Share

Aku Bukan Sampah
Aku Bukan Sampah
Penulis: Zukma_Artajaya

BAB 1

Kring....kring.... terdengar suara jam weaker kuno berbunyi menandakan hari sudah pagi. waktu itu sudah menunjukkan pukul 06.00. Saat itu sosok pemuda tampan terbangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus karena ada jadwal perkuliahan. Ya...pemuda itu adalah Yoga. seorang mahasiswa di universitas ternama di kota Bandung. Ya....Yoga kuliah di Universitas Cahaya Bangsa. Dia seorang mahasiswa yang ulet dan juga pandai. Meskipun keadaannya sangat kekurangan. Dengan sigap dia beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas untuk membersihkan diri karena hari ini ada jadwal perkuliahan.

Selesai mempersiapkan dirinya. Dia mengendarai sepeda listrik ke kampusnya. melaju dengan kencang dijalan raya dengan cepat. Sesampainya dikampus dia meletakkan sepeda listriknya di parkiran. tetapi tiba-tiba ada yang mengejutkannya.

" Minggir...." bentak seorang gadis di belakang Yoga.

Yoga pun menoleh untuk melihat siapa yang membentaknya pagi-pagi ini. Tampak sosok gadis yang cantik dan anggun berada di sebuah mobil Daihatsu Sirion yang berhenti dibelakang Yoga dengan ekspresi marah seperti ingin menerkam sesuatu yang menjijikan.

" Ada apa?" Kata Yoga sambil menatap gadis itu.

Gadis itu mendengus " Sepeda listrik konyolmu itu tidak pantas diparkirkan disini! disini tempat parkir mobil-mobil mewah! sepedamu itu hanya mengotori tempat ini!...

Yoga menatap dingin gadis itu " Bukankah ini tempat umum! kenapa aku tidak boleh parkir disini".

" Pokoknya minggir!!! Mobilku mau parkir! kalau tidak akan aku tabrak sepedamu itu!

" Aliceee " terdengar suara memanggil dari gerbang kampus.

" Aduuuhh...Alice, kenapa pagi-pagi kau sudah cemberut begitu".

Alice dengan cepat menjawab " lihatlah Yul...ada orang menjijikan yang ingin menempati tempat parkirku".

" Hei... ini tempat umum! siapapun berhak parkir disini!" Teriak Yoga yang semakin kesal.

Yuli melihat Yoga dengan acuh. Dia membentak " Dasar orang miskin ga tau diri!!! pergi sana!! mukamu itu buat aku muntah!!

Yoga terkejut...tetapi Yoga sadar. Dia memang orang miskin dan kebanyakan orang selalu merendahkan dirinya. Dia tidak mau berdebat lagi. " Baiklah".

" Baguss...jangan membuat kami merasa mual" Timpal Alice dingin.

Yoga pun menuntun sepedanya menjauh dari kedua gadis itu. ...

Setengah jam kemudian Yoga berjalan di koridor kampus. Hingga dari kejauhan ada seseorang yang memanggilnya. " Yogaaa...kemari sebentar".

Yogapun menoleh dan mendapati sosok wanita berkaca mata yang memanggil dirinya. Diapu bergegas menghampiri wanita tersebut.

" Selamat pagi bu Karina...ibu memanggil saya?....sapa Yoga kepada wanita itu yang tidak lain adalah dosen wali Yoga.

" Ya yoga...ada informasi yang harus ibu sampaikan kepada kamu" Jawab bu Karina.

" Apa bu? " Yoga penasaran sekali....bu Karina menunduk seperti terjadi masalah " Dekan memanggilmu...kamu diminta ke kantor dekan sekarang".

Yoga sangat terkejut mendengarnya. "Ada apa ini?" batin Yoga. Yoga sudah bisa menebak masalah yang akan dibahas dekan. Yoga hanya bisa mengangguk pasrah " baik bu". Yoga kemudian berjalan menyusuri koridor menuju ruang Dekan. Dia berjalan sambil melamun sehingga banyak mahasiswa dan mahasiswi memperhatikannya tanpa dia sadari. Tiba-tiba terdengar sebuah panggilan dari arah belakangnya yang membuat Yoga terkejut. "Yoga..." suara seorang gadis yang sangat cantik dan anggun sedari tadi sudah berada dibelakang Yoga tanpa dia sadari. Yoga langsung menoleh dan menatap gadis itu kemudian memaksa diri untuk tersenyum "Hmmm...Oh Annet?".

" Dari tadi aku lihat kamu jalan sambil melamun, sampai-sampai tidak tahu aku ada dibelakangmu...haha memangnya apa yang kamu lamunin? apa kamu sedang jatuh cinta?" Annet terkekeh melihat wajah panik Yoga. Annet adalah ketua kelas dan sekaligus teman sekelas Yoga. Tidak peduli semua teman sekelasnya merendahkan Yoga tetapi Annet selalu baik padanya.

" Ah tidak kok..." Yoga segera menepis dugaan Annet. Annet mengerutkan keningnya bingung " lalu kenapa?". Yoga menghela nafas " Tidak apa-apa...hanya dipanggil keruang dekan".

Annet terkejut dan tidak bisa menahan untuk bertanya lagi " Kenapa kamu dipanggil ke ruang dekan?''. Yoga menunduk pelan, wajahnya memerah "aku tidak tahu".

" Berdoa saja mudah-mudahan kau semakin cepat dikeluarkan dari kampus ini!" seseorang berkata dari kejauhan dan membuyarkan mereka berdua. Sontak Yoga dan Annet menoleh ke arah sumber suara tersebut. Melihat gadis yang sedang memandang dingin kepada Yoga, Annet mengerutkan alisnya "Michelle...apa maksud kamu? dan kenapa kamu berharap Yoga di keluarkan". 

Michelle menatap tajam kearah Yoga " Ya iyalah aku sangat berharap dia segera dikeluarkan! kampus kita ini kampus elit! dia ga pantas kuliah disini!" kemudian dia mengucapkan kalimat pelan " kamu.....hanya kotoran yang harus dibersihkan!".

Annet tidak tahan pada makian Michelle. Terlebih lagi dia tidak tega kepada Yoga " Michelle...Jaga bicaramu!" Annet mendengus kesal. Michelle adalah sahabatnya tetapi dia juga tidak mau Michelle merendahkan Yoga. " Annet....untuk apa sih kamu selalu baikin pada orang ini. Justru aku sedang melindungimu agar tidak tertular dengan virus kotor yang dibawa olehnya" Michelle menjawab ketus sambil menunjuk ke arah Yoga dengan tatapan sinis. Kemudian berbalik meraih tangan Annet dan membawanya pergi dari hadapan Yoga. Annet tidak kuasa, dia kemudian mengikuti Michelle sambil menoleh ke arah Yoga. Yoga hanya berdiri terpaku. Timbul pikiran terbesit dalam otak Yoga " apakah aku akan benar-benar dikeluarkan?".

Yoga tidak berani memikirkannya. Dia kemudian berbalik berjalan menyelusuri koridor kampus menuju ke ruang dekan yang berada di ujung koridor. Semua orang melihatnya sinis tetapi Yoga hanya bersikap cuek. Dia sadar dirinya memang orang yang sangat miskin. Kebanyakan Mahasiswa dan Mahasiswi dikampus itu berasal dari anak orang-orang terpandang. ada yang anak pejabat dan ada juga anak orang kaya raya. sedangkan dia bukanlah siapa-siapa.

Yoga terus berjalan tanpa menghiraukan gadis-gadis mahasiswi di sepanjang koridor yang berbisik-bisik mengenai dirinya. bahkan ada yang mengatakan aga keras kepada temannya "Sayangnya...tampan tapi miskin...apa yang bisa didaoat kalau cuma modal tampang doang" Gadis yang disebelahnya pun menganggukan. Yoga tetap cuek dan terus berjalan. Sampailah Yoga di ujung koridor tempat ruangan yang dia tuju. Terdapat pintu mewah terbuat dari kayu jati yang besar didepan. Lengkap dengan ukiran khas dari Jepara. Timbul rasa bimbang Yoga bercampur dengan rasa takut memasuki ruangan tersebut. Dia hanya berdiri di depan pintu itu. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan berkata " Yakinlah...semua pasti ada jalan keluar. Jangan pesimis ya Yoga". Yoga berbalik dan memandang seseorang yang dihadapannya saat ini. Ternyata yang berdiri di depannya adalah dosen walinya yang sering dipanggil dengan bu Karina oleh mahasiswa dan mahasiswi dikampus ini. Ya...namanya adalah karina hasyim salah satu dosen muda nan cantik di Universitas Cahaya Bangsa. Dia memiliki temperamen yang sangat halus dan baik hati. Sehingga banyak yang mengidolakannya. Terutama dikalangan para mahasiswa.

" Baik bu..." Yoga menganggukkan kepalanya dan bu Karina tersenyum lalu membalikkan badannya meninggalkan Yoga. Yoga akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu besar tersebut " Tok....Tok...Tok....".

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Satria Cahya
kebanyakan cerita sekarang mesti tokoh utamanya miskin, dan di bully..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status