Share

Bab.2 Hilangnya Kesucian

   Deg Deg ...

    Detak jantung Alyssa berdetak kencang saat Gio perlahan berjalan menuju ke arahnya. Tubuhnya tegang, keringat dingin menetes dari dahinya. Antara pikiran menerima Gio sebagai suaminya dan rasa kecewa karena dibohongi membuat Alyssa diam. Akal logikanya sudah tidak bisa diajak kerja sama karena tubuhnya berkhianat saat Gio memberikan sentuhan lembut di pipi Alyssa.

     "Mm-Mas, tunggu dulu ... Aku mau buang air kecil dulu ya," elak Alysa sembari berdiri dan melangkah menuju kamar mandi membuat Gio menghela nafas dan terpaksa tersenyum mengijinkan Alyssa untuk ke kamar mandi. Sebenarnya Alyssa belum siap untuk melayani Gio walau Gio nampak menggoda dan membuat Alysa terpesona untuk sesaat. Tapi di saat yang tepat akal logika Alyssa bekerja dan berfikir mencari alasan untuk menghindari Gio.

    "Hah-hah ... untung otak ini bisa segera sadar. Bagaimana jika tadi terhanyut dalam rayuan Gio lagi. Kenapa sih setiap melihat matanya Aku seperti tersihir dan nurut aja apa katanya!" rutuk Alyssa di kamar mandi. Dia menghidupkan kran agar Gio tidak curiga.

    "Ya Tuhan, Bagaimana ini? Jika tidak kulayani Aku berdosa dan jika Aku layani Aku tidak mau menjadi wanita yang sama dengan ketiga istri Gio yang hidup menikah tapi sendiri. Hanya menunggu jatah giliran kapan akan digilir. Enak aja seperti undian! Tidak ... Tidak ... Aku tidka mau dipoligami, Biar Aku egois tapi Aku memang belum siap dipoligami dan diawal dia sudah berbohong padaku!" Alyssa mondar-mandir sendiri memikirkan cara dia menghindari Gio untuk menyelamatkan mahkota kesuciannya.

    Tok Tok ...

"Dek, Kamu tidak apa-apa kan? Apa kamu sakit? Kenapa lama di dalam dek?" Gio mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil Alyssa. Gio takut kenapa-kenapa dengan Alyssa. 

     "Bentar Mas, ini lagi beol. Susah keluarnya!" Jawab Alyssa asal. Dia semakin gugup dan takut karena Gio sudah tidak sabar menunggunya.

     "Baiklah, Mas tunggu sayang ...." Gio memilih rebahan di ranjang dengan pose yang menggoda apalagi dia hanya pakai boxer saja. Setengah kemudian Alyssa belum juga keluar dari kamar mandi, Gio mulai penasaran. Dia beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi.

     Tok Tok ...

  Gio masih mengetuk dengan halus, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Sedangkan Alyssa saat ini sedang menikmati berendam di bak mandi. Pikirnya jika dia lama-lama di kamar mandi pasti Gio akan ketiduran. 

     Tok Tok ....

"Dek, Kamu tidak apa-apa 'kan?" Gio mulai panik, dia takut jika Alyssa pingsan atau kesakitan di kamar mandi, lalu tidak sampai membuka pintu dia sudah tergeletak di lantai. Gio semakin berpikir yang tidak-tidak tentang istri mudanya itu.

     "...."

  Tidak ada jawaban juga dari dalam, sepi seolah tidak ada penghuni. Suara gemericik air pun tidak sekencang tadi. Gio semakin khawatir, dia menggedor-gedor pintu kamar mandi. Sedangkan Alyssa yang tersadar akhirnya panik karena Gio sudah menggedor kasar pintu masuk kamar mandi.

     "Dek, dek Alys ... Kamu baik-baik saja kan?" teriak Gio dari depan pintu. Alyssa segera mengakhiri acara berendamnya dan segera memakai baju piyama bergambar strawbery yang dia bawa dari lemari sewaktu masuk ke kamar mandi tadi. 

    "Iya Mas, sebentar ...." sahut Alyssa dia takut jika Gio menggedor pintu dan menerobos masuk maka akn mendapati dirinya sedang memakai baju.

    "Oh, syukurlah. Mas kira kau kenapa-kenapa." Gio bernafas lega mendengar jawaban dari Alyssa. Setelah selesai memakai baju piyama lengan panjangnya, Alyssa keluar dari kamar mandi.

     Gio menatap lapar pada Alyssa, nafsunya sudah berada di pucuk ubun-ubunnya. Gio menghampiri Alyssa yang masih berdiri mematung di depan pintu kamar mandi.

      

      "Dek, ayolah ... Mas sudah sangat menginginkanmu, Sayang. Ayo kita tunaikan tugas dan kewajiban kita malam ini," ucap Gio sambil memeluk tubuh Alyssa yang membeku. Gio mengecup tengkuknya membuat Alyssa meremang.

     "Mas, maaf ... Aku belum bisa malam ini. A-Aku belum siap!" ucap Alyssa pelan, dia takut jika Gio marah.

     Dan benar saja seperti dugaannya, Gio yang sudah diliputi nafsu tidak terima dengan alasan Alyssa. Dengan kasar Gio menarik tubuh Alyssa dan menghempaskannya di ranjang.

     "Mas, Aku mohon. Aku tidak mau melakukannya, Mas! Aku merasa Kau bohongi, Mengapa Kau tidak bilang kalau Aku istri keempat bukan istri pertama Mas!" Akhirnya Alyssa mengeluarkan semua apa yang dia pendam. Rasa takutnya tiba-tiba hilang terganti dengan semangatnya untuk berpisah dari Gio.

     Plak 

  Gio menampar pipi Alyssa hingga berdarah di sudut bibirnya.

     "Apa katamu, Sayang? Kau ingin pergi dariku? Tidak semudah itu! Kalau kau bisa ganti uang yang aku keluarkan untuk biaya pernikahan ini dan juga hutang ayahmu yang pemabuk itu maka silakan saja kau pergi!" Suara Gio menggelegar, dia sudah tidak bisa menguasai emosi karena penolakan Alyssa.

    "A-apa? Ayahku berhutang padamu? Kapan itu dan berapa jumlahnya?" sahut Alyssa dengan nada yang sedikit melemah karena shock mendengar jika ayahnya memiliki hutang pada Gio.

    "Kamu ingin tahu? Maka dengarkan ini! Ayahmu berhutang sebanyak 500 juta ditambah dengan bunga dan biaya pernikahan ini maka jumlahnya satu Milyar!" Gio mencengkeram lengan Alyssa hingga memerah.

    "Baiklah, Aku akan membayarnya dengan mengangsur Mas. Tapi tolong lepaskan aku!" Alyssa berusaha melakukan negoisiasi dengan Gio. Gio yang sudah tidak bisa membendung nafsunya lagi dia pun hanya tertawa dan kemudian dia menarik baju atasan Alyssa dengan kasar hingga kancingnya lepas semua. Tubuh atas Alyssa pun terpampang jelas di mata Gio.

     Melihat tatapan Gio pada kedua bulatan kembar miliknya, Alyssa pun menutupi dadanya dengan menyilang kan kedua tangannya. Gio yang melihat tubuh Alyssa yang putih dan gundukan bulat yang padat semakin menjadi. Dia mencekal kedua tangan Alyssa lalu ditindihnya tubuh Alyssa yang bak biola itu. 

    "Mas, tolong jangan paksa aku!" teriak Alyssa sambil memukul tubuh Gio yang terus menciumi leher Alyssa. Tapi tenaga Alyssa tak sebanding dengan tenaga seornag lelaki yang jika sudah diliputi nafsu akan menjadi dua kali lipat lebih besar. 

      Gio sekian tuli dengan teriakan Alysa, dia semakin brutal memegang kedua tangan Alyssa yang dijadikan sau diatas kepalanya dengan menggunakan tangan kanan Gio, sedangkan tangan kirinya menjelajah di tubuh Alyssa. 

    "Mas, Aku mohon!" rintih Alyssa dengan air mata yang berderai. Tapi semua itu percuma, Gio berhasil merobek paksa selaput daranya dengan sekali hentikan yang keras dan dalam.

   "Aaa ... Sakit!" 

   "Tenang Sayang, setelah ini kau akan menikmatinya juga!" bisik Gio sambil terus bergerak di atas tubuh Alyssa. Bukan kenikmatan yang Alyssa rasakan tetapi semakin sakit dan nyeri karena Gio terus memaksa masuk tanpa mau berhenti sejenak. 

     Alyysa hanya bisa pasrah, dalam hatinya dia mengutuk perbuatan Gio yang seperti iblis berbadan manusia. Dia berjanji akan membalas semua sakit hatinya.

    Gio terus dan terus memasuki inti tubuh Alyssa seolah tidak ada ujung akhirnya. Gio mengerang menikmati semuanya, dia sangat senang karena milik Alyssa masih tersegel dan sempit. Sedangkan Alyssa hanya bisa menahan sakit dan perih yang amat sangat hingga dia pun pingsan. Darah segar tercecer di bawah tubuh Alyssa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status