Aku Bukan Madu Biasa

Aku Bukan Madu Biasa

Oleh:  Arti@Shiyoriko  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
14Bab
385Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alysa merasa dirinya ditipu oleh sang suami-Georgio Sinaga. Alyssa mengira dirinya adalah istri satu-satunya Georgio yang kerap dipanggil Gio. Fakta menyakitkan saat selesai diucapkan ijab kabul, ketiga istri Gio datang. Alysa tidak terima ketika tahu dirinya hanya istri keempat Gio. Malam itu juga Alysa meminta cerai. Namun, malam itu juga Alysa dirudapaksa oleh Gio untuk melayaninya. Alysa sosok gadis yang berprinsip tegas, dia akan berusaha untuk bebas dari penjara cinta Georgio. Bagaimana perjalanan biduk rumah tangga Alysa? jangan lupa follow author ya ...

Lihat lebih banyak
Aku Bukan Madu Biasa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Fatimah humaira
Keren Mak, cerita emak selalu di hati pastinya,......
2023-04-17 14:33:14
1
14 Bab
Bab 1. Akad Nikah
Pagi hari di rumah baru Alyssa ... "Saya terima nikahnya Alyssa Maharani binti Husni dengan mas kawin tersebut tunai!" "Bagaimana saksi sah?" "Sah!" "Alhamdulillah ...." Ijab Qabul pun terucap dari mulut Georgio yang akrab di panggil dengan Gio. Alyssa pun mencium tangan suaminya dan Gio dengan lembut mengecup kening istrinya. Tak berapa lama, datanglah serombongan wanita dengan gaun yang indah dan mahal. Masing-masing membawa nampan yang berisi seserahan. Rombongan wanita yang terdiri dari tiga wanita dewasa dan enam anak-anak itu maju untuk menyerahkan seserahan yang dibawanya. Alyssa menyambut dan menerima seserahan tersebut dengan senyum yang merekah, matanya berbinar tatkala nampak di atas nampan itu sejumlah perhiasan, baju yang mahal, sepatu dan tas branded, skincare dan yang ada di kotak berbungkus kertas emas berisi kartu ATM dan Kartu kredit Un limited. Semua mata menatap apa yang dibawa para wanita itu, termasuk kedua orang tua Allysa
Baca selengkapnya
Bab.2 Hilangnya Kesucian
Deg Deg ... Detak jantung Alyssa berdetak kencang saat Gio perlahan berjalan menuju ke arahnya. Tubuhnya tegang, keringat dingin menetes dari dahinya. Antara pikiran menerima Gio sebagai suaminya dan rasa kecewa karena dibohongi membuat Alyssa diam. Akal logikanya sudah tidak bisa diajak kerja sama karena tubuhnya berkhianat saat Gio memberikan sentuhan lembut di pipi Alyssa. "Mm-Mas, tunggu dulu ... Aku mau buang air kecil dulu ya," elak Alysa sembari berdiri dan melangkah menuju kamar mandi membuat Gio menghela nafas dan terpaksa tersenyum mengijinkan Alyssa untuk ke kamar mandi. Sebenarnya Alyssa belum siap untuk melayani Gio walau Gio nampak menggoda dan membuat Alysa terpesona untuk sesaat. Tapi di saat yang tepat akal logika Alyssa bekerja dan berfikir mencari alasan untuk menghindari Gio. "Hah-hah ... untung otak ini bisa segera sadar. Bagaimana jika tadi terhanyut dalam rayuan Gio lagi. Kenapa sih setiap melihat matanya Aku seperti tersihir dan nurut aja apa ka
Baca selengkapnya
Bab. 3. Pingsan
Bab.3 Gio tidak tahu jika Alyssa ternyata sudah pingsan di bawah kungkungannya. Dia terus menerus memompa dengan kasar dan tanpa jeda. Seperti orang kerasukan setan, Gio hanya mementingkan nafsunya sendiri. "Aargh," Gio akhirnya mencapai puncaknya lalu ambruk di atas tubuh Alyssa yang tidak ada respon sama sekali. Gio luruh ke samping tubuh Alyssa lalu tertidur pulas. Ayam jago berkokok dengan keras tanda sebentar lagi fajar menyingsing. Alyssa menggerakkan jari tangannya. Dia merasa seperti berada di alam sadar dan tidak sadar. Alyssa mulai membuka matanya perlahan. Dia mulai mengumpulkan kesadarannya. Tangan kanan Alyssa memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, lalu dia meraba bibirnya yang perih akibat digigit oleh Gio semalam. Alyssa memekik tatkala dia menggerakkan kakinya, tubuh bawahnya sakit dan nyeri terutama di daerah kewanitaannya. Alyssa tidak ingat berapa lama dirinya digagahi oleh Gio. Yang dia tahu saat ini semua tubuhnya sakit, tulangnya terasa
Baca selengkapnya
Bab. 4. Korban Gio
Gio membawa Alyssa ke Rumah Sakit dengan Jimin sebagai supirnya. Gurat khawatir terlihat jelas di raut wajah Gio. Dikecupnya kening Alyssa bertubi - tubi. "Sayang, kamu kenapa?" Gio memeluk tubuh Alyssa erat. Gio memang kejam, akan tetapi akan ada waktunya dia menjadi dirinya sendiri. Gio bahkan tidak mampu mengontrol diri ketika sosok ghaib yang ada pada dirinya mulai berulah, meminta tumbal dan menjadi penguasa tubuh Gio. Tidak berapa lama, mobil Gio memasuki halaman IGD. Gio mengangkat tubuh istrinya lalu berteriak memanggil petugas. "Dok, tolong istri saya," teriak Gio membuat beberapa perawat langsung bergegas mengambil brangkar. Gio menggendong tubuh Alyssa yang mungil tapi padat itu ke arah suster yang menyambutnya dengan mendorong brangkar. "Silakan baringkan di brankar ini, Pak." Seorang perawat meminta Gio membaringakan Alyssa di brankar. Dengan hati-hati Gio pun membaringakan Alyssa. "Anda silakan ke bagian administrasi, biar pasien kami periksa di ruang IGD terlebih
Baca selengkapnya
Bab. 5. Sebuah kesepakatan
Gadis belia itu menjerit kesakitan saat milik Gio menghujam keras dalam organ kewanitaan si gadis. Gio tersenyum puas, karena gadis ini masih perawan. Di zaman ini, gadis yang masih perawan jarang ditemui. Darah segar memercik dari liang kemaluan si gadis tersebut, dengan ganasnya Gio terus memompa tubuhnya dan menyesap madu milik sang bunga. "Argh ... Gadis kau sungguh sempit, tapi aku suka!" Racau Gio lagi. Entah mengapa tenaga Gio semakin besar di usianya yang sudah hampir kepala lima itu. Tanpa Gio sadari, gadis yang ada di bawah tubuhnya sudah pingsan tidak berdaya. Gio melolong kenikmatan saat dirinya mencapai puncak. Setelah selesai dia menabur benihnya, Gio menelan darah segar yang masih keluar dari kemaluan sang gadis. Itu adalah syarat bagaimana Gio akan menerima kekayaan dan tubuh yang tetap awet muda memesona. "Buang, wanita itu! Jual dia ke luar negri, kalau kalian ingin mencicipinya silakan! Tapi jangan di sini, terserah kalian mau dimana!!"
Baca selengkapnya
Bab. 6. Sadap
Alyssa menutup mulutnya dengan jemari tangan. Dia merasa merinding mendengar apa yang dikatakan oleh Gio. Tidak mengerti apakah yang dilakukan Gio hanya gertakan saja atau malah sungguhan. "Mas, aku mohon. Aku akan mengatakannya padamu jika aku sudah siap," ucap Alyssa dengan bibir yang bergetar. Netra bulat Alyssa sudah menimbun banyak air yang siap untuk meluncur dengan indah di pipinya. Suasana malam yang seharusnya indah karena ditunggui oleh suami, terasa mengerikan dan tidak ada kenyamanan di sana. Entah sampai kapan Alyssa akan kuat bertahan. "Aku pegang ucapan mu, Alyssa. Ingat jika kau berdusta maka aku tidak akan segan lagi untuk memaksamu!" Gio mengancam Alyssa dengan tangan yang sudah mencekal kuat lengan Alyssa. Alyssa menepis tangan Gio dengan lembut semua ini ia lakukan agar Gio bisa ia kendalikan. Alyssa tidak ingin semua rencananya akan gagal. "Mas, tenanglah. Aku paham kau sangat menginginkan aku. Apa kau suka jika aku sudah tidak en
Baca selengkapnya
Bab. 7 Tidak Mau Pulang
Alyssa memekik terkejut melihat chat suaminya. Banyak sekali chat yang semuanya adalah dari para istri, wanita simpanan, rekan bisnis dan satu nomor yang sangat menarik menurut Alyssa. "Freza? Siapa Freza?" tanya Alyssa pada dirinya sendiri. Alyssa mulai membaca chatingan antara suami dan sosok yang bernama Freza itu. "Astaga ... Apa maksudnya gadis perawan setiap malam Jum'at Kliwon?" gumam Alyssa lagi. Dia tidak mengerti apa arti gadis perawan itu. Di dalam chatingan itu sang suami meminta pada orang yang bernama Freza itu untuk menyediakan seorang gadis perawan. Alyssa semakin penasaran, dia pun lanjut baca lagi hingga chatingan sampai bawah. Tidak berapa lama kemudian, masuk lagi chat dari beberapa nomer yang baru. Alyssa yang berhasil menyadap aplikasi hijau sang suami merasa senang dengan keberhasilannya. "Banyak sekali nomer baru yang masuk, siapa mereka?" gumam Alyssa dia tidak berani membuka chat itu. Alyssa tidak ingin Gio curiga k
Baca selengkapnya
Bab. 8. Bertemu Teman lama
Melihat Alysa memunggungi sang dokter, perawat itu pun mendekat berusaha untuk berbicara pada Alysa. Namun hal yang membuat perawat itu terkejut, Allysa bangun dan berlindung di balik sang dokter tampan yang datang untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Alysa. "Maaf atas keributan ini, Dok. Kami hanya memberitahu pada pasien bahwa besok pasien boleh pulang. Akan tetapi pasien ini malah histeris tidak mau pulang, Dok," ucap sang perawat yang bingung dengan sikap Alysa. "Tolong, Dok. Tolong saya ... Saya tidak mau pulang, Dok. Biarkan saya di sini sampai benar-benar sembuh, Dok. Ini masih sangat nyeri sekali, saya takut jika suami saya akan memaksa saya lagi," ucap Alysa yang pada akhirnya mau menatap ke arah sang dokter. "Alyssa? Benarkah kamu Alysa siswi SMA Bina Marga 1?" "Benar, saya alumni SMA Bina Marga 1. Bagaimana Anda bisa tahu?" "Anda anak kelas 3D angkatan ke 10?" "Benar!" "Ternyata kita bertemu kembali, apakah ka
Baca selengkapnya
Bab. 9. Penyakit Berbahaya
Dokter Adrianto merasa iba pada Alyssa. Dia pun berjanji akan membantu Alyssa sebisa yang dia mampu. "Baiklah, Al. Aku akan membantumu. Aku akan bilang pada suamimu bahwa kondisimu belum meyakinkan untuk pulang." "Selamat malam!" Gio dengan wajah tidak sukanya tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alysa. Alysa dan dokter Adrianto pun seketika menoleh, wajah mereka terlihat terkejut saat tahu siapa yang datang. "Mas Gio?!" pekik Alysa terkejut. Raut wajahnya yang semula bahagia seketika berubah menjadi takut. Adrianto pun merasakan bahwa Alysa teman satu bangku masa putih abu itu ketakutan. Gio masuk dengan wajah yang tidak bersahabat, matanya tertuju pada Adrianto yang sudah memakai jas kebesarannya lagi hingga terlihat kalau dia seorang dokter. "Dokter, kapan istri saya bisa dirawat di rumah?" tanya Gio dengan suara datar cenderung ketus. "Maaf, Tuan. Istri Anda belum bisa pulang sebelum kami selesai mengobservasinya lebih dalam lagi. Ada hal yang ka
Baca selengkapnya
Bab. 10. Sahabat Terbaik
Sementara Gio pergi ke rumah istri ketiganya, Alysa menghubungi temannya Ruri. "Hallo, Ruri," sapa Alysa. "Hallo, Alysa." "Ada kabar baik, selama satu minggu ini aku bebas. Akan aku gunakan untuk membangun bisnis kita. Bagaimana?" Alysa berencana untuk menggunakan satu minggu itu untuk membuka usaha bersama Ruri temannya. "Bagus, Beb. Aku akan mendukung mu. Mulai besok kau akan aku jemput dan aku kembalikan lagi ke rumah sakit jika hari sudah menginjak sore. Kita akan bahas semua apa yang kita rencanakan selama ini," ucap Ruri dengan senang. Dia merasa kasihan pada semua yang menimpa Alysa. "Baiklah, Say. Aku tunggu besok pagi. Sekarang aku mau istirahat terlebih dahulu. Rasanya masih belum percaya, semua ini begitu cepat untuk ku, Say," ucap Alysa dengan air mata yang mulai membanjiri kelopak matanya. "Sudahlah, Beb. Jangan bersedih. Masih ada aku yang akan menemani mu sampai kapanpun," ucap Ruri memberi dukungan moril pada sahabatnya. "Terimakasih,
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status