Share

2. Pemaksaan

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-01-25 12:10:02

“Mundur, Red.” Padahal King menyaksikan sendiri kalau adiknya sama sekali tidak melangkah maju, melainkan tetap di tempat, namun dia begitu suka melihat kepanikan di wajah Red yang selama ini hidup aman dan tenang di bawah naungan keluarga besar mereka. Red perlu diguncang.

“Jangan mengujiku,” geram Red sambil mengepal tinju. “Kau rupanya sengaja menggunakan ibu untuk memancingku datang bersama Mina.”

King terkekeh pelan, menyeret mulut pistolnya dari pelipis Mina, turun ke pipi, lalu menuju leher, memberi penekanan di sana. “Kau terlalu tegang, Red. Santailah sedikit. Aku cuma ingin melihat wajah saksi yang menonton perbuatan kita tempo hari.”

Mina memasang ekspresi datar. Terlihat tidak gentar. “Aku tidak dengan sengaja menonton aksi pembunuhan yang kalian lakukan.”

Pistol King menjauh dari leher Mina. Tertawa pelan, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Mina. “Aku mengawasimu, Mina Allerick. Jangan kira dengan menikahi adikku semuanya selesai.”

“Akan kuingat ancamanmu dengan baik.” Balasan Mina yang terdengar santai bergetar, membuat King merasa senang.

King melepas Mina. Pria itu melangkah ke samping, ke arah mobil yang baru datang. Mina tetap di sana, mengawasi pergerakan King. Sebelum masuk ke mobil yang pintunya sudah dia buka, King memperingati adiknya. “Mulai sekarang, kau sendirian.”

Red tidak menanggapi, malah didera sakit kepala hebat. Apa-apaan itu? Seharusnya King tidak lagi di sini sejak kejadian beberapa hari lalu. Kasus pembunuhan brutal yang juga melibatkan Red membuat Logan marah, lalu mengusir King. Bagi Logan, King selalu memperparah situasi yang memang sudah rumit.

Prinsip Logan sedari awal, bahwa tidak ada keterlibatan pihak tidak sebanding dalam setiap kegiatan ilegal mereka, apalagi bunuh membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

King sering kali gelap mata. Seperti haus darah, berkebutuhan membunuh yang tidak bisa berhenti dilakukan bila sudah memulai. Logan meragu, tidak bisa membuat si sulung memimpin. Pria tua itu berniat menggeser King dengan segera. Mengusirnya pergi dari negara ini salah satu caranya, namun bukan King Blackwood namanya kalau bersedia patuh.

“Tidak jadi masuk?” Mina bertanya pada Red yang fokus menatap kepergian mobil yang membawa King.

Red tersentak. Menatap Mina yang juga menatapnya. “Ayo, masuk.”

Mereka disambut oleh Jemima yang sudah pulih sepenuhnya. Wanita hangat yang langsung memperlakukan menantunya dengan sangat baik.

“Maafkan aku karena tidak hadir di upacara pernikahan kalian.” Meremas tangan Mina, Jemima berharap dimaafkan. Senyumnya hangat, tulus.

“Tidak apa-apa, Ibu. Pernikahan kami juga mendadak dilakukan,” jawab Red sebagai pembicara awal agar Mina mudah meneruskan basa-basi.

“Benar. Kenapa bisa mendadak dilakukan?” Pertanyaan polos Jemima mengundang senyum Mina terkembang sempurna.

“Karena aku hamil, Ibu.” Kebohongan yang tidak perlu. Terlalu berisiko. Membuat Red menoleh, menguliti Mina dengan tatapan tajamnya.

“Oh, Tuhan!” Jemima spontan memeluk Mina. Mendekap penuh kasih sayang, membelai-belai rambut lurus panjang Mina yang sedikit bergelombang. “Ya, Tuhan, terima kasih.”

Mina terus diberkati lewat semua ucapan baik dan harapan tulus Jemima sampai akhirnya Red tidak nyaman, malah mengajak Mina pulang dengan menggunakan berbagai alasan. Namun Jemima terus menahan Mina. Bahkan ibunya Red mengusir putra bungsunya itu untuk pergi saja duluan, selagi meminta Mina menetap hanya agar bisa terus mengusap-ngusap perut Mina yang isinya cuma sandwich.

“Tadi King ke sini?” Red baru ingat untuk menanyakan perihal kakaknya pada ibu mereka.

Jemima menoleh karena Red mempertanyakan King. King selalu butuh perhatian khusus darinya, sehingga dia jarang melewatkan apa pun, kecuali yang memang tidak boleh dia tahu.

“Dia datang kemarin malam. Agak larut, jadi sekalian menginap.”

Kening Red mengernyit. Terbaca sudah niat King di benaknya. “Dia meminta Ibu mengundangku ke rumah?”

Jemima menggeleng. “Tidak, Nak. Justru aku yang memberitahukan rencanaku padanya, tapi dia malah pergi ketika kalian akan singgah.”

Red tidak mudah percaya begitu saja. Baginya, King adalah kesayangan ibunya, begitu pun sebaliknya. King mencintai ibu mereka melebihi siapa pun. Perpisahan Jemima dan Logan juga berkat campur tangan King yang tidak suka ibunya yang murni, terkontaminasi oleh ayahnya yang ‘kotor’ dengan segala bisnis ilegal yang dimiliki. Padahal sendirinya pun tidak lebih baik dari Red apalagi Logan.

Aneh. King tidak normal. Red setuju dengan penilaian ayahnya terhadap sang kakak.

Akhirnya diizinkan pulang setelah Jemima mewanti-wanti Red agar siap siaga setiap saat menjaga si istri, Mina malah mendapat perlakuan buruk pertamanya sejak peringatan Jemima terucap.

“Keluar,” usir Red tanpa menoleh. Mobil ditepikan di pinggir jalan yang ramai. Dia butuh ketenangan. Mina dan King membuatnya sakit kepala.

Mina tertawa pelan. “Kau marah karena aku membohongi ibumu?”

“Keluar, Mina Allerick.” Red masih berusaha mempertahankan kewarasannya.

“Okay, okay.” Mina membuka pintu mobil, lalu ingat kalau tadi keluar rumah dengan cara diangkut paksa tanpa sempat membawa apa-apa. “Berikan aku uang.”

Red menghela napas. Mengosongkan pikiran dari banyaknya hal rumit. “Bertahanlah di luaran tanpa uang.”

Dengan seribu gengsi, Mina tentu saja turun tanpa bersedia mengemis pada suaminya. Membiarkan kini dirinya ditinggal. Sekarang sudah lebih dari dua puluh menit.

Mina sengaja tidak pergi karena mengira mungkin saja Red cuma menggertak, mengujinya. Duduk di sana sambil melihat merpati mendarat dan terbang berkerumunan, sampai-sampai dia bosan dan menggerutu. Sialan! Apa yang kuharapkan darinya? Mana mungkin dia akan kembali untuk menjemputku.”

Setelah akhirnya bertanya pada orang-orang sekitar kenapa tidak ada taksi yang melintas, seketika Mina sadar Red memang sudah berencana sejak awal menurunkannya di kawasan yang sulit menemukan kendaraan umum berlalu lalang.

Mina tidak mau bertindak gegabah. Cukup sekali saja dia mengalami kesialan terparah dan terbesar dengan menjadi saksi pembunuhan brutal yang bisa mengacaukan mentalnya. Di kesempatan lain, tidak boleh ada tindakan sembarangan yang dapat berakibat fatal.

Tidak mau membuang tenaga dengan berjalan kaki tanpa tentu arah, Mina tetap berusaha tenang—mempertahankan rasa bosan menonton kawanan merpati agar tetap terjaga, karena hari sudah sore. Dan ... terlihat gerimis mulai turun.

“Ayo, pulang ke rumahku.”

Mina menoleh ke samping. Pantas tidak terasa ditetesi gerimis yang makin deras, rupanya dia dipayungi oleh seseorang.

Seseorang yang seketika membuat raut wajah Mina menjadi datar, tanpa ekspresi. King! Pria itu kini tengah mengajak Mina pulang ke rumahnya.

“Untuk apa—”

“Ikut saja. Aku memaksamu.” King menodongkan pistolnya secara tersembunyi ditutupi oleh mantel panjangnya ke arah Mina. Tepat dari samping.

Mina merasakan mulut pistol ada di perut bagian samping. Menyerah daripada menerima tindakan tiba-tiba yang tidak bisa diprediksi. Dia kehilangan rasa takutnya. Kewarasannya pun entah ke mana.

Mina berdiri, menerima payung yang disodorkan King padanya. Tidak menoleh malah.

“Jalan.” Pistol disimpan King ke tempat asalnya, sementara lengan kanannya merangkul pinggang Mina. Membuat mereka merapat, berjalan beriringan.

Angin rupanya bertiup, menerbangkan payung yang digenggam pegangannya dengan setengah hati oleh Mina. Makin kencang berembus, Mina berniat mengejar, namun King menahannya.

“Biarkan saja.” King menggenggam tangan Mina, menarik kuat wanita itu agar mau berlari bersamanya menuju mobil.

“Hatchi!” Mina bersin-bersin. Seruangan mobil King ribut dengan suara ‘hatchi’ yang berulang-ulang.

Karena perjalanan menuju ke tempat mobil King terparkir cukup jauh, menyebabkan keduanya basah.

“Hei, jangan sentuh aku!” Mina menepis tangan King yang berusaha menarik blus basah yang menempel di tubuhnya.

“Semakin kau melawan, semakin kupaksa.” Kali ini King tidak mengancam menggunakan pistol.

“Coba saja.” Mina balas mengancam, lalu menjaga jarak aman. Kedinginan, biarlah. Kembali bersin, ribut bukan main.

King melepas mantel yang menjadi sedikit berat karena basah. Menyisakan sweater hitam yang lembab di tubuhnya. Melihat Mina makin menggigil, kembali tangannya memaksa.

Mina tetap melawan. Melayangkan kepalan tinjunya yang gemetar, namun berhasil ditangkap oleh King.

“Semakin kau melawan—”

“Aku akan terus melawan,” sela Mina, membantah, menantang. Satu tangannya yang bebas digunakan untuk mendorong dada King yang keras, kuat. Sadar kemudian bahwa tidak ada gunanya, Mina menggunakan cara lain. Menampar pipi kanan King yang langsung dibalas jambakan rambut oleh pria itu. Aksi mereka cepat. Saling serang, langsung balas.

Wajah King berada di atas ekspresi datar Mina yang kepalanya mendongak. “Seharusnya kubunuh saja kau sekalian dengan mereka malam itu. Kalau bukan karena berada di bawah perlindungan ayah, kupastikan kau cuma tinggal nama.”

Jambakan dihentak lepas oleh King. Saat kepala Mina terbebas, dia langsung meludahi wajah King tanpa ragu-ragu.

“Bunuh saja aku kalau kau bisa,” tantang Mina. Bersiap membuka pintu mobil, namun King lebih dulu menangkapnya.

“Bajingan—mmph!” Mina tidak meronta, namun meninju King semampunya. King menghisap dan menggigit bagian bawah bibir Mina. Ciuman tiba-tiba yang dipaksakan.

Mina mengangkat lutut, tapi King membuat mereka terjatuh ke belakang karena kursi diturunkan. King berada di atas tubuh Mina. Sehingga tidak sempat lagi bagi Mina untuk menendang King, sebab King segera menjepit kedua kaki Mina di antara sisi tubuhnya.

Selagi King menyiksa Mina dengan ciuman ganasnya, saat lidah King menyusup masuk ke dalam mulut Mina, di situlah Mina menggigit lidah King kuat-kuat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   85. Bukan Akhir yang Sempurna

    Red terlihat terkejut, lalu menunduk, menghindari tatapan Mina. “Mina ... aku minta maaf. A-aku tidak pernah bermaksud begini. Aku tidak mau kau pergi. Aku cuma ... butuh waktu untuk ini.”“Waktu?” Mina melangkah lebih dekat. “Waktu tidak akan menunggu anak-anak kita tumbuh. Mereka butuh stabilitas sekarang, Red. Kita harus jadi tim. Kalau kalian mencintaiku, kalian akan mencintai mereka juga. Menerima keputusan dan rencana yang ingin kulakukan untuk kita semua.”Sunyi melingkupi ruangan beberapa detik sebelum King mendekat, memegang erat tangan Mina. “Aku akan melakukan apa pun yang kau katakan, Mina. Tapi jangan coba-coba mengambil keputusan untuk meninggalkanku.”Mina menarik napas dalam, menatap King dan Red. “Bukan aku yang harus memutuskan, King. Itu ada di tangan kalian berdua. Ikuti aturanku atau tidak sama sekali. Aku bebas pergi, jika kalian memutuskan tidak setuju dengan aturanku.”***Mina merasa kontradiksi saat kontraksi pertama datang. Di satu sisi, dia merasa ketakutan

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   84. Akhir?

    King menarik napas panjang sebelum tiba-tiba menyeringai penuh kepuasan. “Aku tahu ini akan terjadi. Aku tahu kau akan memilihku. Kau pun tidak tahan untuk tidak mengandung bayi dariku.” Nadanya menggoda, tapi jelas sangat bangga.Namun, momen itu segera terganggu oleh suara pintu lain yang terbanting. Red masuk dengan wajah kecewa, menekan semua emosi sekuat tenaga. Dia memang masih Red Blackwood yang dulu, namun sejak Ophelia hadir, hubungan King dan Mina yang terlalu intim di matanya, tidak lagi terasa mengganggu.“Begitu rupanya.” Suaranya sedikit bergetar, tapi Red tertawa. “Aku dengar dari ibu, kalau kau mau mengandung bayi hasil dari hubungan dengan pria yang paling kau cintai. Itu artinya dia?”Mina berdiri, mencoba memberi penjelasan. “Red, ini bukan cuma soal cinta. Karena aku pun menyayangimu. Kalau kau ingin kita berpisah, aku tidak bisa melakukannya, karena itu artinya Ophelia harus bersamaku.”Mina menambahkan, agar tidak ada lagi kesalahpahaman. Sejak awal, bukan dia ya

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   83. Tidak Sanggup Menahannya Lagi

    King tentu menggunakan kesempatan itu untuk menyusup masuk.King memasuki kamar Jemima tanpa ragu, hampir tanpa suara. Dia ahli dalam bertindak begini. Sebelum pada tujuannya, ditatapnya sejenak bayi Mina dan Red.“Ophelia, jangan sampai terbangun, apalagi berisik kalau tidak ingin aku marah dan membawamu pada ayahmu. Tetap tenang,” ucap King dalam suara pelan dan berat.Kini matanya langsung tertuju pada Mina yang terlelap di sisi ranjang. Wajah si istri terlihat begitu tenang, rambutnya sedikit berantakan menyentuh pipi. Sesuatu di dalam dada King bergemuruh, seperti kebahagiaan kecil yang sulit dijelaskan. Belakangan, entah kapan tepatnya, ada banyak perasaan ‘brutal’ pada Mina jadi melemah, bukan berkurang, tapi seakan melembut dengan sendirinya.King berjalan mendekat, mengatur langkahnya agar tidak terlalu berat.Duduk di tepi ranjang, membiarkan ujung jarinya dengan lembut menyentuh rambut Mina, menyelipkannya ke belakang telinga. Reaksi Mina sedetik kemudian—menggeliat pelan,

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   82. Menyelinap Masuk

    Sudah dua hari berlalu dari seks agak lama di mobil dan kembali hal serupa terulang.Kali ini, tangga. Tangga menuju kamar atap, menjadi saksi selanjutnya. Mina sedang naik duluan, membawa sekeranjang pakaian kotor, saat King tiba-tiba menarik pinggangnya dari belakang.Mina hampir jatuh, tapi King memegangnya erat-erat, mendorong sampai punggung Mina menempel ke dinding tangga.King menarik celana Mina dengan cepat, tangannya masuk ke dalam, menyentuh Mina sampai si istri mengerang pelan. Mina mencengkeram pegangan tangga, mencoba menahan diri.King tidak bicara, langsung membuka celananya sendiri. Dia mengangkat satu kaki Mina, meletakkan di bahunya, lalu masuk ke dalam Mina dengan gerakan keras.Selain tangganya sempit, mereka harus cepat karena situasi tidak mendukung. Mina menggigit bibirnya agar tidak bersuara, tapi King menarik dagunya, mencium bibirnya kasar ketika akhirnya ada desah yang sempat lolos sedetik lalu.Mereka bergerak bersama, membawa getaran hebat yang menjalar p

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   81. Mobil Suci yang Ternoda

    Mina tahu perasaannya tak sederhana. Antara King dan Red. Ada dorongan yang tak bisa dibendung, perasaan yang terjebak antara dua dunia, dua suami yang sangat berbeda. Kali ini lebih menantang karena mereka berbaur bersama di satu atap. Beruntung sekarang Jemima sering berada di tengah-tengah mereka, mengurangi kegiatan sosialnya demi untuk cucu tercinta.Jemima-lah yang membuat jarak di antara King, Mina dan Red benar-benar punya celah. Dan itu sungguh bagus.Red sedang keluar, katanya bertemu Logan sementara Jemima tengah membawa Ophelia jalan-jalan di seputaran rumah—halaman depan, juga memamerkan si cucu pada tetangga.Mina ditarik King ke sini. Ditatapnya ke depan, mata terfokus pada pintu garasi yang tertutup rapat.Suasana di dalam mobil terasa sunyi. Cuma ada suara debar jantung Mina yang berdetak lebih cepat. King duduk di sampingnya, jarak mereka begitu dekat, namun tidak ada kata-kata yang keluar seperti kenakalan dan kebrutalan King yang biasa. Mungkin belum.“Kenapa harus

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   80. Perubahan Besar

    Red dan Mina masih duduk. Tanpa jarak di antara mereka. Mina menyandarkan kepalanya ke bahu Red, sementara pria itu menggenggam tangan si istri begitu erat—tidak menyakiti. Mereka menunggu, terus menanti.“Harusnya aku selalu ada di sisinya,” gumam Mina akhirnya, suaranya dipenuhi rasa bersalah. Dalam situasi dan kondisi begini, segala perasaan marah serta bencinya pada Zara, benar-benar hilang entah ke mana.Red menoleh, menatap Mina dengan sorot yang lembut tetapi tegas. “Sekarang kau sudah di sini. Kita akan melewati ini bersama."Sebelum Mina sempat menjawab, pintu ruang bersalin terbuka, dan seorang perawat keluar. Mereka berdua langsung bangkit serempak.“Bagaimana dia?” tanya Mina, nadanya nyaris panik.“Zara melewati masa kritisnya. Perdarahannya sudah teratasi, dan kondisinya mulai stabil,” kata perawat itu dengan senyum menenangkan. “Bayi perempuan, sehat dan sempurna.”Mina menutup wajah dengan kedua tangannya, terisak lega. Sementara Red entah bagaimana merasa sangat berbe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status