Share

pertengkaran

"Tika... Tika... " suara Bagas beteriak

memanggil istrinya.

Kartika masih didapur menyiapkan makan malam seadanya. Ia mendengar suara Bagas memanggil namanya, tapi ia enggan menyahut, belum sembuh luka kemarin, sudah menancap luka baru oleh kelakuan Suaminya itu.

"Kamu itu budek atau apa sih? Capek aku manggil. kamu bukannya disahut, tuli kamu hah? " bentak Bagas tak peduli ada anak anak di rumah.

"Kamu gak lihat aku lagi masak? " sahut Kartika tak kalah garang.

"Kan bisa kamu sahut Tika, habis suaraku mangil manggil"

"Ada apa kamu manggil manggil? "

"Aku minta uang dua puluh ribu mau beli rokok" tanpa rasa malu Bagas meminta uang pada Kartika, dunia sudah terbalik, bukan istri minta uang pada suami, malah suami minta uang pada istri.

Dalam hati Kartika ingin memaki laki laki di depannya itu, sudah tak bekerja, kasar, main tangan, malah beraninya minta uang sama istri.

"Gak kebalik tuh? Harusnya aku yang minta uang sama kamu"

"Alah, gak usah banyak komentar, sini uang dua puluh ribu, udah dua hari aku gak ngerokok"

"Aku gak ada uang" sahut Kartika sambil memasak.

"Lah, itu kamu bisa beli beras, beli telur pakai apa coba? pasti kamu punya uang kan? "

"Aku ngutang sama Mas Wahyu, nanti waktu gajian dipotong, lagian kamu gak malu apa? bukannya kerja cari uang buat anak, malah minta uang sama aku"

Kartika sengaja berbohong agar Bagas tidak seenaknya saja minta uang padanya. Sebenarnya ada sisa uang yang diberikan Wahyu, tapi ia simpan untuk jajan anak anak besok.

"Berapa kamu minta sama Abangmu? pasti ada lebihnya kan? "

"Aku minjem lima puluh ribu, ya sudah habis aku pakai buat beli kebutuhan dapur"

"Ck... Kenapa kamu habisan sih? Boros banget jadi perempuan"

"Apa kamu bilang? Aku boros? Hai Mas Bagas, bukannya terima kasih karena aku udah ngutang agar kamu bisa makan, kamu malah ngatain aku boros, gak tahu Terima kasih kamu ya? gak ada syukurnya istri minjem duit buat anakmu gak kelaparan, kerja sana! "

"Alah, males aku bicara sama kamu, hawa nya pingin ribut aja, aku mending kerumah ibuku saja"

'Yasudah, pergi sana, sekalian gak usah pulang lagi, dirumah pun gak ada gunanya' ucap kartika dalam hati, ia takut nanti malah kena tamparan Bagas seperti kemarin.

Bagas keluar rumah dengan motor bututnya, suara motornya yang memengkakkan telinga membuat siapa saja jadi emosi.

***

Dirumah ibunya, Bagas begitu dimanja wajar karena dia anak bungsu.

"Ma... Minta uang dong dua puluh ribu"

"Bentar ya mama ambil"

Bu Patmi- ibunya Bagas, janda pensiunan PNS. Walau tidak bekerja, beliau rutin mendapat uang pensiunan almarhum suaminya setiap bulan.

"Kamu belum dapat kerja nak?"

"Belum, jaman sekarang susah dapat kerjaan Mah, apalagi aku cuma ijazah SMA"

"Salah kamu sendiri, Mama suruh kuliah malah pacaran sama si Tika. Nyesel kan kamu sekarang"

"Alah, orang tamat kuliah pun banyak yang gak ada kerjaan kok Mah, jaman sekarang tuh harus ada orang dalam mah, terus satu lagi harus ada uang pelicin, baru dah kita bisa dapat kerja yang bagus"

Bu Patmi merasa ucapan Bagas ada benar ya juga, banyak tetangganya yang kerjanya bagus diperusahan atau kantor pemerintah rata rata punya saudara atau keluarga yang bantu.

"Gas, si Kartika kenapa gak bantu kamu sih, kan dia bisa jualan apa gitu, jualan kue kek, jualan cireng, cilok, atau jualan onlen macam si Reni tetangga kita, dia jualan onlen, banyak kok penghasilannya"

"Alah, bisa apa si Kartika itu? Paling jadi pembantu. Noh sekarang dia udah jadi pelayan di Warung Bakso milik Abangnya, si Wahyu"

"Ya bagus dong Dia udah kerja, bantu suami cari uang, jangan bisanya cuma minta uang saja"

"Bu, aku makin hari makin kesel deh sama Si Tika"

Bagas yang anak bungsu begitu dekat dengan ibunya, apa saja masalah rumah tangganya selalu di adukan pada sang Ibu. Apalagi si Ibu kurang suka pada menantunya, makin tak suka Patmi sama si Tika.

"Kesel kenapa sih Nak, cerita dong sama Ibumu"

"Dia mulai berani ngelawan aku Bu, mentang mentang dia udah kerja, dia gak hargai aku sebagai suami, dia bicara sekarang sudah kasar, berani bentak aku, dikatain ya aku 'gak ada otak' ya matahari lah aku"

"Trus, kamu diam saja dikatai begitu sama dia? "

"Ya enggak lah Bu, ku kasih pelajaran dia, ku tanpar dia sampe terhunyung, biar dia tau diri jangan berani sama suami"

"Betul tu, jadi istri itu harus nurut sama suami, durhaka kalau dia melawan suami"

Bu Patmi bukannya menegur anaknya yang sudah KDRT pada istrinya, ia malah membela anaknya. Makin besar kepala Bagas dibuatnya.

"Gak bisa di diemin bini macam dia, kenapa kamu gak cari istri lain aja sih Gas, yang lebih kaya, biar hidup kamu itu gak gitu gitu aja! "

"Wah benar juga ide Ibu"

Patmi mempengaruhi Bagas, bukannya memperbaiki hubungan rumah tangga anaknya, ia malah menyuruh Bagas kawin lagi. Itulah mengapa laki laki atau perempuan yang sudah berumah tangga tidak boleh menceritakan masalah rumah tangga pada orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Inilah akhibatnya, kalau orang yang kita jadikan tempat curhat itu baik, kalau tidak, bukannya merukunkan malah memisahkan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status