Share

Pembalasan licik Anisa.

"Beraninya kamu ngomong begitu sama Anita?" kata mas Arman dengan suara lantang, aku yakin Nita di sana sedang senyum penuh kemenangan.

"Memang kenapa Mas kan memang benar kan," balasku sesantai mungkin, aku sudah tak selemah kemarin Mas.

"Kamu minta maaf sama Nita sekarang atau..." 

"Atau apa mas?"

"Aku akan membuat hidupmu lebih menderita dari sekarang!" Mas Arman mengancam ku.

"Ya sudah lakukan saja hidupku memang sudah menderita sejak menikah denganmu Mas," tantang ku.

"Oke kalau itu mau mu,"

"Baiklah Mas tapi jangan marah kalau Bibi Kayla dan keluargamu tau jika aku ini adalah istri barumu yang sah!" kataku dengan suara lantang.

Tut Tut Tut ......

Mereka memutuskan sambungan telepon secara sepihak, apakah kata kataku tadi berhasil menciutkan nyali keduanya? ah entahlah yang penting aku sudah puas karena sudah tidak terlihat lemah lagi di hadapan keduanya.

****

Suara deru mesin mobil mas Arman sudah terdengar, tapi tumben hari ini dia pulang lebih awal biasanya kan dia akan pulang malam hari.

"Anisa......" panggil mas Arman setengah berteriak.

Dengan tergesa-gesa aku menghampirinya di mobil, karena ia terlihat kerepotan membawa belanjaan yang lumayan banyak. Kukira dia pulang cepat karena ingin menceramahi diriku sebab berani melawan kekasih hatinya, rupanya ia sedang belanja toh.

Tapi eits.... kenapa pintu samping mobil juga terbuka? apakah wanita itu juga datang kemari.

"Nisa kamu bawa belanjaan ini !" titah mas Arman.

"Loh kok aku? kan ada Nita jadi kalian bisa membawanya bersama," 

"Gak usah protes saya bilang bawa ya bawa!" ucap mas Arman dengan suaranya yang lantang.

Daripada aku dimarahi olehnya di hadapan Nita lebih baik saat ini aku mengalah dulu. Nita menggandeng suamiku dengan mesra, dan juga memberikan senyum hina padaku.

Mataku memanas dengan ajang pamer keduanya, mungkin ini adalah balas dendam keduanya atas ucapan ku siang tadi. "Kalian tunggu saja pembalasanku," kataku dalam hati.

Dengan bersusah patah aku membawa belanjaan yang dapur yang super banyak hingga selesai dan tertata rapi di dapur.

"Nisa....." panggil mas Arman lagi dari ruang keluarga.

Dengan malas ku hampiri mas Arman yang tengah bersantai bersama Nita, huh sebel harus melayani wanita perusak rumah tangga orang. 

"Ya," 

"Buatkan saya dan Nita minum," 

"Saya mau minum teh aja tapi gulanya dikit aja, takut nanti gendut terus ayang aku gak cinta lagi," ucap Nita dengan nada bicaranya super manja.

"Saya kopi seperti biasa saja Nis," ucap mas Arman.

Baiklah Nita teh tanpa gula kan, mungkin sedikit rasa gurih akan membuat tubuhmu semakin body goal.

"Baik," balasku mantap dan langsung segera menuju dapur menyiapkan minuman untuk tamu spesial di hari ini.

Pertama-tama ku hidangkan dulu kopi hitam kesukaan mas Arman, lalu kemudian membuat teh yang kuberi dua sendok makan garam dan tak lupa kuberi es batu agar terlihat begitu menggoda.

Dengan senyum sesempurna mungkin ku hidangkan minuman spesial ini pada tamuku.

"Silahkan dinikmati ya mbak Nita," ucapku padanya sembari tersenyum.

Mas Arman tampak menikmati kopinya dan Nita wajahnya memerah saat mulai meminum teh spesial dariku.

"Gimana Mbak enak kan? jangan lupa dihabiskan ya saya kebelakang dulu," kataku.

Ingin sekali aku tertawa di hadapannya, rasain tuh pembalasanku Anita. Apakah body mu akan tetap seksi ataukah tensi darahmu yang akan naik sekarang? aku tak bisa membayangkannya lagi.

Sepertinya tadi Nita terlalu terkejut dengan sajian dariku sehingga ia tak melapor pada mas Arman, tapi baguslah aku bisa dengan mulus menjalankannya rencana ku.

"Nisa kamu buatkan nasi goreng seafood untuk makan malam," kata mas Arman.

Baiklah mas ku turuti tapi berhubungan sudah adzan maka ku putuskan untuk sholat magrib dulu baru mempersiapkan hidangan spesial yang kedua.

"Tapi saya magriban dulu mas,"

"Terserah."

****

Usai ku jalankan kewajiban ku sebagai umat muslim, ku persiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng sebagai menu makan malam ini sesuai dengan permintaan mas Arman. Ku buat senikmat mungkin dan tak lupa aku menyisihkan sepiring untuk Kayla, karena anak itu tidak akan keluar dari kamarnya karena ada Nita di rumah ini.

Nasi goreng untuk Nita tak langsung ku taruh dalam piring, kubiarkan dulu di wajan dan kumasukkan obat pencahar yang kubawa dari kamar tadi.

Maafkan Anisa Ya Allah karena telah melakukannya ini, semuanya ku lakukan agar wanita itu sadar dan meninggalkan Arman sehingga aku masih bisa membangun rumah tangga seperti yang ku impikan. 

Aku tidak mau munafik karena sejujurnya aku masih memiliki sedikit cinta untuk mas Arman, maka ku perjuangkan dulu dan mendepak selingkuhannya itu.

Setelah dirasa semua siap aku pun membawa semua hidangan istimewa ini di meja makan, tak lupa ku bawakan pula sepiring nasi untuk Kayla di kamarnya.

****

"Ayo sayang kita makan malam bareng bareng," kata mas Arman pada Nita.

Aku yang duduk di hadapan mereka hanya bisa tersenyum kecut.

"Ayo Mbak Nita dimakan spesial nih aku yang masak," kataku dengan senyum yang dipaksakan.

Mereka menikmati nasi goreng buatan ku dengan lahap, sesuap dua suap masih aman terkendali. Namun saat setengahnya sudah dihabiskannya oleh Nita, reaksi obat pencahayaan pun mulai bekerja.

"Mas kok perutku kembung ya," ucap Nita.

"Kok bisa masuk angin mungkin,"

Aku hanya bisa menahan senyum agar mereka tak mencurigai ku, kan bisa berabe kalau mereka tau yang sebenarnya.

Tuuuuut...... jangan tanya suara apa itu yang pasti itu adalah kentut ya suatu zat yang mengandung unsur gas dan memiliki aroma yang sangat khas, membuat siapapun yang menciumnya ingin mengeluarkan kata-kata mutiara.

"Sayang kamu kentut ya bau banget akh," kata mas Arman sambil menatap Nita dan menutup hidungnya.

"Iya maaf sayang gak aku gak tahan," ucap Nita sembari memegang perutnya.

"Rasain pembalasanku Nita jangan main main lagi denganku." kataku dalam hati.

Tuuuuut...... gas itu keluar lagi dan aromanya sangat memabukkan.

"Sayang kamu ngentut lagi?" lontar mas Arman.

"Mbak Nita gimana sih kentut kok di meja makan, bikin gak selera makan aja," ucapku sambil menunjukkan ekspresi tak suka.

"Diam ya elo!" bentak Nita.

Tuuuuut..... brot 

"Nita kamu kok jorok banget sih sayang, selera makanku jadi hilang gara-gara kamu," kata mas Arman geram.

"Sayang maaf ...." ucap Nita memelas sambil terus memegangi perutnya.

Wajah cantik Nita kini berubah menjadi merah, mungkin karena ia menahan amarah dan juga malu sekaligus. Ingin sekali aku tertawa sekarang tapi melihatnya seperti ini, aku merasa kasihan padanya.

"Ini pasti gara-gara elo kan, elo yang ngerjain gue kan makanya gue sekarang mules kayak gini!" tuduh Nita yang memang adalah benar, akulah dalang dibalik semua ini.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zaitun Mamat
buat apa tunggu, angkat kaki je. bg free arman utk nita.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status