Compartilhar

Bab 11

Autor: ShenShen
last update Última atualização: 2025-10-15 12:27:46

Manajer toko itu sudah membicarakan permintaan Agatha dengan stafnya, dan akhirnya mereka mendatangi Agatha dengan wajah yang tampak kesal.

Agatha langsung paham maksud si manajer dan seketika merasa kecewa.

“Miss Agatha, meski agak mustahil... kalau Anda benar-benar menginginkan kalung berlian itu, saya bisa coba atur,” kata manajer itu akhirnya.

“Bisa? Kalau memang bisa, tolong bantu urus,” jawab Agatha.

Senyum bermakna muncul di wajah manajer itu, membuat Steve Hart langsung curiga.

“Bagaimana kalau... makan malam dengan saya? Dengan uang yang Anda punya sekarang, saya bisa bantu berikan kalung ini. Sisanya nanti Anda bayar segera, supaya bos saya nggak marah kalau tahu,” ujar si manajer sambil tersenyum lebar.

Sekejap, tangan Steve mengepal. Ia langsung tahu arah pikiran manajer itu — jelas pria ini naksir Agatha.

Steve ingin menyuruh Agatha menolak, tapi ternyata nggak perlu. Wajah Agatha sudah berubah dingin.

“Apa yang barusan kamu katakan?” Suaranya kali ini sedingin es.

Wajah manajer itu langsung panik melihat tatapan Agatha. “Tolong, Miss Agatha. Maksud saya cuma ajakan makan malam, nggak ada maksud lain.”

Sejak awal, manajer itu memang merasa punya peluang untuk mendekati Agatha—putri muda keluarga terpandang, Cattegirn.

Dia cukup puas dengan pencapaiannya. Di usia muda, sudah bisa jadi manajer toko perhiasan terbesar di Avebury, punya banyak cabang, dan sering berurusan dengan orang kaya.

‘Apa kurangnya gue? Cuma ngajak makan malam, kenapa dia tersinggung segitunya?’ gumamnya kesal.

Belum mau menyerah, dia kembali mencoba membujuk Agatha, yakin hanya butuh satu kesempatan untuk menaklukkan hati wanita itu.

“Sudahlah, saya nggak butuh kalung itu,” kata Agatha tegas.

Padahal jelas, matanya masih menatap kalung berlian itu dengan keinginan yang belum padam. Tapi baginya, permintaan manajer itu sudah kelewatan.

“Miss Agatha, yakin nggak bakal nyesel kehilangan kesempatan punya kalung seindah ini?” goda manajer itu lagi.

Ucapan itu sempat membuat Agatha ragu, dan manajer itu kembali tersenyum licik.

Ia pun melanjutkan rayuannya—bercerita soal berlian langka itu, katanya baru ditemukan di pegunungan yang hampir tak terjamah manusia, ukurannya besar, kualitasnya top, dan katanya butuh puluhan tahun sebelum dunia melihat batu seperti itu lagi.

“Kalau Miss Agatha benar-benar menginginkannya, kenapa nggak kita lelang saja kepemilikannya?” ujarnya.

“Ta—tunggu dulu...”

Senyum manajer itu makin lebar. Ia yakin Agatha tidak akan menolak makan malam dengannya.

Namun sebelum ia sempat berkata lebih jauh, suara Steve memotong tajam, “Saya akan bayar penuh.”

Agatha langsung menatap Steve dengan bingung. Ia tahu betul kondisi keuangan Steve yang parah. Ia buru-buru menahan, “Steve, jangan ikut campur.”

“Kenapa? Aku yang bayar,” kata Steve santai.

“Berhenti bicara omong kosong, kalung itu harganya satu juta dolar. Kamu tahu berapa itu?” Agatha mendengus, mengira Steve cuma berusaha cari muka.

“Aku tahu. Dan aku punya uang sebanyak itu.”

Agatha terdiam. Ucapan Steve terdengar seperti bualan di telinganya.

“Steve, tolong sadar diri. Jangan mempermalukan dirimu sendiri,” katanya dingin.

“Kalau cuma soal satu juta dolar, aku bisa urus. Percaya padaku, Agatha.”

Agatha akhirnya memilih diam. Ia kesal pada manajer toko itu, tapi lebih takut melihat Steve mempermalukan diri sendiri.

‘Apa dia cemburu, atau cuma nekat?’ pikirnya heran.

“Permisi, Tuan. Apa hubungan Anda dengan Miss Agatha?” tanya manajer itu sinis saat Steve mendekat.

“Aku suaminya,” jawab Steve tenang.

Manajer itu sempat terdiam, lalu tersenyum mengejek. “Oh... jadi ini suami yang bahkan nggak pernah dianggap ada itu, ya?”

“Wah, aku sampai terkenal juga rupanya,” jawab Steve datar. “Kalau sudah tahu siapa aku, berhenti ngoceh dan mari selesaikan transaksi.”

“Maaf, tapi tadi Miss Agatha bilang dia nggak punya uang. Transaksi apa yang mau Anda lakukan, Tuan?” manajer itu menaikkan alis.

“Jangan khawatir soal istriku. Aku yang bayar. Dan satu lagi... jangan panggil dia ‘Miss’ kalau suaminya ada di sini.”

Manajer itu tertawa kecil. Ia tahu reputasi Steve dari gosip—si menantu miskin yang beruntung bisa nikahi Agatha. Jadi ucapannya terdengar seperti lelucon.

“Apa yang lucu?” tanya Steve dingin.

Manajer itu mengangkat alis. “Anda, tentu saja. Menantu miskin mau bayar tagihan satu juta dolar? Kedengarannya lucu, kan?”

Steve menarik napas panjang, menahan emosi. Ia tak ingin Agatha makin marah karena ulahnya.

“Tuan, kalau Anda nggak serius, lebih baik pergi dan biarkan saya lanjut bicara dengan Miss Agatha.”

Steve menatap tajam dan berkata dingin, “Bicara apa? Terus ngerayu istri orang buat makan malam? Berhenti mimpi.”

Manajer itu tersenyum tipis, “Kalau saya terlalu berani mendekati istri Anda, itu karena Anda sendiri yang nggak pantas menjaganya.”

Kata-kata itu menusuk, tapi Steve hanya terdiam sebentar. Kalau ini terjadi beberapa hari lalu, mungkin dia akan menunduk dan diam saja. Tapi sekarang?

Sekarang dia bukan lagi si menantu tak berguna.

“Hentikan omong kosongmu, dan biarkan aku bayar kalung itu,” ucap Steve Hart dengan nada sedingin baja.

Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App

Último capítulo

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 70

    Olivia Cattegirn terus memaksakan pendapatnya bahwa Steve Hart harus segera diusir dari rumah, dia berencana membuat seluruh anggota keluarga setuju dengan gagasannya.“Saudara Olivia, bukankah mengusir orang yang sudah membantu kita agak… gimana gitu?” Phillip Cattegirn sedikit menentang usulan Olivia, dia merasa keluarganya tak se-ingkar itu sampai harus melakukan hal itu.“Phillip, kalau begitu kamu ada saran lain yang lebih baik dari milikku?” tanya Olivia.Phillip terdiam sejenak, kemudian mengeluarkan pendapatnya, “Kenapa kita nggak tanya dulu kenapa dia pura-pura selama ini? Kalau memang dia orang yang punya status tinggi, bukankah lebih baik untuk keluarga kita kalau tetap kita pertahankan dia?”Beberapa anggota keluarga Cattegirn setuju dengan apa yang dikatakan Phillip. Mereka merasa lebih baik punya Steve Hart sebagai menantu daripada menjadikannya musuh.Menurut mereka, Steve Hart terlalu berbahaya jika punya dendam pada mereka. Apalagi, Steve Hart adalah orang yang bahkan

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 69

    Setiap anggota keluarga Cattegirn menatap Steve Hart dengan penasaran, ingin tahu apa yang akan dikatakannya sampai berani mengabaikan ucapan Jason.“Sejujurnya, aku sudah dengar percakapan kalian….”Semua anggota keluarga langsung angkat alis, penasaran dengan apa yang dipikirkan Steve.Berbeda dengan keluarganya, Agatha lain. Dia menatap Steve dengan rasa bersalah, merasa tidak enak Steve harus mendengar semua itu meski Steve sudah melakukan banyak hal untuknya dan keluarganya.“Bagus kalau kamu dengar, bakal lebih gampang,” kata Jason tanpa rasa bersalah.Olivia mengangguk puas, senang suaminya langsung ke inti masalah, tujuannya cuma satu: melihat Steve keluar dari rumahnya.Mendengar ucapan Jason dan dukungan keluarga terhadapnya, Steve sadar benar bahwa keluarga istrinya memang tak ingin dia tinggal di sini.Namun, Steve Hart tetap memutuskan untuk mencoba membersihkan kesalahpahaman, meski penjelasannya mungkin tidak akan didengar oleh keluarga besar istrinya.“Aku cuma ingin b

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 68

    Steve Hart berusaha tetap tenang saat setiap anggota keluarga istrinya terkejut dengan kedatangan Derek. Steve lebih memilih meneliti file yang dibawa Derek, sengaja begitu untuk membuat semua orang penasaran.Beneran, Jason, Olivia, dan semua anggota keluarga Cattegirn langsung penasaran melihat file yang dipegang Steve. Mereka melihat Derek sendiri yang membawa file itu, jelas ini bukan sembarang dokumen.Jason Cattegirn, yang tak tahan rasa ingin tahunya, akhirnya bertanya, “Tuan Derek, boleh tahu file apa yang Anda kasih ke menantu saya?”Derek Mitchell cuma menatap Jason sebentar, lalu menoleh ke arah lain, tak tertarik menjawab kecuali Steve yang memintanya.Menyadari Derek mengabaikan Jason, Steve langsung ambil inisiatif jelasin isi file itu, “Ayah, file ini-”“Siapa yang kasih izin bicara? Aku nggak nanya ke kamu, menantu tak guna!” Jason memotong, tak mau dengar apapun dari Steve.“Suamimu benar, lebih baik diam! Jangan sok berani ngomong kalau nggak diminta!” Olivia langsun

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 67

    Steve Hart berusaha tetap tenang saat setiap anggota keluarga istrinya terkejut dengan kedatangan Derek. Steve lebih memilih meneliti file yang dibawa Derek, ia sengaja begitu untuk membuat setiap anggota keluarga istrinya penasaran.Memang benar, Jason, Olivia, dan seluruh anggota keluarga Cattegirn langsung penasaran melihat file yang dipegang Steve. Mereka melihat sendiri Derek yang membawa file itu, membuat mereka yakin itu bukan file biasa.Jason Cattegirn, yang tak bisa menahan rasa ingin tahunya, akhirnya bertanya, “Tuan Derek, boleh saya tahu file apa yang Anda berikan pada menantu saya?”Derek Mitchell hanya menatap Jason sebentar, lalu menoleh lagi, tak tertarik menjawab pertanyaan Jason kecuali Steve yang memintanya.Menyadari Derek mengabaikan kata-kata Jason, Steve Hart mengambil inisiatif menjelaskan isi file itu, “Ayah, file ini-”“Siapa yang memberi izinmu bicara? Aku tidak menanyakan padamu, menantu tak guna!” Jason memotong pembicaraan Steve, ia tak mau sedikitpun me

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 66

    Setelah menghina Steve Hart, Olivia Cattegirn, ibu mertua Steve, menarik tangan Steve ke suatu tempat.Steve hanya mengikuti kemana Olivia menariknya, sebelum melihat Agatha beserta seorang pria berusia sekitar 60 tahun duduk bersama di meja makan.Agatha Cattegirn terkejut mengetahui Steve Hart sudah kembali. Ia menyesal, dari sekian banyak kesempatan, kenapa Steve Hart malah pulang ketika suasana rumahnya begitu penuh dengan keluarga.Agatha khawatir Steve Hart akan menerima banyak hinaan di sana. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa.Jason Cattegirn, pria yang duduk di samping Agatha, menatap Steve Hart dengan tajam, penuh otoritas.Steve Hart hanya membungkuk di depan Jason, pria yang adalah ayah mertuanya, yang selalu tidak suka orang menatap matanya.“Aku dengar dari istriku, kamu sering keluar akhir-akhir ini?” Jason bertanya dingin.“Aku keluar karena ada urusan, Ayah,” Steve Hart mencoba menjelaskan.Jason Cattegirn menatap Steve dengan wajah tak senang, “Urusan apa yang bisa d

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 65

    Setelah urusannya dengan Foster Construction selesai, Steve memutuskan kembali ke rumah untuk memberitahu kabar baik pada warga lingkungan.Mereka menyambut berita yang dibawa Steve dengan penuh rasa syukur, bahkan mereka berterima kasih karena Steve bersedia membantu hingga masalah di lingkungan mereka selesai total.Bagi mereka, Steve adalah pahlawan. Banyak warga setempat datang ke rumah Steve untuk mengucapkan terima kasih dan memberi hadiah.Beberapa bahkan datang membawa uang sebagai tanda terima kasih, yang tentu saja tidak banyak mengingat sebagian besar mereka hidup pas-pasan. Namun, Steve tegas menolak semua hadiah karena ia tahu uang itu jauh lebih dibutuhkan oleh mereka.Steve paham, masyarakat sekitar hidup jauh dari kata kaya. Maka dari itu, Steve hanya mau menerima ucapan terima kasih, bukan hadiah mereka.Pagi itu, Steve sudah berdandan rapi, bersiap untuk pergi. Ia sudah beberapa hari tinggal di rumah ibunya, dan harus segera kembali ke rumah keluarga istrinya.“Anakk

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status