Share

105. Semangat move on

Hendrik sudah menungguku di teras kos tapi tidak ada debaran seperti saat Kian yang menungguku. Semuanya terasa biasa.

Ini menandakan jika aku masih mencintai Kian, bukan yang lain.

"Maaf ya naik motor." Ucapnya lirih.

Aku tersenyum tipis. "It's okay Hend."

Hendrik melajukan motor maticnya dengan hati hati. Dan aku duduk menyamping sambil memangku clutch bag.

Sembari menikmati perjalanan menuju lokasi, memori saat Kian mengajakku pergi ke kondangan kembali terlintas. Mungkin aku merindukannya.

Saat di dalam mobil....

"Kali ini Lo akan gue ajak bermain drama yang total." Ucapnya tetap fokus menyetir.

"Drama?" 

"Sha, bantu gue bikin mempelai perempuan sakit hati. Kita pura pura romantis sepanjang resepsi. Sebelumnya gue minta maaf kalau nanti gue bakal pegang tangan Lo." 

Kian mengatakan dengan hati hati agar aku tidak tersinggung. 

"Oke. Kita saling menguntungkan." 

Kian tersenyum

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status