POV Mas Arif (kota)***Aku berusaha menghubungi Aliyah dan memohon agar dia bersedia memaafkanku. Namun, semuanya sia-sia, karena sekarang dirinya telah memiliki kekasih baru yang merupakan cinta pertamanya. Aku sangat sedih dan juga kecewa, ternyata istri yang dulu sangat mencintai dan menghormati suaminya, kini benar-benar sudah berpaling.Jika aku tidak mudah percaya pada Alexa kala itu, mungkin saat ini pernikahanku dengan Aliyah pasti masih baik-baik saja. Sungguh, diri ini sangat merindukan sosok baik dari wanita tersebut. Sekarang hati ini baru menyadari betapa bersyukur dan beruntungnya memiliki istri seperti Aliyah. Dia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk suami.Sangat jauh berbeda dengan Alexa, perbandingan mereka bagaikan bumi dan langit. Aliyah adalah istri yang sangat penurut juga sabar. Selalu melakukan sesuatu dengan pertimbangan. Tidak pernah membantah keinginan suami, karena dirinya selalu berkata bahwa surga ada di bawah telapak kaki pendamping hidupnya.Se
POV Mas Arif (kota)❤❤❤❤❤❤Sebulan telah berlalu semenjak kepergian Aliyah, kini aku lebih sering menyendiri dan menyesali semua yang pernah aku lakukan pada wanita itu. Aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentangnya, dia seolah-olah hilang dan tidak ingin mengingat semua kenangan yang terjadi di antara kami.Aku sering menemui Kak Radit untuk menanyakan kabar tentang adiknya, tapi sang mantan kakak ipar tersebut tidak bersedia memberikan info tentang Aliyah. Tidak ada lagi yang dapat kulakukan selain berharap terjadinya keajaiban dalam hubungan kami. Semua anggota keluarganya berusaha menghindariku.Sampai saat ini aku masih sangat heran, kenapa Aliyah harus pergi meninggalkan kota ini? Bagaiman dengan hubungan bersama sahabat masa kecilnya? Kenapa laki-laki itu membiarkan Aliyah pergi? Jika benar dia mencintai wanita tersebut, dirinya tidak mungkin membiarkan perempuan yang disayangi terpisah jarak jauh dengannya.Hari ini Minggu, aku akan menemui laki-laki yang namanya sama persi
POV Mas Arif (Kota)*** Hari ini aku tidak sengaja bertemu dengan Alexa. Dia bersama anak dan laki-laki yang sudah lama menjalin hubungan dengannya. Wanita itu bersikap sangat biasa, seolah-olah tidak ada rasa penyesalan karena hubungan kami sudah berakhir dengan sebuah peceraian. Ia mengembangkan senyuman.Putranya yang dulu aku anggap sebagai darah daging sendiri, juga menunjukkan sikap seperti orang yang tidak mengenaliku. Dia sangat hebat menyesuaikan diri dan situasi. Apa mungkin Alexa sudah mengajarai anak kecil itu agar tidak mendekatiku. Jika seperti itu adanya, wanita itu benar-benar ahli dalam segala bidang.Cinta yang dulu kuberikan untuk Alexa, tidak berarti sama sekali, dia dengan santai menunjukkan kemesraan dengan laki-laki lain di depanku. Betapa sia-sianya diri ini telah mengorbankan perasaan untuk wanita seperti Alexa, dia tidak pantas menerima cinta dari laki-laki yang dulu berharap banyak padanya.“Masih sendiri, ya?” Pertanyaan itu dilontarkan Alexa padaku.“Buka
POV Mas Arif (Kota) *** Aku tidak tahu siapa yang telah mengirim pesan, tapi hati dan perasaan ini semakin tidak tenang memikirkan Aliyah. Aku segera menghubungi nomor itu, tapi tidak aktif. Kenapa tiba-tiba tidak terhubung? Siapakah pemilik nomor tersebut? Tanpa menunggu lebih lama, aku menekan nomor ponsel Kak Radit, semoga dia dapat memberikan petunjuk. “Assalamu’alaikum.” Terdengar ucapan salam dari ujung telepon. Rasanya sangat bahagia karena Radit bersedia menerima teleponku. “Wa’alaikumsalam, Kak, maaf ganggu malam-malam.” “Ada apa?” “Ada nomor yang masuk ke ponselku, dan aku tidak mengenali nomor itu. Isinya memintaku untuk menolongnya. Apa mungkin itu nomor Aliyah?” Aku hanya menduga. “coba sebutin nomornya,” pinta Kak Radit. Aku pun mengaktifkan pengeras suara agar dapat melihat nomor yang telah mengirim pesan. Aku berharap agar si pemilik nomor itu akan tetap baik-baik saja. Setelah menyebutkan dua belas angka tersebut, Kak Radit memberikan jawaban yang mengejutkan.
POV Mas Arif (Kota)***Aku sudah tiba di kota tempat tinggal Aliyah. Rasanya sudah tidak sabar ingin segera ke rumah suaminya, tapi niat itu aku urungkan. Aku memilih untuk mencari penginapan terlebih dahulu untuk beristirahat sejenak. Sebaiknya terlebih dahulu harus menyusun rencana agar sesuai dengan harapan.Setelah tiba di hotel terdekat dari bandara, aku langsung menghempaskan tubuh. Namun, aku masih sangat penasaran dengan dendam yang diucapkan Kak Radit. Tadi dia belum sempat menjelaskan semuanya karena aku harus buru-buru naik pesawat.Ini adalah saat yang tepat untuk menghubungi kembali mantan kakak iparku. Aku harus menggali informasi lebih lengkap untuk mengetahui apa yang terjadi dalam keluarga Kak Radit. Kenapa kakak sepupu Alexa menikahi Aliyah? Apakah semua ini ada hubungannya dengan rencana dari mantan istri ke duaku?“Assalamu’alaikum, Rif.” Kak Radit memberikan salam dari seberang.“Wa’alaikumsalam, Kak. Maaf, aku nanya tentang dendam yang tadi Kakak ucapkan. Dendam
POV Mas Arif (Kota)***Malam telah tiba, aku pun kembali memantau keberadaan Aliyah, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa penghuni rumah itu akan ke luar. Aku mengamati rumah tersebut dari kejauhan supaya tidak ada yang mencurigakan. Aku sengaja menyewa taksi online untuk memudahkan mejalankan rencana ini.Setelah menunggu hampir satu jam, aku melihat satu unit mobil keluar dari pintu gerbang, tapi tidak tahu siapa yang berada di dalam kendaraan roda empat tersebut. Aku melihat ke arah kamar tempat Aliyah melambaikan tangan tadi sore, semuanya gelap, tidak ada penerangan.Aku merasa aneh melihat istana sebesar itu, seperti memberikan kesan yang menyeramkan. Perasaan saat berada di dekat rumah itu terasa aneh, sepi dan hening. Semuanya bak teta-teki yang harus diselesaikan dengan penuh hati-hati. Aku mencoba kembali menemui penjaga rumah tersebut, dia sedikit terkejut melihat keberadaanku. Mungkin dia merasa aneh karena melihatku kembali berdiri di hadapannya. Laki-laki itu menunjukkan t
POV Alexa***Awalnya aku sangat mencintai Arif, kami pernah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama beberapa tahun. Namun, apa yang telah kami rencanakan akhirnya kandas setelah diriku bertemu dengan Danny, yang merupakan ayah dari anakku. Danny adalah laki-laki yang bekerja di perusahaan orang tuaku kala itu. Pertemuan kami berawal dari saat aku berkunjung ke perusahaan Papa. Dia terlihat lugu dan polos, tidak ada yang menarik dari pria tersebut. Jika dibandingkan dengan Arif, sangat jauh berbeda.Namun, karena perhatian yang diberikan padaku, akhirnya hati ini luluh dan mulai mengagumi sikapnya. Aku pun secara diam-diam menjalin hubungan dengan laki-laki itu tanpa sepengetahuan Arif yang masih berstatus sebagai kekasihku. Ternyata Danny merupakan karyawan kepercayaan Papa.Aku semakin yakin kalau Papa pasti akan menyetui hubunganku dengan Danny, tapi ternyata salah. Laki-laki itu sangat marah setelah mengetahui status yang terjalin dengan Danny kala itu. Akhirnya aku dan
POV Alexa***Apa yang kuharapkan akhirnya menjadi kenyataan. Setelah beberapa bulan kemudian, Arif dan Aliyah resmi bercerai. Aku merasa sangat bahagia karena menjadi istri satu-satunya untuk laki-laki itu. Namun, ternyata perceraian mereka tidak membuat Arif sepenuhnya memberikan cintanya untukku.Dia masih saja menceritakan Aliyah saat berdua denganku. Padahal selama ini aku sangat yakin kalau Arif hanya mencintaiku seorang. Oleh karena sikapnya yang masih sulit untuk melupakan sang mantan istri pertamanya, membuatku merasa jenuh jika berada di rumah. Aku akhirnya lebih sering menemui Danny.“Sekarang kamu baru percaya kalau hanya aku laki-laki yang setia mencintaimu.” Danny menggenggam jemariku.“Ternyata aku salah menilai Arif. Aku menyesal telah membuka hati kembali untuknya.” “Makaudnya apa, Sayang? Kamu mencintai laki-laki itu?” Danny terkejut mendengar ucapanku.“Aku minta maaf. Setelah kembali bertemu dengannya, rasa itu kembali tumbuh. Tapi sekarang aku sadar bahwa ternyat