"Mas, aku mohon tolong lepaskan aku," lirih Chelsea meminta. "Aku akan melepaskan kamu, Chelsea. Tapi dengan satu syarat," ucap Edo melempar senyum. "Apa Mas, apa syaratnya? Mas, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan ini akan menghancurkan masa depanku bersama mas Reno, hari ini hari ijab qobul kami, tapi kenapa kamu dan Irish justru membawa ku ke sini," Chelsea menatap Edo kecewa. "Karena aku tidak terima kamu menikah dengan orang lain, Chelsea. Dan aku ingin pernikahan kamu dengan Reno gagal," sahut Edo tersenyum. "Kenapa Mas, apa masalahnya sama kamu, kenapa kamu ingin pernikahan ku dengan mas Reno gagal, aku tidak pernah menghalangi pernikahan kamu dengan Irish dulu Mas, tapi kenapa kamu melakukan ini padaku?!" Chelsea benar-benar kecewa saat itu, ia menatap keduanya dengan kemarahan yang tidak bisa ia salurkan dengan bebas, karena kedua tangan dan kakinya terlepas, dan ia hanya bisa duduk terpaku di kursi. "Karena aku cemburu, Chelsea. Aku ingin kamu kembali bersamaku," ucap E
"Mas, kamu jangan nekat, jangan gila!" Irish mencoba untuk menahan Edo. "Irish, lebih baik kamu diam saja, bukannya ini yang kita rencanakan, kamu bisa bersama Reno, dan aku bisa bersama dengan Chelsea," ucap Edo menepis tangan Irish. "Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini Mas?" tanya Irish ragu. "Ya, aku akan bersiap-siap, membawa Chelsea pergi jauh dari sini, dan aku akan bahagia bersama Chelsea di dalam kehidupan baru kami, sementara kamu, kamu juga pasti akan bisa mendapatkan hati Reno, kamu akan bebas memiliki Reno." jelas Edo melempar senyum. Irish akhirnya mengikuti rencana Edo, jika tujuan mereka sebelumnya hanya untuk menggagalkan pernikahan antara Chelsea dan Reno, kini berubah menjadi sebuah rencana yang tidak pernah Irish pikirkan selama ini. Edo saat itu masuk untuk melepaskan ikatan Chelsea, ia mengiming-imingi kehidupan yang bahagia, namun Chelsea tidak tertarik sama sekali, bahkan ia terus berusaha memberontak dan meminta Edo agar melepaskan dirinya, Irish yang
2 hari kemudianReno datang menemui Chelsea yang akan pulang hari ini, Reno merasa sangat senang karena keadaan Chelsea sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dan kedatangan Reno pun disambut senyum lebar oleh Chelsea yang sudah menunggu kedatangannya. Reno membalas senyuman itu lalu memeluk Chelsea dengan erat, Chelsea pun menerima pelukan itu dengan senang hati, mereka berdua menikmati beberapa saat kebersamaan tersebut , sebelum perlahan Reno melepaskan pelukannya. Reno meletakkan kedua tangannya tepat di pipi chubby Chelsea, mereka saling menatap satu sama lain, dan... Cup! Reno memberikan kecupan hangat tepat di kening Chelsea, Chelsea memejamkan kedua matanya kala menerima sentuhan sayang dari Reno. "Aku minta maaf Chelsea, karena aku terlambat menyelamatkan mu," lirih Reno menatap sendu. "Tidak Mas, kamu tidak bersalah, kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Chelsea. "Tapi ini tetap saja salahku, aku bersalah karena teledor menjagamu, harusnya aku menyalip mobol Edo waktu it
Chelsea dan Reno mengadakan janji temu di luar kantor, setelah insiden yang terjadi pada Chelsea. Akhirnya Chelsea memutuskan untuk masuk kerja lagi, ia sudah merasa cukup tenang karena Edo dan Irish sudah berakhir di penjara, kini hanya tinggal bagaimana ia bisa sukses mencapai gelar sebagai wanita karir setelah ia berusaha sampai sejauh ini. Kegagalan pernikahan di sebuah gedung yang cukup mewah waktu itu tidak membuat Chelsea malu dan putus asa, apalagi membatasi diri untuk tidak bertemu dengan banyak kalangan, ia justru semakin terbuka dan memperlihatkan pada mereka bahwa ia baik-baik saja, kejadian itu sama sekali tidak membuat Chelsea rapuh apalagi berkecil hati. Pertemuan demi pertemuan dengan teman satu kantor, kerap kali mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi Chelsea justru menjawab-pi nya dengan sangat santai dan elegan. Saat makan siang tiba, Reno memanggil Chelsea untuk ke ruangannya, dengan cepat dan sigapnya, Chelsea pun sudah sampai di depan pintu ruangan Reno. Tak
Di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Chelsea, sudah ada beberapa tamu undangan yang menghadiri akad nikah antara Chelsea dan juga Reno, sengaja tamu yang diundang tidak terlalu banyak, karena itu lah yang menjadi permintaan Chelsea sebelum hari pernikahan itu berlangsung. Wajah Chelsea terlihat teduh dan tenang, kala di perintahkan duduk di samping kiri Reno, Reno menyambut dengan senyuman nervous, karena hari ini adalah hari di mana ia akan mengikrarkan janji suci bersama Chelsea. "Kedua mempelai sudah siap?" tanya pak penghulu yang ada di hadapan Chelsea dan juga Reno. "Siap Pak!" tegas Reno menjawab. "Baik, kalau begitu kita langsung saja mulai, ya." jawabnya mantap. Reno pun mengangguk siap, ketika pak penghulu tersebut mengulurkan tangan, Reno pun dengan cepat menjabat tangan tersebut lalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pak Penghulu tersebut. Jika sebelumnya Reno merasa sangat takut dan ragu ketika mengucapkan ijab qobul, rupanya ketika ucapan it
"Chelsea!"Suara teriakan nyonya Andin terdengar sangat nyaring, saat itu Chelsea sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga Bram Wijaya Kusuma, rumah mewah nan megah itu selalu ramai di kala pagi menyapa. Chelsea buru-buru mendatangi nyonya Andin, yang tak lain adalah ibu mertuanya sendiri. Di rumah mewah itu, Chelsea adalah istri dari Edo Wijaya Kusuma, anak laki-laki satu-satunya dari nyonya Andin Kusuma dan juga Tuan Bram Wijaya. "I-iya Ibu, aku datang," ucap Chelsea masih memakai celemek sebagai pakaian paginya setiap hari. "Apa saja yang kamu masak pagi ini, Chelsea? Kenapa kamu sangat lama sekali di dapur!" marah nyonya Andin yang merasa bahwa Chelsea begitu membuang waktu. "A-ada banyak menu makanan yang aku buat, Ibu. Karena semalam Ibu meminta ku untuk membuatkannya sebagai hidangan sarapan pagi," ucap Chelsea dengan jujur. "Ya sudah kalau begitu, cepat selesaikan tugasmu, karena sebentar lagi adik-adik ipar mu dan juga suami mu akan segera bangun, jangan sampai merek
Hati Chelsea hancur saat itu, namun ia tidak ada kesempatan untuk menitikan air mata karena para adik ipar dan juga kedua mertuanya segera memberikan perintah lainnya pada Chelsea. Wanita berusia 30 tahun itu, diperintah untuk memijat kaki nyonya Andin, namun sebelumnya Chelsea harus memenuhi perintah sang adik ipar yang pertama. "Kakak ipar, tolong sisir rambut ku terlebih dahulu, aku akan pergi ke kampus, tapi ini sudah mepet sekali waktunya," ucap Raras yang sangat panik saat itu. "I-iya, aku akan membantu mu untuk menyisir rambut, tunggu sebentar ya." jawab Chelsea dengan patuh. Raras merasa sangat terbantu saat itu, ia sama sekali tidak mengingat bagaimana sikap yang telah ia tunjukkan sebelumnya pada Chelsea saat di meja makan, namun hal itu tak membuat Chelsea marah. Ia terus saja berusaha untuk bersikap baik pada keluarga suaminya itu. Chelsea Wulandari, wanita berusia 30 itu menikah dengan Edo Wijaya Kusuma tanpa menjalin hubungan terlebih dahulu. Sebuah pernikahan yang s
"Chelsea!!"Pekik Edo memanggil istrinya ketika sudah tiba di rumah, Chelsea yang baru saja menyelesaikan tugasnya membersihkan kamar semua adik iparnya, segera menghampiri sang suami dan memenuhi panggilan nya. Saat itu Chelsea lupa bahwa ia akan menghadapi suaminya dengan kemarahan karena pengaduan dari nyonya Andin, saat itu Edo membawa Chelsea masuk ke kamar mereka. Sejak menikah mereka memang tidur di kamar yang sama, namun sekali pun Edo sama sekali tidak melakukan tugasnya dengan baik sebagai seorang suami pada Chelsea. "I-iya Mas, ada apa?" tanya Chelsea ketika Edo berhenti di depan ranjang kamar mereka. Edo menoleh ke belakang dan menatap Chelsea penuh kemarahan, tidak ada sedikit pun kesejukan yang Edo berikan ketika menatap Chelsea, setelah seharian bekerja sebagai ibu rumah tangga di rumah mewah nya. "Chelsea, aku ingin bertanya padamu dengan serius, apakah kamu benar-benar mencintai keluarga ku dan status mu sebagai istri di rumah ini?" tanya Edo dengan nada seriusny