"Ya, aku adalah utusan ibu dan ayahmu. Mereka berpesan agar aku menjagamu dengan baik, menghormati, menghargai, menyayangi dan mencintaimu dengan baik menggantikan keduanya yang tidak bisa menemuimu sekarang." Kata Elroy panjang lebar, setiap kata katanya jelas. Nadanya tenang dan tidak tergesa gesa. Seperti menceritakan sebuah cerita indah untuk Rhea."Benarkah?" Senyum Rhea mengembang, senyum yang sangat indah membuat jantung Elroy berdebar. Wajah Rhea yang kemerahan dengan mata yang berair. Elroy mengecup setiap jengkal wajah Rhea dengan penuh kasih sayang.Mulai dari dahi, kedua mata Rhea, pipi dan hidung juga bibir. Rhea bersandar dalam pelukan Elroy dan perlahan terlelap. Ketika Elroy mendengar nafas stabil Rhea, baru kemudian ia bisa menghela nafas lega.Memeluk Rhea, ia juga menyandarkan dirinya pada sandaran sofa. Menutup matanya yang lelah dan perlahan ikut terlelap mempertahankan posisi yang tidak nyaman itu agar tidak mengusik Rhea yang tertidur.Ketika keduanya tertidur,
Rhea melihat jam dinding, namun ia tidak dapat melihat dengan jelas sudah jam berapa itu. Mengambil kaleng bir lainnya dan menyesapnya. Menyadari kaleng bir itu sudah kosong, ia membuka yang baru.Rhea melanjutkan minum seorang diri sementara sahabatnya sudah terlelap di atas sofa. Rhea bahkan mengabaikan suara dering telepon di sampingnya. Yang tidak diketahui Rhea, di sebuah mobil bisnis yang terparkir di luar studio game milik Rhea. Elroy menatap handphone nya dengan sorot mata yang dingin dan menusuk.'Apa wanita ini sudah lupa bahwa ia sudah punya suami? Masih belum pulang juga?' Gumam Elroy kesal dalam hatinya. Ia menatap lantai atas studio game itu dan melihat lampu kantor Rhea masih menyala."Tuan, apa kita akan pulang?" Supir bertanya dengan hati hati, melihat ekspresi Elroy yang nampak suram. Ia ingin pulang ke rumah lebih cepat malam ini.Elroy melirik sang supir dan seketika membuat supir itu menutup mulutnya dan menegakkan punggungnya dengan patuh.'Istriku masih ada dis
"Tidak, kamu tidak bisa menjadi ibu tiriku!" Ucap Chloe sekali lagi dengan tiba tiba yang membuat Rhea sekali lagi merasa tersentak. Sebelumnya sahabatnya ini ingin dia menjadi ibu tirinya namun detik berikutnya tidak ingin. Apa sebenarnya yang ia maksud. Rhea bertanya tanya sendiri dalam hatinya. "Jika sahabatmu tiba tiba menjadi ibu tirimu, pasti sangat tidak nyaman. Jadi aku tidak mau, apalagi memanggil sahabat dengan sebutan ibu." Ucap Chloe dengan penuh perasaan rumit. Rhea menghela nafas, beruntung ia tidak menceritakan tentang fakta bahwa kekasih, suami, dan sugar daddy di mulut Chloe adalah ayahnya sendiri."Baiklah, terserah apa katamu." Ucap Rhea tak berdaya sambil membelai kepala Chloe lembut. Namun, pada saat ini tiba tiba ia mendapatkan tatapan penuh keanehan dari sorot mata Chloe."Kenapa kamu tidak bertanya tentang apa yang baru saja aku katakan? tentang ayah kandungku atau ibuku? Kamu juga tidak terkejut, apa kamu sudah mengetahuinya?" Tanya Chloe penuh selidik. Rhea
"Rhea, kamu sudah menikah?" Chloe bertanya dengan ragu, nada suaranya sedikit gemetar dan sedikit kosong.Rhea mengalihkan perhatiannya dan melihat Chloe sedang menatap jarinya. Seketika Rhea merasa jantungnya hampir berhenti berdetak. Menatap Chloe dengan penuh permintaan maaf."Maaf aku menyembunyikannya darimu." Ucap Rhea dengan penuh rasa bersalah. Chloe terdiam cukup lama kemudian berkata dengan suara sedih."Setidaknya beritahu aku, apa kamu takut aku akan menghalangi pernikahanmu? Kamu menikah dengan siapa?" Tanya Chloe dengan wajah sendu, saat ini ia menatap rhea dengan tatapan yang tenang dan sorot mata yang dalam. Sama sekali berbeda dengan Chloe yang selalu tersenyum cerah.Rhea tahu bahwa Chloe sedang sangat marah sekarang. Bukan karena dia menikah tiba tiba, tapi karena Rhea tidak memberitahunya tentang hal sebesar ini."Chloe, aku tidak bermaksud menyembunyikannya darimu. Hanya saja dia tiba tiba menikahiku. AKu belum sempat menceritakannya padamu" Jelas Rhea tersenyum s
Studio New World. Di dalam sebuah studio yang tidak terlalu besar itu kelompok karyawan menunjukkan profesionalitasnya di bidang pekerjaan mereka masing masing. Suara ketukan demi ketukan keyboard terdengar dimana mana, suara mesin printing yang tak terhenti, juga suara diskusi yang tanpa akhir. Sejak pukul delapan pagi, suasana kantor sudah sangat ramai. Apalagi baru saja mereka menerima pemberitahuan bahwa presiden mereka baru saja pulang setelah melarikan diri ke luar negeri. Sudah tersebar kabar mengenai Rhea, siapa dia dan bagaimana dia. Mereka percaya diri dengan kemampuan mereka disisi lain mereka juga penasaran akan kejeniusan Rhea yang di sebut sebutkan. Rhea mengenakan mantelnya berjalan masuk dan diikuti oleh Chloe. Keduanya tampak membicarakan beberapa hal terkait dengan perusahaan. Begitu Rhea memasuki pintu, ia melihat tempat familiar ini telah dipenuhi oleh suasana yang asing. Kelompok karyawan itu juga mengalihkan perhatian mereka dan menatap Rhea dengan rasa horm
Siang hari pada hari yang baru. Matahari bersinar terang di atas langit biru. Rhea dan Elroy baru saja turun dari jet pribadi Elroy yang baru saja mendarat di bandara kota. Melihat suasana yang familiar, udara yang familiar tentunya juga pemandangan yang familiar. Rhea meregangkan tubuhnya dan menggeliat, menyipitkan matanya dengan gembira. "Akhirnya kembali juga!" Ucap Rhea sambil meraih lengan Elroy dengan mesra. Keduanya saat ini mengenakan pakaian couple. Elroy mengenakan celana cargo hitam panjang dan sweater putih dengan bordiran hitam wajah Rhea di dadanya. Sementara Rhea mengenakan celana cargo putih panjang dan sweater hitam dengan bordiran putih wajah Elroy. Tentu saja pakaian ini dipesan secara khusus oleh Elroy. Pengerjaannya Dilakukan oleh tim terbaik dan oleh bahan bahan terbaik. Nyaman digunakan dan tidak gatal. Waktu dalam hitungan bulan juga berlalu, musim gugur sudah terlewati dan kini memasuki musim dingin. Meski keduanya mengenakan sweater, rasa dingin itu masi