Share

Bab 12 Tak Di Hargai

"Caca duduk di sini dulu ya, ibu mau bersihkan dapur. Kalau nanti ayah pulang, terus rumah masih kotor, ayah akan memarahi ibu. Jadi Caca main sendiri dulu ya."

Setelah mendapat anggukan dari Caca, aku langsung menurunkannya dari pangkuan dan menuju dapur. Aku berdiri di pintu. Kepala menggeleng melihat pekerjaan yang harus diselesaikan. Mencuci piring, mengepel rumah, dan memasak untuk makan siang.

Mungkin pekerjaan rumah tidak akan terasa berat jika aku hanya mengurus keluarga kecilku. Tetapi jika dijadikan pembantu di Rumah mertua, rasanya sungguh sangat berat. Apalagi diam-diam aku bekerja mencari nafkah. Ya, aku selalu meluangkan waktu siang sampai jam empat sore untuk menulis. Selain karena waktu itu aku tidak sibuk mengurus rumah, semua orang juga jarang ada di rumah. Tetapi meskipun ada orang di rumah, aku juga sering menyempatkan untuk menulis. Kebetulan aku menulis menggunakan handphone, sehingga tidak menaruh curiga di banyak orang jika aku sering memegang handphone dalam w
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status