Share

Senyum untuk Paralio

Setelah membayar sate, aku bergegas kembali ke mobil. Namun alangkah terkejutnya ketika mendapati Affar seperti ingin muntah dengan raut menahan yang tidak seperti biasa. Memaksa Affar memakan sate kambing bukanlah hal tepat ketika sedang sakit. Mungkin lebih baik membelikannya obat.

Beruntung ada toko peracangan di seberang mobil Affar. Lalu aku membeli permen dan minuman manis untuk meredakan mualnya.

Yang membuatku simpatik adalah bagaimana bisa ia menjaga diri dengan baik jika siapapun yang tinggal bersamanya di rumah tidak ikut menjaganya. Ah ... aku lupa, jika wanita yang bersamanya di rumah ikut menjaga Affar bukankah itu berbahaya untuk posisiku?

Bila ada yg lebih perhatian bukankah Affar akan lari ke arahnya lalu melupakan aku?

Oh tidak, lebih baik begini saja. Biar aku yang selalu ada untuknya dari pada wanita manapun itu.

Setelah lebih baik ia menyandarkan diri dengan melirikku lemas. Ia ingin protes tapi lebih sayang dengan tenaganya.

"Permisi, Pak, tujuan kita se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status