Share

pertengkaran

Penulis: Naka Turi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-27 16:23:38

"Tika... Tika... " suara Bagas beteriak

memanggil istrinya.

Kartika masih didapur menyiapkan makan malam seadanya. Ia mendengar suara Bagas memanggil namanya, tapi ia enggan menyahut, belum sembuh luka kemarin, sudah menancap luka baru oleh kelakuan Suaminya itu.

"Kamu itu budek atau apa sih? Capek aku manggil. kamu bukannya disahut, tuli kamu hah? " bentak Bagas tak peduli ada anak anak di rumah.

"Kamu gak lihat aku lagi masak? " sahut Kartika tak kalah garang.

"Kan bisa kamu sahut Tika, habis suaraku mangil manggil"

"Ada apa kamu manggil manggil? "

"Aku minta uang dua puluh ribu mau beli rokok" tanpa rasa malu Bagas meminta uang pada Kartika, dunia sudah terbalik, bukan istri minta uang pada suami, malah suami minta uang pada istri.

Dalam hati Kartika ingin memaki laki laki di depannya itu, sudah tak bekerja, kasar, main tangan, malah beraninya minta uang sama istri.

"Gak kebalik tuh? Harusnya aku yang minta uang sama kamu"

"Alah, gak usah banyak komentar, sini uang dua puluh ribu, udah dua hari aku gak ngerokok"

"Aku gak ada uang" sahut Kartika sambil memasak.

"Lah, itu kamu bisa beli beras, beli telur pakai apa coba? pasti kamu punya uang kan? "

"Aku ngutang sama Mas Wahyu, nanti waktu gajian dipotong, lagian kamu gak malu apa? bukannya kerja cari uang buat anak, malah minta uang sama aku"

Kartika sengaja berbohong agar Bagas tidak seenaknya saja minta uang padanya. Sebenarnya ada sisa uang yang diberikan Wahyu, tapi ia simpan untuk jajan anak anak besok.

"Berapa kamu minta sama Abangmu? pasti ada lebihnya kan? "

"Aku minjem lima puluh ribu, ya sudah habis aku pakai buat beli kebutuhan dapur"

"Ck... Kenapa kamu habisan sih? Boros banget jadi perempuan"

"Apa kamu bilang? Aku boros? Hai Mas Bagas, bukannya terima kasih karena aku udah ngutang agar kamu bisa makan, kamu malah ngatain aku boros, gak tahu Terima kasih kamu ya? gak ada syukurnya istri minjem duit buat anakmu gak kelaparan, kerja sana! "

"Alah, males aku bicara sama kamu, hawa nya pingin ribut aja, aku mending kerumah ibuku saja"

'Yasudah, pergi sana, sekalian gak usah pulang lagi, dirumah pun gak ada gunanya' ucap kartika dalam hati, ia takut nanti malah kena tamparan Bagas seperti kemarin.

Bagas keluar rumah dengan motor bututnya, suara motornya yang memengkakkan telinga membuat siapa saja jadi emosi.

***

Dirumah ibunya, Bagas begitu dimanja wajar karena dia anak bungsu.

"Ma... Minta uang dong dua puluh ribu"

"Bentar ya mama ambil"

Bu Patmi- ibunya Bagas, janda pensiunan PNS. Walau tidak bekerja, beliau rutin mendapat uang pensiunan almarhum suaminya setiap bulan.

"Kamu belum dapat kerja nak?"

"Belum, jaman sekarang susah dapat kerjaan Mah, apalagi aku cuma ijazah SMA"

"Salah kamu sendiri, Mama suruh kuliah malah pacaran sama si Tika. Nyesel kan kamu sekarang"

"Alah, orang tamat kuliah pun banyak yang gak ada kerjaan kok Mah, jaman sekarang tuh harus ada orang dalam mah, terus satu lagi harus ada uang pelicin, baru dah kita bisa dapat kerja yang bagus"

Bu Patmi merasa ucapan Bagas ada benar ya juga, banyak tetangganya yang kerjanya bagus diperusahan atau kantor pemerintah rata rata punya saudara atau keluarga yang bantu.

"Gas, si Kartika kenapa gak bantu kamu sih, kan dia bisa jualan apa gitu, jualan kue kek, jualan cireng, cilok, atau jualan onlen macam si Reni tetangga kita, dia jualan onlen, banyak kok penghasilannya"

"Alah, bisa apa si Kartika itu? Paling jadi pembantu. Noh sekarang dia udah jadi pelayan di Warung Bakso milik Abangnya, si Wahyu"

"Ya bagus dong Dia udah kerja, bantu suami cari uang, jangan bisanya cuma minta uang saja"

"Bu, aku makin hari makin kesel deh sama Si Tika"

Bagas yang anak bungsu begitu dekat dengan ibunya, apa saja masalah rumah tangganya selalu di adukan pada sang Ibu. Apalagi si Ibu kurang suka pada menantunya, makin tak suka Patmi sama si Tika.

"Kesel kenapa sih Nak, cerita dong sama Ibumu"

"Dia mulai berani ngelawan aku Bu, mentang mentang dia udah kerja, dia gak hargai aku sebagai suami, dia bicara sekarang sudah kasar, berani bentak aku, dikatain ya aku 'gak ada otak' ya matahari lah aku"

"Trus, kamu diam saja dikatai begitu sama dia? "

"Ya enggak lah Bu, ku kasih pelajaran dia, ku tanpar dia sampe terhunyung, biar dia tau diri jangan berani sama suami"

"Betul tu, jadi istri itu harus nurut sama suami, durhaka kalau dia melawan suami"

Bu Patmi bukannya menegur anaknya yang sudah KDRT pada istrinya, ia malah membela anaknya. Makin besar kepala Bagas dibuatnya.

"Gak bisa di diemin bini macam dia, kenapa kamu gak cari istri lain aja sih Gas, yang lebih kaya, biar hidup kamu itu gak gitu gitu aja! "

"Wah benar juga ide Ibu"

Patmi mempengaruhi Bagas, bukannya memperbaiki hubungan rumah tangga anaknya, ia malah menyuruh Bagas kawin lagi. Itulah mengapa laki laki atau perempuan yang sudah berumah tangga tidak boleh menceritakan masalah rumah tangga pada orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Inilah akhibatnya, kalau orang yang kita jadikan tempat curhat itu baik, kalau tidak, bukannya merukunkan malah memisahkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Bukan Tulang Punggung   Tantangan Leha

    Bab 14"Hai, Dek Leha. Apa kabar? " Bagas yang baru tiba di warung Leha begitu bersemangat. "Eh, Abang Bagas. Mampir Bang, mau minum kopi? ""Boleh, kalau dek Leha yang buatin, apa aja boleh"Bagas duduk di kursi yang berada di dekat Leha, wanita berdandan menor itu terlihat cantik dengan kaos ngepas di badan, dan rok setengah lutut yang memperlihatkan betis putih mulusnya. "Dek Leha cantik banget hari ini, Abang jadi makin naksir""Emang biasanya, Adek gak cantik ya, Bang? ""Cantik dong, tapi hari ini makin cantik, makin sexy, ihh abang jadi gemes, pengen... ""Pengen apa, Bang? ""Ahh, pengen minum kopi buatan dek Leha, heheh"Bagas semakin bergairah melihat Leha yang memakai baju ketat, semakin memperlihatkan lekuk tubuh dan juga dada besarnya yang menonjol. "Ngomong ngomong, dek Leha kok betah sih, menjanda. Masak cewek secantik dek Leha gak ada yang naksir"Pancing Bagas memulai aksinya. "Bukannya gak ada yang naksir, Bang. Tapi adek aja yang gak mau, ""Loh, kenapa memangny

  • Aku Bukan Tulang Punggung   matre

    Bab 13Seluruh isi rumah sudah di geledah Bagas, namun tak juga ia temukan uang sepeserpun. "Bre*ngsek lu Tika, dimana lu sembunyikan uang gaji lu, hah? Bini gak becus, punya uang malah di umpetin. Awas ya, kalau ketemu itu uang, bakal gua habisin" umpat Bagas tak tahu diri. Seharusnya sebagai suami juga seorang ayah, ia merasa malu, mencari uang adalah tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab istri. Di saat keadaan sedang susah, uang tidak punya, bukannya bekerja mencari uang, Bagas malah asik bermain judi dan menggoda janda. "Hhaaahh... Dimana lu umpetin, bini beg0, pelit, dimana Tika? " kesal Bagas memaki istrinya yang tak salah. Karena kesal tidak menemukan yang ia cari, Bagas memilih pergi meninggalkan rumah yang sudah berantakan seperti kapal pecah. ***Di tempat lain, Kartika sedang menunggu antrian bank, ia berencana menabung sisa uang gajinya, ia ingin uang hasil jerih payahnya itu tidak habis semua, jika suwaktu waktu ia butuh uang, maka ia bisa mengambilnya. Hal yang pa

  • Aku Bukan Tulang Punggung   bertengkar lagi

    Bab 12TokTokTokSuara ketukan pintu berkali-kali membuat Kartika terbangun, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Meski mata Enggan untuk terbuka, Tika memaksakan diri untuk bangun. "TIKAAA... " suara dari depan rumah membuat Kartika menjadi geram. "Cepat buka pintunya"Dengan malas, Tika membuka pintu. Ketika pintu belum sepenuhnya terbuka, Bagas segera mendorong pintu hingga membuat Kartika terjatuh. "Auhhhh... " teriak Kartika dengan menahan sakit. "Lama banget sih, buka pintu aja lelet""Dasar gak punya tata krama, udah gedor rumah kayak maling, malah dorong aku sampai jatuh, bukannya minta maaf, malah nyalahin orang""Lu bilang apa? Gue gak punya tata krama? ""Iya, kamu bahkan tak punya hati""Lu ngajak ribut, hah? " Teriak Bagas tak peduli dengan anak-anak yang sedang tidur. "Serah, aku ngantuk, capek, mending aku tidur dari pada ngadepin kamu" Tanpa peduli dengan ocehan Bagas, Kartika segera masuk ke dalam kamar. "Hei, Tika. Lu denger ya, semakin hari lu semakin

  • Aku Bukan Tulang Punggung   Warung Leha

    Bab 11"Hai, dek Leha yang cantik dan sexy... Pesen pisang gorengnya dong! " Bagas mencoba merayu janda kembang incaran banyak lelaki hidung belang itu, si Janda yang sedang sendirian tersenyum genit mendengar pujian Bagas. "Eh.. Bang Bagas, duduk dulu Bang. Mau neng buatin kopi? ""Kalau dek Leha yang buatin, pasti Abang mau"Leha mengambil satu bungkus kopi sachet yang sudah tergantung di dinding warung miliknya. Tangan kanannya mengambil gunting untuk membuka bungkus kopi sachet. "Pakai gula gak Bang? ""Gak udah dek, kalau dek Leha yang buatin, pasti Kopi nya manis""Ah... Abang bisa aje, "Melihat tidak ada orang lain di dalam warung, Bagas mulai melancarkan aksinya. "Dek Leha... ""Iye, Bang""Adek kok makin hari, makin cakep aje. Abang jadi jatuh hati sama dek Leha""Abang bisa aje, udah dari orok kali bang adek udah cantik""Oiya, dek Leha udah ada yang punya belum? ""Ada, Bang. Tuh enyak ama babeh. ""Kalau itu sih, Abang juga tahu. Maksud abang, adek udah ada pasangan,

  • Aku Bukan Tulang Punggung   Bagas pingin kawin lagi

    Kartika pulang ke rumah dengan hati gembira, di tangannya sudah ada dua bungkus nasi uduk dengan ayam goreng. Makanan kesukaan Zahara dan Adit. "Assalamu'alaikum" Dua bocah yang sedang belajar itu segera berlari membuka pintu depan. "Waalaikum salam, yeee mama sudah pulang" seru Adit kegirangan. "Mama bawa pulang nasi dan ayam goreng""Asik... Kita makan enak hari ini" Zahara tak kalah girang. "Ayah kalian kemana? " "Belum pulang, Ma"Hal yang selalu Kartika dapati ketika ia pulang kerja, Bagas selalu tak ada di rumah, padahal sebelum ia bekerja, Bagas sudah berjanji untuk menjaga kedua anaknya. "Ya sudah, kita makan yuk. Mama udah laper nih""Yuk, Ma... "Zahara segera mengambil dua buah piring dan juga air putih, Kartika membuka bungkus nasi uduk, bau harum nasi gurih menyeruak. "Harum sekali, Ma ""Yuk, kita baca do'a dulu"Ketiganya mengadakan tangan laluembaca do'a sejenak. Satu bungkus nasi uduk disodorkan Kartika untuk Adit, dan satu bungkus lagi dia makan berdua dengan

  • Aku Bukan Tulang Punggung   gajian

    Bab 9Hari ini, tepat sebulan Kartika bekerja di kedai Bakso milik Wahyu. Kartika sudah berharap cemas akan gaji yang akan diperolehnya. Kartika pagi pagi sekali sudah bersiap siap berangkat ke kedai Bakso milik Wahyu, dengan sepeda butut miliknya. Anak anaknya sudah berangkat sekolah, rumah sudah bersih dan rapi. "Selamat Pagi, Mas. " sapa kartika pada rekan kerjanya yang lebih tua. "Pagi juga Tika, pagi pagi sekali udah nyampe""Iya Mas, cepet kelar kerjaan rumah"Kartika segera masuk ke dalam kedai untuk membersihkan lantai warung yang terlihat kotor dan banyak sampah. Dengan cekatan tangan Kartika mengayun sapu ke lantai, lima belas menit kemudian lantai sudah terlihat bersih dan rapi. "Tika... " Suara yang tak asing di telinga Kartika. Wanita berparas Ayu itu segera memalingkan wajah ke arah suara. "Iya... " Ternyata Mas Wahyu yang memanggilnya, Laki laki berkumis tipis itu melambaikan tangan ke arah Kartika, langsung Kartika menghentikan kegiatannya lalu berjalan mendekat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status