Share

3. Istri dari Adikmu

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-01-25 13:21:40

King melepas ciuman mereka, tapi tidak membiarkan Mina lolos. Dicekiknya Mina, ditindih agar tidak mampu melawan. Dirasai lidahnya sendiri yang terluka dan berdarah.

“Wah, wah. Kau pintar menggigit, ya?” King terkekeh. Menatap Mina yang terengah parah, tidak lagi kedinginan, karena mereka sedang bergumul panas. Bukan bercinta, bukan—namun lebih nikmat dari sensasi melayang karena penyatuan. Bagi King, sulit mendapatkan lawan yang mau bersikap kasar terhadap dirinya. Semua dari mereka—para wanita—patuh, menurut padanya.

Diminta menjilat, pasti dilakukan. Diperintah mengulum, jelas dipatuhi. Tidak perlu memaksa mereka, karena dengan suka rela wanita-wanita itu bersedia telentang telanjang di tempat tidur King.

Berpikir keras mencari cara membalas yang tepat, tidak ada niat dalam hati Mina untuk bernegosiasi dengan orang gila seperti King. Melawan. Cuma melawanlah yang harus dia lakukan.

Walau dalam diam dengan mata saling bertatapan, King dan Mina merasa seolah memahami isi pikiran satu sama lain.

“Terus lawan aku, Mina. Memang seperti itulah caramu untuk bertahan hidup.”

Napas terengah Mina berangsur teratur. Memejam sejenak matanya. Saat terbuka, wajah King langsung ada di depan wajahnya. Sangat dekat, saling menatap mata satu sama lain.

King tersenyum segaris. “Ngomong-ngomong, Mina, paman gilamu itu mendatangiku kemarin. Memberiku sebuah penawaran yang sangat menarik.”

Ekspresi menantang di wajah Mina memudar. Berganti pucat perlahan-lahan. King menemukan kelemahan Mina.

“Kau percaya padanya, kau tolol.” Mina menyeringai, menyembunyikan ketar ketir di hatinya.

“Begitukah?” King tertawa, namun tangannya meraba paha Mina yang terbalut jeans hitam ketat. “Bercintalah denganku satu kali agar kulupakan apa yang sudah pamanmu tawarkan padaku.”

Mina tidak mau tertipu. Justru dialah yang seharusnya menipu King. “Katakan, penawaran apa yang pamanku berikan padamu?”

King menggesek bagian depan tubuhnya, ke bagian terintim Mina. Membuat Mina mencengkeram pinggang King sambil setengah terbangun. Saat tangannya berniat memberi remasan kuat pada junior King, pria itu tertawa dan malah menjauhi Mina.

“Akan kuberitahu apa pun kalau kau bersedia kumasuki.”

Tidak membalas King dengan sumpah serapah, Mina merapikan diri, memeriksa bahwa blus berbahan satinnya yang mulai mengering, lalu membenarkan letak kursi agar kembali ke posisi semula. “Aku tidak akan kalah darimu, Bajingan!” teriak Mina dalam hati.

Menyalakan mesin mobil, King tidak memedulikan Mina yang tiba-tiba melompat ke kursi depan. Cuma terkekeh pelan, mengeluarkan pistolnya untuk diarahkan lurus ke samping.

“Duduk yang tenang, Mina. Meski sedang menyetir, aku ahli menggunakan pistol dalam posisi ini.”

“Bukannya kau suka saat aku melawanmu?”

King tertawa. Menggaruk alisnya menggunakan mulut pistol. “Ah, kau benar. Silakan melawan. Mungkin kau bisa merayap naik ke pangkuanku, lalu mengacaukan perjalanan kita dan berakhir dengan menabrak pohon atau pagar pembatas.”

Mina ikut tertawa sekejap. Mengabaikan provokasi King, duduk menyamping untuk bertanya serius. “Jadi kau tahu tentang perjanjian yang kusepakati dengan tuan Logan?”

Tidak perlu menoleh, dalam fokusnya menyetir di bawah gerimis tipis yang deras, King menjawab. “Mustahil aku tidak tahu. Karena aku tidak ada di sana saat kau melakukan perjanjian dengan ayahku, bukan berarti aku tidak tahu.”

“Tapi, Red sepertinya tidak tahu.” Mina memberitahu.

King mendengus. “Sepertinya dia cuma pura-pura tidak tahu.”

Mina tidak yakin, namun berpikir bisa saja King benar. Dia harus berjuang sendirian. Tidak ada satu pun yang bisa dipercaya, namun Mina akan berpegang pada Logan karena kesepakatan di antara mereka memberinya keuntungan yang tidak sebelah pihak. Tidak mungkin Logan diam-diam membocorkan tentang kesepakatan mereka pada King, karena Logan justru meminta Mina tidak melibatkan putra sulungnya yang agak gila.

“Pamanmu tahu kau menikahi Red. Tapi dia tidak bisa sembarangan mendatangi Red karena adikku itu dikelilingi oleh orang-orang kepercayaan ayah. Mereka pasti membunuh pamanmu sebelum sempat bertemu dengan adikku.”

“Untuk apa dia mendatangi kalian?”

King membelokkan kemudi ke arah rumahnya, memasuki hutan. “Mengajak untuk bernegosiasi. Melakukan pertukaran. Kau dikembalikan padanya, aku mendapatkan apa yang kuinginkan. Nilainya jelas setara.

“Kurasa dia semakin marah, jadi bernyali sekali mendatangiku demi bisa membawamu pulang. Sepertinya dia ingin melanjutkan pelecehan yang kerap dilakukannya padamu atau membuatmu membusuk di penjara karena emas batangan yang kau curi darinya dalam jumlah besar, malah kau bagikan percuma ke depan pintu rumah setiap orang di perkampungan kumuh. Bahkan tampaknya dia semakin dendam padamu, sebab kau telah berhasil membuatnya jadi pincang.”

Mina mendadak pusing mendengar detail yang terucap lancar dari bibir King. Bukan menyesal—tidak, Mina sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang telah dilakukannya. Cuma kata ‘pelecehan’ yang King lontarkan begitu mengejutkan baginya. Membuatnya teringat kembali pada perbuatan pamannya—Gabin Walle, yang biadab.

King diam-diam melirik Mina. Menyadari perubahan ekspresi sekilas Mina yang artinya kecemasan.

“Gabin mengaku kalau sebenarnya dia tidak berniat mendatangi Red, karena tahu bahwa kau berada di bawah perlindungan Red dan ayah. Dia tidak bodoh dengan berkunjung ke sana memaksamu untuk ikut pulang bersamanya. Gabin bermaksud cuma bertamu ke rumah Red. Memastikan kau benar ada di sana atau tidak sebelum melanjutkan rencananya. Setelah gagal mengunjungi Red, dia langsung datang menemuiku. Dia tahu betul kalau aku orang yang tepat, diperlukan untuk memuluskan rencananya.”

Benar. Gabin tahu kalau orang gila macam King-lah yang harus diajak bernegosiasi. King tidak kenal adik kandung, saudara, bahkan ayah untuk urusan keuntungan yang bisa didapatkan. Mereka bisa dengan mudah dibuat tersingkir kalah olehnya.

Perlindungan Logan terhadap saksi mata bisa jadi goyah bila King ikut campur. Kelicikan putra sulung Logan masih belum bisa ditandingi bahkan oleh Red yang kejam tak berhati sekalipun. King tidak tertebak. Sulit menggambarkan sosoknya yang sering tidak konsisten. Karena itulah King kerap bergerak sendiri saat beraksi. Terkadang bila dibutuhkan, dia akan merekrut orang kepercayaan lepas sekali pakai.

Mina mematung bagai patung. Tatapannya kosong. Momen di mana pertama kali mendapati bahwa bibi Melrose—adik kandung ibunya Mina, diracuni oleh Gabin, membuatnya ketakutan.

“Lima tahun lalu terjadi perampokan di rumahmu. Kedua orang tuamu terbunuh karena coba melawan, tapi kau selamat, sebab saat itu terjadi kau sedang berada di sekolah.” King sengaja mengulang momen paling menyakitkan dalam hidup Mina. Namun itu bukan rahasia. Semua orang tahu, bahkan sempat menjadi berita paling menggemparkan kala itu.

“Semua orang tahu itu.” Mina mengepalkan tinjunya diam-diam di samping tubuh, tersembunyi. Menunggu King membuka luka masa lalunya lebih jauh bukan untuk dinikmatinya, tapi berharap mendapat informasi baru yang berguna.

“Tapi tidak ada yang tahu kalau perampokan yang terjadi di rumahmu adalah ulah Gabin Walle. Sudah lama dia mengincar keluarga Allerick. Setelah tahu kau tinggal berdua saja dengan bibimu sepeninggal kedua orang tuamu, dia mendekati bibimu, mendapatkan hatinya, lalu dinikahi untuk dikuasai.”

Mina mengatur agar pernapasannya tetap berjalan lancar, walau mulai agak sesak. King tidak berbohong. Semua yang dikatakan pria itu benar. Cuma Gabin, Mina dan Melrose yang tahu kebenarannya. Gabin mengakui kejahatannya tepat satu jam sebelum kematian Melrose. Mengungkapkan segalanya, ketika Mina sedang menyuapi bubur untuk Melrose waktu itu.

“Aku hebat, bukan? Aku tahu segala rahasia yang disembunyikan rapat-rapat oleh si gila Gabin.” Kebanggaan dalam ucapan King menyadarkan Mina seketika, bahwa King harus diwaspadai melebihi adiknya yang juga berbahaya.

“Kau pun juga sama gilanya,” desis Mina.

“Hei, kita sedang membongkar fakta dari masa lalumu. Kenapa harus membahasku juga?”

Mina memalingkan wajah keluar jendela. Baru sadar kalau perjalanan menuju ke rumah King harus melewati hutan terlebih dulu. Namun gerimis yang turun sejak tadi, sudah benar-benar berhenti.

“Apalagi yang kau tahu?” Mina menoleh, menatap King yang dirasa mengetahui lebih banyak, lebih dalam.

“Tidur dulu denganku, baru kuberitahu.” King serius. Membawa mobilnya memasuki halaman rumah tidak berpagar, memelankan lajunya dan memarkirkan kendaraannya di garasi.

“Aku istri dari adikmu.” Mina mengingatkan, melepas sabuk pengaman, keluar dari mobil bersamaan dengan tawa King yang membahana.

“Itu urusanmu.” King melangkah lebih dulu menuju rumahnya yang lebih pantas disebut rumah hantu. Besar, tua—meski terawat, terlihat menyeramkan. “Kalau kau mau tahu lebih banyak, tidur denganku. Soal Red, jangan pedulikan dia.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   85. Bukan Akhir yang Sempurna

    Red terlihat terkejut, lalu menunduk, menghindari tatapan Mina. “Mina ... aku minta maaf. A-aku tidak pernah bermaksud begini. Aku tidak mau kau pergi. Aku cuma ... butuh waktu untuk ini.”“Waktu?” Mina melangkah lebih dekat. “Waktu tidak akan menunggu anak-anak kita tumbuh. Mereka butuh stabilitas sekarang, Red. Kita harus jadi tim. Kalau kalian mencintaiku, kalian akan mencintai mereka juga. Menerima keputusan dan rencana yang ingin kulakukan untuk kita semua.”Sunyi melingkupi ruangan beberapa detik sebelum King mendekat, memegang erat tangan Mina. “Aku akan melakukan apa pun yang kau katakan, Mina. Tapi jangan coba-coba mengambil keputusan untuk meninggalkanku.”Mina menarik napas dalam, menatap King dan Red. “Bukan aku yang harus memutuskan, King. Itu ada di tangan kalian berdua. Ikuti aturanku atau tidak sama sekali. Aku bebas pergi, jika kalian memutuskan tidak setuju dengan aturanku.”***Mina merasa kontradiksi saat kontraksi pertama datang. Di satu sisi, dia merasa ketakutan

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   84. Akhir?

    King menarik napas panjang sebelum tiba-tiba menyeringai penuh kepuasan. “Aku tahu ini akan terjadi. Aku tahu kau akan memilihku. Kau pun tidak tahan untuk tidak mengandung bayi dariku.” Nadanya menggoda, tapi jelas sangat bangga.Namun, momen itu segera terganggu oleh suara pintu lain yang terbanting. Red masuk dengan wajah kecewa, menekan semua emosi sekuat tenaga. Dia memang masih Red Blackwood yang dulu, namun sejak Ophelia hadir, hubungan King dan Mina yang terlalu intim di matanya, tidak lagi terasa mengganggu.“Begitu rupanya.” Suaranya sedikit bergetar, tapi Red tertawa. “Aku dengar dari ibu, kalau kau mau mengandung bayi hasil dari hubungan dengan pria yang paling kau cintai. Itu artinya dia?”Mina berdiri, mencoba memberi penjelasan. “Red, ini bukan cuma soal cinta. Karena aku pun menyayangimu. Kalau kau ingin kita berpisah, aku tidak bisa melakukannya, karena itu artinya Ophelia harus bersamaku.”Mina menambahkan, agar tidak ada lagi kesalahpahaman. Sejak awal, bukan dia ya

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   83. Tidak Sanggup Menahannya Lagi

    King tentu menggunakan kesempatan itu untuk menyusup masuk.King memasuki kamar Jemima tanpa ragu, hampir tanpa suara. Dia ahli dalam bertindak begini. Sebelum pada tujuannya, ditatapnya sejenak bayi Mina dan Red.“Ophelia, jangan sampai terbangun, apalagi berisik kalau tidak ingin aku marah dan membawamu pada ayahmu. Tetap tenang,” ucap King dalam suara pelan dan berat.Kini matanya langsung tertuju pada Mina yang terlelap di sisi ranjang. Wajah si istri terlihat begitu tenang, rambutnya sedikit berantakan menyentuh pipi. Sesuatu di dalam dada King bergemuruh, seperti kebahagiaan kecil yang sulit dijelaskan. Belakangan, entah kapan tepatnya, ada banyak perasaan ‘brutal’ pada Mina jadi melemah, bukan berkurang, tapi seakan melembut dengan sendirinya.King berjalan mendekat, mengatur langkahnya agar tidak terlalu berat.Duduk di tepi ranjang, membiarkan ujung jarinya dengan lembut menyentuh rambut Mina, menyelipkannya ke belakang telinga. Reaksi Mina sedetik kemudian—menggeliat pelan,

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   82. Menyelinap Masuk

    Sudah dua hari berlalu dari seks agak lama di mobil dan kembali hal serupa terulang.Kali ini, tangga. Tangga menuju kamar atap, menjadi saksi selanjutnya. Mina sedang naik duluan, membawa sekeranjang pakaian kotor, saat King tiba-tiba menarik pinggangnya dari belakang.Mina hampir jatuh, tapi King memegangnya erat-erat, mendorong sampai punggung Mina menempel ke dinding tangga.King menarik celana Mina dengan cepat, tangannya masuk ke dalam, menyentuh Mina sampai si istri mengerang pelan. Mina mencengkeram pegangan tangga, mencoba menahan diri.King tidak bicara, langsung membuka celananya sendiri. Dia mengangkat satu kaki Mina, meletakkan di bahunya, lalu masuk ke dalam Mina dengan gerakan keras.Selain tangganya sempit, mereka harus cepat karena situasi tidak mendukung. Mina menggigit bibirnya agar tidak bersuara, tapi King menarik dagunya, mencium bibirnya kasar ketika akhirnya ada desah yang sempat lolos sedetik lalu.Mereka bergerak bersama, membawa getaran hebat yang menjalar p

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   81. Mobil Suci yang Ternoda

    Mina tahu perasaannya tak sederhana. Antara King dan Red. Ada dorongan yang tak bisa dibendung, perasaan yang terjebak antara dua dunia, dua suami yang sangat berbeda. Kali ini lebih menantang karena mereka berbaur bersama di satu atap. Beruntung sekarang Jemima sering berada di tengah-tengah mereka, mengurangi kegiatan sosialnya demi untuk cucu tercinta.Jemima-lah yang membuat jarak di antara King, Mina dan Red benar-benar punya celah. Dan itu sungguh bagus.Red sedang keluar, katanya bertemu Logan sementara Jemima tengah membawa Ophelia jalan-jalan di seputaran rumah—halaman depan, juga memamerkan si cucu pada tetangga.Mina ditarik King ke sini. Ditatapnya ke depan, mata terfokus pada pintu garasi yang tertutup rapat.Suasana di dalam mobil terasa sunyi. Cuma ada suara debar jantung Mina yang berdetak lebih cepat. King duduk di sampingnya, jarak mereka begitu dekat, namun tidak ada kata-kata yang keluar seperti kenakalan dan kebrutalan King yang biasa. Mungkin belum.“Kenapa harus

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   80. Perubahan Besar

    Red dan Mina masih duduk. Tanpa jarak di antara mereka. Mina menyandarkan kepalanya ke bahu Red, sementara pria itu menggenggam tangan si istri begitu erat—tidak menyakiti. Mereka menunggu, terus menanti.“Harusnya aku selalu ada di sisinya,” gumam Mina akhirnya, suaranya dipenuhi rasa bersalah. Dalam situasi dan kondisi begini, segala perasaan marah serta bencinya pada Zara, benar-benar hilang entah ke mana.Red menoleh, menatap Mina dengan sorot yang lembut tetapi tegas. “Sekarang kau sudah di sini. Kita akan melewati ini bersama."Sebelum Mina sempat menjawab, pintu ruang bersalin terbuka, dan seorang perawat keluar. Mereka berdua langsung bangkit serempak.“Bagaimana dia?” tanya Mina, nadanya nyaris panik.“Zara melewati masa kritisnya. Perdarahannya sudah teratasi, dan kondisinya mulai stabil,” kata perawat itu dengan senyum menenangkan. “Bayi perempuan, sehat dan sempurna.”Mina menutup wajah dengan kedua tangannya, terisak lega. Sementara Red entah bagaimana merasa sangat berbe

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   79. Gelisah Menanti Akhir Perjuangan

    “Mina.” Suara King terdengar tegas dari luar mobil. Pria itu membuka pintu pengemudi dengan gerakan cepat, membuat Mina terkejut.“Hei, ada apa, King?” King menatapnya dalam, mata kelamnya dipenuhi ketegasan yang tidak bisa dibantah. “Kau tidak akan menyetir dalam kondisi seperti itu,” katanya sambil menarik tubuhnya menjauh dari pintu. “Pindah ke kursi penumpang.”“Seperti apa?” Mina tertawa, tawa yang kering.“Tanganmu gemetar, kau gelisah.”“Aku baik-baik saja.” Mina tetap bergeming, meski tahu argumennya tidak akan bertahan lama—King tidak pernah bisa dibantah.King mendekat lebih jauh, satu tangannya bersandar pada atap mobil, menciptakan bayangan besar di atas Mina. “Aku tidak akan mengulanginya, Mina. Pindah sekarang.” Ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat Mina segera menyerah tanpa banyak perlawanan.Mina menelan sisa protesnya, membuka sabuk pengaman, dan keluar dari mobil. “Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?” tanyanya, menatap King yang kini mengambil alih posisi p

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   78. Bukti Perjuangan

    Langkahnya terseok-seok menuju tempat tidur, mencoba meraih kursi dekat jendela, berpegangan pada meja kayu yang sudah mulai terlihat lusuh. Semua terasa begitu mencekam. Seperti ada banyak hal yang terpendam dalam dirinya, tapi rasa sakit itu memaksa dia untuk mengabaikannya. Semua terfokus pada satu hal—bayi yang semakin mendekat.Detik demi detik terasa lambat. Dia mengumpulkan kekuatan, meskipun lututnya hampir tak mampu menopang tubuhnya yang lelah. Sejak awal hamil, dia sudah terbiasa mandiri—tanpa bantuan Logan, tanpa banyak orang. Tapi ini berbeda. Inilah ujian terberatnya.Pikiran tentang Logan kembali menghantui. Bayangan wajahnya muncul di pikirannya, tetapi segera dia buang jauh-jauh. Tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya menunggu sesuatu yang tidak pasti.Hingga akhirnya, sebuah teriakan keluar dari tenggorokannya. Sebuah teriakan yang penuh keputusasaan, namun di saat yang sama, penuh dengan kekuatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dengan setiap tarikan napas ya

  • Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria   77. Pernikahan

    “Em, sepertinya begitu.” Berusaha tidak memperlihatkan kekesalan beserta kekecewaan, Red mengangguk, merelakan istrinya pergi menemui kakaknya. Mina sudah melepas diri sepenuhnya dari Red, tapi kemudian mengingat Zara. Didekatinya Red dengan cepat sambil berkata, “Jaga dia. Ingat, bayi kita ada padanya. Pastikan semua yang dia butuhkan terpenuhi. Andai kau keberatan, beritahu aku.”Red mengangguk, merebut wajah Mina sambil dihadiahkan sebuah ciuman kilat.Red menahan napas sejenak setelah bibirnya meninggalkan Mina. Matanya menelusuri wajah istrinya, mencoba menghafal setiap detail sebelum harus melepaskannya lagi—meskipun ini bukan pertama kalinya.“Pergilah,” katanya akhirnya, suaranya terdengar datar, tapi genggaman di pinggang Mina sedikit lebih erat sebelum dia benar-benar melepaskan.Mina menatap si suami pertama sejenak, seperti ingin memastikan semuanya baik-baik saja, lalu akhirnya berbalik, meninggalkan Red seperti biasa.Red menatap punggung Mina yang menjauh. Berat di dad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status