Share

Emosi (Berliana POV)

Author: Nada Qotrun
last update Last Updated: 2023-05-10 09:56:05

Seusai balik ke rumah usai pertemuannya dengan sang sepupu, membuat Berliana kepikiran sesuatu. Ada yang mengganjal di hatinya, dan itu membuatnya gelisah sepanjang perjalanan.


  Niatnya Berliana akan mampir sebentar ke perusahaan, mengingat sudah lama Berliana tidak melihat langsung kondisi di sana. Apalagi sejak dia memutuskan berhenti menjabat, dan memercayakan perusahaan sepenuhnya kepada Abiyan, Berliana mulai jarang mengurusi masalah pekerjaan.


  Tapi mood Berliana sudah kacau saat Sania berkata seperti itu. Iya Sania, dia merupakan sepupu dekat dengan Berliana. Dan di antara semua keluarga, bisa dibilang Sania yang paling dekat dengan dirinya.


  Perkataan Sania di akhir membuatnya kepikiran sampai sekarang. Apa yang dikatakan Sania tidak ada yang salah, justru Berliana membenarkan semuanya. Namun, ada satu yang sulit Berliana terima.


  Yaitu, kenyataan jika saja suaminya punya wanita lain di belakangnya. Ini tidak menutup kemungkinan.


  Mengingat Abiyan adalah anak yang—ya begitulah. Berbakti kepada ibunya, apalagi dia hidup sejak kecil tanpa adanya sosok ayah. Jelas dia pasti menyayangi Tari. Dan—yang Berliana takutkan adalah, apa yang dikatakan oleh Sania.


  'Bisa aja Abiyan terhasut sama ibunya. Apalagi ibunya gak suka sama lo, pasti dia jadi provokator biar anaknya gak sama lo lagi.'


  'Kalau mereka gak bisa lepas dari lo seperti apa yang lo katakan tadi. Mertua sama ipar lo bisa hasut Abiyan buat selingkuh sama wanita lain.'


  Ucapan itu terngiang-ngiang di kepala Berliana seperti kaset rusak. Dia yang semula baik-baik saja, menjadi kepikiran dan berakhir overthinking. Karena yang dikatakan Sania juga tidak salah.


  Tari membencinya, Tari juga pernah berkata kalau tidak ingin mempunyai menantu seperti Berliana.


  Ah, ini gila. Kepala Berliana terasa berat, dia tidak bisa berpikir apapun untuk saat ini. Yang ada di kepalanya hanyalah ucapan Sania dan rasa khawatir yang entah dari mana usulnya.


  ***


  "Kamu udah makan belum?" tanya Abiyan pada sang istri.


  "Udah tadi."


  "Tadi katanya kamu mau ke kantor sayang. Padahal udah aku tunggu, niatnya mau ajak kamu makan siang bareng."


  Abiyan menaruh tas kerjanya di atas sofa yang ada di kamar. Dia beranjak mendekati Berliana yang sejak tadi asik dengan ponselnya.


  "Sayang," panggilnya.


  "Kamu lagi apa? Kayaknya sibuk banget, lagi balas chat nya siapa sih?" tanya Abiyan, ikut naik ke atas ranjang dan mendempetkan tubuh nya pada tubuh sang istri.


  Pria itu ikut melihat apa yang dilakukan istrinya. Hanya berbalas chat biasa dengan temen dan—ah di baris chat teratas ada nama 'mama' yang artinya Berliana baru saja bertukar pesan dengan ibunya.


  "Besok hari Minggu, gimana kalau kita ke Makassar? Udah lama kita enggak berkunjung ke rumah orang tua kamu. Mau enggak?" tawar Abiyan, pria itu tiba-tiba saja mengajak Berliana untuk ke Makassar. Biasanya saja sibuk dengan pekerjaan.


  "Tumben mas? Gak sibuk sama urusan kantor? Katanya lagi ada project besar. Lain kali aja kita ke Makassar."


  "Ya gapapa dong. Kita bisa ke Makassar besok, nginep sehari dua hari gitu. Kalau iya aku pesankan tiket pesawat sekarang juga."


  "Pekerjaan kamu gimana?"


  Abiyan tersenyum, "Aku bukan kamu yang bekerja sampai lupa waktu. Lagian kita cuma beberapa hari aja kan di sana, ya sekalian liburan berdua gitu."


  Berliana menghembuskan napas panjang, sudah lama juga dirinya tidak berkunjung ke kediaman kedua orang tuanya. Terakhir kali itu 3 tahun yang lalu, dan seterusnya Berliana hanya berkomunikasi via telepon, itupun jarang. " Terserah deh, yang penting ini bukan aku ya yang paksa kamu buat ke Makassar."


  "Iya sayang."


  ***


  [ Namanya Dina, cantik ya? Dia lebih cocok bersanding sama Abiyan, dia anaknya sopan, baik juga gak neko-neko.]


  Emosi Berliana tak terkontrol kala membaca pesan yang Tari kirimkan padanya. Dia tak habis pikir, terbuat dari apa hati sang ibu mertua. Berliana rasa, disini Tari lah yang salah dan bukan dirinya. Tari gagal menjadi ibu sekaligus mertua, bukan Berliana yang gagal menjadi istri sekaligus menantu.

 "Maksud ibu kamu itu apa sih mas. Siapa itu Dina, ada hubungan apa kamu sama dia hah?"


  "Gak ada, aku enggak ada hubungan apa-apa sama dia. Kamu tahu sendiri kan ibu itu seperti apa, jadi jangan di pedulikan apapun yang ibu perbuat." Abiyan mencoba meredakan amarah Berliana.


  Gawat juga, ibunya sudah ikut campur terlalu dalam dan sekarang berani memperkenalkan Dina kepada Berliana. Abiyan sampai tidak habis pikir.


  "Gak di pedulikan gimana sih kamu mas. Ibu kamu sendiri loh yang jelas-jelas kenalin wanita lain ke aku dan bilang kalau kamu lebih cocok sama wanita itu ketimbang aku. Gimana aku bisa diam? Kamu gak ingat dulu aku bilang apa? Sekali lagi ibu kamu ganggu rumah tangga kita, aku gak akan tinggal diam!" teriak Berliana meluapkan semua emosinya.


  Dia kesal dan gregetan dengan ibu mertuanya, ingin rasanya Berliana mendatangi wanita tua tersebut dan melakukan tindak kekerasan. Mengingat tangan Berliana sudah gatal, ingin membalas semua perilaku Tari padanya.


  "Iya aku tahu, aku minta maaf mewakili ibu. Aku bisa jelasin, Dina itu bukan siapa-siapa, lagian kenapa sih kamu marah-marah kayak gini. Kamu istri aku, yang penting itu kan?"


  Ah seperti terhantam batu besar, rasanya Berliana ingin berteriak dihadapan suaminya.


  "Bodoh apa gimana sih kamu? Disini aku enggak cari pengakuan aku istri kamu atau bukan. Yang aku permasalahkan itu ibu kamu, lancang banget sih dia udah kelewatan loh ikut campur rumah tangga kita. Lagian kamu belum jawab kan, Dina itu siapa? Kamu kenal? Hubungan kamu apa dengan dia hah? Sampai ibu kamu bilang kamu lebih cocok sama dia ketimbang aku."


  Abiyan menyugar rambutnya ke belakang. "Aku gak punya hubungan apa-apa sama dia. Kita—ah—iya kita emang dulu punya hubungan, tapi itu udah berakhir sejak lama. So, jangan pertanyakan lagi tentang wanita itu dan aku akan datangi ibuku sekarang juga. Okey? Jangan emosi lagi, aku mohon." nada suara Abiyan berubah drastis. Antara kesal dan tidak tahu harus berbuat apa.


  Tari keterlaluan, bagaimana bisa memperkenalkan Dina kepada Berliana.


  "Oh jelas, kamu harus datangi ibu kamu. Suruh dia minta maaf sama aku sekarang juga! Gak pantas dia chat aku kayak gitu, keterlaluan dan kelakuannya gak sekali dua kali ikut campur rumah tangga kita."


  "Iya."


  "Persetan dia ibu kamu atau mertua aku, intinya aku mau ibu kamu minta maaf ke aku atas kesalahan yang baru aja di perbuat!"


  Berliana menggelap, sebelum dia yang bertindak, lebih baik Abiyan dulu yang turun tangan. Sebab Berliana tak yakin, semua akan baik-baik saja jika dia yang membalas perbuatan Tari.


  "Aku tetap minta penjelasan kamu tentang wanita itu." ucap Berliana, menuntut penjelasan. Matanya tak lepas dari wajah suaminya.


  "Siapa Dina, hanya itu yang perlu kamu jelaskan!"


***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Juga Bisa Selingkuh, Mas!   Aku Bahagia?

    Berliana duduk di ruang tamu, merenungkan perjalanan panjang yang telah dia dan Abiyan lalui beberapa waktu dalam memperbaiki rumah tangga mereka. Beberapa bulan terakhir ini, mereka berhasil menyelesaikan masalah-masalah mereka dan merasa hubungan mereka semakin membaik setiap harinya. Berliana merasa tenang dan bahagia jika terus seperti ini. Ya, Berliana harap ini akan bertahan dengan waktu yang lama.Berliana tersenyum puas, ketika melihat suaminya datang menghampirinya, “Mas, akhir-akhir ini rasanya rumah tangga kita semakin harmonis. Aku merasa tenang dan bahagia.”Abiyan duduk di sebelah Berliana, merangkul pinggang wanita itu, “Iya, aku juga merasakannya. Ini adalah hasil dari kerja keras kita bersama dan tekad kita untuk memperbaiki hubungan kita. Aku sangat senang melihatmu bahagia, sayang.”“Terima kasih, mas. Aku benar-benar merasakan perubahan dalam hubungan kita. Dan yang terpenting, tidak ada lagi gangguan dari ibu dan adik-adikmu. Rasanya lebih intim dan kita bisa foku

  • Aku Juga Bisa Selingkuh, Mas!   Quality Time

    Abiyan dan Berliana duduk di balkon kamar mereka, sinar matahari senja menerangi wajah mereka yang penuh harapan. Setelah melewati beberapa masalah rumah tangga, mereka memutuskan untuk mulai menyelesaikan konflik mereka dan berniat untuk menjadi lebih saling terbuka lagi.Ya, setelah pergulatan sebagaimana suami istri lakukan, Abiyan membuka topik pembicaraan yang mengarah pada masalah yang menimpa mereka beberapa waktu lalu.Awalnya Berliana tidak ingin membahas hal itu dan memutuskan akan mencari tahu sendiri. Lagipula dia tidak puas dengan jawaban yang suaminya berikan.Tapi, pagi itu Abiyan memberikan janji bahwa sepulang dia dari kantor, dia akan menyelesaikan semua masalahnya dengan Berliana. Mau bagaimana lagi, Berliana membuka pintu, mengizinkan bila pria itu ingin menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka berdua.Abiyan menggenggam tangan Berliana dengan erat, “Sayang, aku ingin kita mulai mengatasi masalah kita dengan lebih jujur. Aku merasa kita perlu menjadi lebih terb

  • Aku Juga Bisa Selingkuh, Mas!   Suami Kamu Punya Selingkuhan Ya?

    “Tumben lo ngajak gue keluar? Lagi ada masalah ya?”“Gak juga sih. Ya gue cuma pingin aja keluar. Kenapa? Lo keberatan ya Lin?”“Hooh sepertinya. Hahaha.”Mereka berdua terlibat obrolan singkat, sampai pada Sania yang menyinggung persoalan rumah tangga sahabatnya. Berliana.“Gimana masalah lo sama Abiyan? Aman kan?”“Iya. Kemarin kita baikan, dan dia juga udah minta maaf buat kesalapahaman antara kita.”“Ya okelah kalau gitu.”Berliana memperhatikan raut wajah Sania, yang seolah ragu dengan ucapannya sendiri.“Kenapa San?”“Gapapa, emangnya kenapa?”“Lo kayak gimana gitu pas dengar gue udah baikan sama Abiyan. Kenapa?”Yap, tepat sekali. Berliana sangat pintar membaca ekspresi wajah, apalagi Sania yang tidak pandai menyembunyikan mimik wajahnya.“Hmm gimana ya Lin. Gue bingung mau ngomongnya.”“Bingung kenapa?” tanya Berliana. Wanita itu dibuat penasaran dengan perkataan Sania.“Hmm, sorry nih ya. Tapi, suami kamu punya selingkuhan?”***Atas dasar apa Sania bertanya seperti itu.Sani

  • Aku Juga Bisa Selingkuh, Mas!   Aku Cinta Kamu Mas!

    Berliana duduk di balkon kamar, menatap ke luar dengan wajah penuh kecemasan. Dia merasa sangat sedih dan takut kehilangan Abiyan. Mereka baru saja berbicara dan mencoba menyelesaikan masalah rumah tangga mereka yang sempat terguncang masalah.Abiyan masuk ke kamar dengan wajah yang agak tegang. Dia merasa sangat lega bisa membicarakan masalahnya dengan Berliana, tapi masih ada kekhawatiran di hatinya.Dia berjalan mendekati Berliana dan memegang merangkulnya dari arah belakang."Sayang, aku minta maaf atas semua masalah yang terjadi di antara kita. Aku mencintaimu dan tidak ingin kehilanganmu." ungkap Abiyan. Pria itu menarik tubuh sang istri, di peluknya dengan erat.Berliana menatap Abiyan dengan wajah bingung, namun juga merasa lega dan bahagia mendengar perkataan Abiyan.“Aku juga mencintaimu, mas. Dan aku merasa sangat bersyukur bahwa kita bisa bicara dan menyelesaikan masalah kita.”Ya, tadi pagi sekitar pukul 7. Abiyan sudah balik dari luar kota dan langsung menemui Berliana u

  • Aku Juga Bisa Selingkuh, Mas!   Flashback (satu)

    Suasana pagi di rumah Ibu Abiyan, begitu terasa tenang. Abiyan duduk di ruang tamu sambil sesekali membaca email yang masuk dan mengerjakan proposal perusahaan. Rencananya ia akan balik ke Jakarta hari ini dan meluruskan semua masalahnya dengan Berliana yang semakin merambat kemana-mana.Abiyan juga sudah berbicara dengan ibu dan ketiga adiknya. Menegaskan kepada mereka, bahwa tak seharusnya mereka memperlakukan Berliana seperti itu.Abiyan juga mengungkit-ungkit kehidupan mereka dulu, yang serba kekurangan. Tapi setelah dirinya menikah dengan Berliana, wanita itu mengangkat derajat keluarga Abiyan. Abiyan mengingatkan hal itu, agar keluarganya juga menyadari seberapa berjasanya Berliana bagi kehidupan mereka.Saat sibuk membaca email yang masuk, tiba-tiba bel pintu berbunyi. Sedangkan tak ada orang di rumah, Ibunya pergi entah kemana dan adik-adiknya sejak tadi tidak keluar dari dalam kamar. Mau tak mau Abiyan lah yang membukakan pintu untuk tamu. Tapi saat membuka pintu, Abiyan ter

  • Aku Juga Bisa Selingkuh, Mas!   Merampas Hak Milik Berliana

    Berliana duduk di ruangan HRD. Ia memperhatikan sekitar dan tatapannya kembali terpusat pada satu map yang berisi laporan keuangan perusahaan selama setahun terakhir. Empat orang duduk dihadapan Berliana, meliputi HRD, kepala staf keuangan, karyawan dan Anastasia yang merupakan sekertaris pribadi suaminya."Sesuai yang ibu minta, ini laporan keuangan perusahaan selama setahun terakhir.""Boleh di jelaskan?""Baik Bu."Rasanya oksigen di ruangan ini semakin menipis, Berliana ketakutan sendiri dengan apa yang akan dia dengar setelah ini. Kebohongan apa lagi yang akan Berliana ketahui.Andai semalam tidak ada notifikasi dari bank, mungkin hari ini Berliana tidak akan ke perusahaan. Dan Berliana tidak akan se khawatir ini pada Abiyan."Tidak ada yang aneh selama setahun ini. Tapi dua tahun terkahir Pak Abiyan melakukan transaksi sebesar 3M untuk membeli rumah di daerah Jakarta Selatan. Lalu di bulan Januari ada pengeluaran sebesar 567 juta untuk pembelian tanah di daerah Bandung. Dan bebe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status