolah. Kalau masalah sikap Sagara, toh..., Tiara masih bisa bersabar menghadapinya, yang terpenting keluarganya bisa bahagia dan tidak stress lagi karena masalah ekonomi.

Hari demi hari telah berlalu, semua persiapan pernikahan sudah dilakukan secara matang, walaupun tidak mengundang banyak tamu namun acaranya akan diadakan disebuah gedung hotel yang mewah. Seluruh anggota keluarga ayah dan ibunya yang dari luar kota juga akan turut hadir besok.

"Hah...~." Tiara menghela nafas, sambil memandangi langit-langit kamarnya, dua koper dan satu dus barang-barangnya sudah siap untuk dikirim besok ke rumah Sagara.

"Uuhh..." gumam Tiara, ia belum bisa tidur, karena besok sudah hari pernikahannya, ia terus kepikiran dan membayangkannya diusianya yang ke 20 tahun ini, sudah jadi seorang nyonya seorang CEO yang muda dan tampan.

"Hehe..." Tiara terkekeh, mencoba menghibur dirinya, sebentar lagi ia akan hidup enak dan senang-senang dengan uang suaminya setiap hari.

"Tok..tok..tok..tok.." Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk.

"Iya masuk.."

"Astaga anak gadis, mana boleh duduk kayak gitu, tutup kaki kamu...!!" pekik Yanti berkacak pinggang, saat baru masuk melihat gaya rebahan anak gadisnya yang gak tau malu.

Tiara langsung nurut, ia merapatkan kedua kakinya. "Mama kenapa malam-malam begini datang kemari..??" tanya Tiara, jarang sekali ibunya menemui dirinya tengah malam.

"Mama cuma mau ajarkan kamu itu." ujar Yanti dengan wajah malu-malu.

"Ajarin apa..??"

"Tips and Trik malam pengantin.."

"A a gh..!! mama...!!!" teriak Tiara langsung menutup kedua telinganya.

"Jangan malu-malu begitu dong, sudah jadi tugas kamu melayani suamimu di ranjang, jangan buat suamimu merasa kecewa besok." Titah Yanti pada putrinya.

"Tapi Tiara belum siap ma..., dari kemarin juga gak kepikiran soal itu." keluh Tiara, memang dari kemarin ia hanya sibuk pergi ke salon mempercantik diri.

"Kalaupun gak kepikiran, tetap saja besok malam kamu akan melakukan malam pertama dengan suamimu."

"I...iya sih ma..." kata-kata ibunya benar, selama ini memang dirinya tidak pernah mencari tahu soal begituan.

"Minggir, kamu duduk di kursi sana, biar mama peragakan contohnya...." ujar Yanti, menyuruh Tiara beranjak dari atas ranjang.

Tiara pun terpaksa menerima kelas malam dadakan dari sang ibu yang sudah sangat pengalaman. Tiara terus memperhatikan peragaan ibunya, yang sedang bergaya di atas ranjang tidurnya.

Malam itu, Tiara benar-benar serasa sedang melihat dunia lain, Yanti dengan semangat mencontohkan berbagai gaya posisi tubuh saat bercinta, di depan anak gadisnya yang masih polos.

Bersambung......

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 118 Akhir Yang Bahagia

    Tut....Tut...Tut....Tut. suara alat rekam jantung di rumah sakit, Roger terbaring lemah di ranjang rumah sakit, untuk bernafas saja butuh tabung oksigen, pelan-pelan ia membuka kelopak matanya, lalu melihat sekeliling. Matanya membulat saat melihat sosok mantan istrinya duduk di sebelah sedang menatapnya sinis, "Ini di rumah sakit!! Apa Anakku sudah di tangkap polisi? Apa yang sebenarnya terjadi?" ucapnya pelan menatap Grace mantan istrinya. "Kamu ini!! Semakin tua malah semakin jahat!! Tega sekali kamu, ingin memenjarakan putramu sendiri, apa kau sudah tidak waras...!! Mau membunuh menantu juga cucumu!!" umpat Grace dengan kemarahan membuncah. Ingin sekali ia mengakhiri kehidupan si tua bangka yang sedang tidak berdaya ini, agar tidak lagi-lagi mengganggu kehidupan pernikahan putranya. "Apa maksudmu! Sagara tidak jadi dipenjara!" ujarnya dengan suara parau. BUGH...!! Grace memukul perutnya dengan keras Tit....tit....tit.....tit....tit!!! Alat rekam jantung langsung b

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 117 Kelahiran Anak Kedua

    Mobil sedan di laju dengan kecepatan tinggi, Alfred berupaya sampai secepatnya mungkin di rumah sakit terdekat. Tiara menggigit bibirnya, mencoba menahan rasa sakit yang semakin intens. "Aaaggh... Sakit sekali." pekik Tiara, berkeringat sangat banyak. Sagara pun panik, ia terus menggenggam erat tangan Tiara. "Tenang, Honey, sebentar lagi akan sampai..." ucap Sagara dengan suara penuh ketegangan, hatinya terus berdebar-debar. Alfred memacu kendaraan menuju rumah sakit dengan hati yang cemas namun penuh harapan. Sepanjang perjalanan, Tiara menggenggam tangan Sagara erat, mencoba mencari kenyamanan dalam sentuhan suaminya. ***** Malam ini, Rangga, tengah menjalani shift malam di rumah sakit. Akhir-akhir ini baik pekerjaan dan hubungan dengan sang istri sedang berjalan dengan baik, Rangga bisa lembur seperti dulu, karena Sonya mulai sering menemani putrinya. Namun tiba-tiba telepon dari ruang perawatan datang. Kring... Kring... Kring... "Dokter Rangga!! Kami membutuhkan

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 116 Rencana Licik Sagara

    "Teganya paman! Kenapa berbuat seperti ini!! dasar penghianat!!" teriak Tiara, saat di bawa paksa oleh paman Alfred untuk masuk ke dalam bangunan istana Roger. "Ssstt... Maafkan paman Tiara, paman terpaksa melakukan ini semua, tolong jangan melawan dan banyak bergerak, ingat kondisi bayi dalam perutmu." ujar Alfred mengingatkan. "Hiks hiks hiks." Tiara terus menangis, berharap sang paman bisa menolong suaminya. Eh!! dirinya malah terjebak, ternyata paman Alfred kembali berpihak pada ayah mertuanya yang bejat, dan itu semua ia lakukan demi harta kekayaan yang dijanjikan oleh Roger. Sangat tidak di sangka-sangka jerat harta kekayaan memang bisa mengubah hati dan pikiran seseorang yang tadinya baik jadi nekad. Sambil menahan Tiara di ruangan lain, Alfred menghela nafas panjang, saat ini Tiara sangat membencinya, namun ya... terpaksa ia lakukan, hanya untuk sementara waktu, kalau bukan karena Sagara yang merancang semua rencana ini, ia tidak akan mau terlibat lagi dengan rencana ja

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 115 Kekejaman Roger

    Kediaman Roger yang bagaikan sebuah istana kerajaan, pilar-pilar menjulang tinggi di sepanjang lorong pintu masuk rumahnya, suasana gelap dan dingin, tidak ada kehangatan di rumah ini. Tuk...tuk...tuk. Suara tongkat Roger, karena kondisi kesehatan yang semakin memburuk kini dirinya harus berjalan dengan menggunakan tongkat. Lalu keempat bodyguard bertubuh besar mengikutinya di belakang, dua diantaranya sedang menggotong tubuh putranya yang masih pingsan. "Beraninya dia mengelabui ku selama ini, dasar anak tidak tahu diuntung!!" pekiknya sembari memasuki sebuah ruangan kamar. Bruk...!! Tubuh Sagara di jatuhkan di lantai, Roger duduk di kursi sambil memandangi putranya dengan perasaan marah, sudah lama ia menahan diri untuk merasakan momen ini, kalau bukan karena Alfred ia tidak akan menahan dirinya. Beberapa saat... Sagara mulai membuka kelopak matanya pelan-pelan, saat kesadarannya kembali, ia mengerejap berkali-kali mencoba menetralkan penglihatannya. Sungguh terkejut

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 114 Sagara di Culik

    Waktu berlalu cepat, kini usia kandungan Tiara mulai memasuki usia 9 bulan, perutnya sudah sangat besar, ia menikmati masa kehamilannya dengan damai bersama suami, satria dan keluarganya. Layaknya sebuah keluarga yang bahagia tanpa ada gangguan. "Halo adik cantikku..., jangan lama-lama di dalam, kamu tidak pegal di dalam sana, pasti sempit kan, lebih baik temani kakakmu main puzzle disini..." celoteh Satria, terus saja berbicara pada adiknya sambil mengelus perut ibunya. "Sabar nak, bulan depan, adikmu baru keluar dari perut mama, sayang." Tiara tertawa geli, gemas sekali melihat tingkah lucu Satria yang penuh semangat menyambut adik perempuannya. "Satia udah gak sabar mama, bosen main sendirian terus, papa juga sibuk kerja, mama juga gak bisa temani Satria main gara-gara dedek bayi masih di dalam perut," keluh Satria, mengerutkan dahi. "Sabar ya Nak, Papa kamu lagi ada proyek besar, kalau kamu bosan kamu kan bisa ajak teman sekolahmu main kesini atau kamu main ke rumah dia, na

  • Aku Bukan Istrimu Lagi!    Bab 113 Rasa Pilu

    BUGH...!! BUGH...!! BUGH...!! Sagara dan Rangga saling baku hantam. "Hentikan aduh!!" teriak Tiara yang panik, mau melerai tapi takut, karena dirinya sedang hamil. "Huhuhu, huaa...hiks." Satria menangis sambil memeluk ibunya. Sonya segera mencari petugas hotel, meminta bantuan agar ada yang memisahkan mereka. "Apa sih masalahmu!" kedua tangan Sagara menahan kepalan tangan Rangga yang mau mendarat di wajahnya. Rangga yang tidak menyerah menjatuhkan diri, lalu keduanya berguling-guling di lantai. BUGH!! Kali ini Sagara berhasil menghajar balik Rangga. Rangga terhuyung lalu berusaha berdiri, "Kamu gak pantas, untuknya...!!" teriak Rangga, menatap Sagara dengan penuh kebencian. "Apa hak-mu melarang Tiara rujuk lagi denganku, terimakasih kamu sudah berselingkuh, aku dan Tiara jadi bisa menikah!" umpat Sagara. "Aaagghh!!" teriakkan kekesalan Rangga membuncah, dengan cepat menyerang balik orang yang paling ia benci. "Uugghh...!! Sagara berhasil menangkis pukulan, n

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status